Rabu, 30 Juli 2014

Kesesatan Syiah

Di Kutip Dari Situs LPPIMakassar.Com

Ayatollah Khomeini, Sang Diktator Bengis Zaman Modern

Kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang yang dianggap suci di mata pengikutnya–yang sufaha—tidak mudah diketahui oleh orang lain. Namun karena kejahatan adalah ‘bangkai busuk’ maka serapi apa pun dalam menyembunyikan bangkai kelak akan tercium juga. Selalu saja ada manusia-manusia yang terlahir dengan tingkat keingin-tahuan akan segala hal (couriously) yang tinggi, di antara mereka ada yang berani menulis lalu mengekspos jejak para pemimpin yang diktator, zalim, bengis, ambisius, tiran, dan sejenisnya.

Namun ada pula pemimpin yang secara umum hingga kini tetap dianggap suci-bersih dari segala noda dan tingkah laku durjana, hingga menjadikan dirinya panutan hampir sepanjang masa. Menariknya, pemimpin tersebut, lama kelamaan, boroknya tersingkat sedikit-demi sedikit hingga pada tahap tertentu kebejatannya tersaji dengan sempurna.

Buku karya Emdievi Y.G. Alejandro, dengan judul “41 Diktator Zaman Modern; Mengejar Ambisi, Menuai Tragedi, Cetakan ke-I; Visimedia: Jakarta, 2007” adalah menarik dan menakjubkan untuk ditelaah isinya. Betapa tidak, salah satu diktator terkejam di era modern ini justru berasal dari ‘manusia suci’ bagi aliran (agama?) Syiah. Diktator kejam nan bengis itu adalah Ayatullah Khomeini dengan julukan oleh pengikut sesatnya “Ruhullah”, ia disejajarkan dengan Adolf Hitler (1889-1945) sang Fuhrer Jerman atau Alfredo Stroessner (1912-2006) sang diktator Paraguai, hingga Idi Amin (1924-2003) sang Penjagal dari Uganda, serta Pol Pot (1928-1998) penguasa Kamboja yang kebengisannya susah diutarakan dengan kata-kata.  

Dengan membaca judulnya saja, sudah barang tentu pembaca akan terbayang isinya. Secara gamblang, buku ini mengupas sepak terjang kebengisan Khomeini pada halaman 24-29. Pembahasannya dimulai dengan riwayat singkat dan diakhiri dengan meninggalnya sang Imam Syiah pada bulan Juni 1989. Tentu saja tulisan ini tidak begitu mendalam karena 40 tokoh kejam lainnya akan pembaca nikmati dalam buku setebal 212 halaman ini, namun dengan bahasa lunak dan materi yang padat, sudah cukup bagi pembaca untuk menarik benang merah di setiap ulasan. Tentang Khomeini, dapat Anda baca dalam catatan singkat saya berikut ini, tentunya berpedoman pada buku karya Alejandro. 

Ayatollah yang Bengis  

Ayatollah Khomeini, lahir 17 Mei 1900 di Khomeyn Iran.  Ia kemudian lebih masyhur dengan sebutan “Khomeini” sempena mengambil nama kampung kelahirannya di Khomeyn. Dengan ilmu yang dimilikinya, ia kelak diberi gelar sebagai “Ayatollah” yang menandakan sebagai seorang yang berilmu dan pemimpin keagamaan dalam agamanya. Pada tahun 1962-1963, Khomeini kerap melakukan perlawanan terhadap pemerintah Shah Iran yang menyebabkan terjadinya kekacauan anti-pemerintah dan akhirnya ia dipenjara selama setahun, kemudian diasingkan ke Turki. Tapi Khomeini akhirnya kembali ke kota suci para penganut Syiah, yakni Najaf, Irak. Di sana Khomeini sangat dihargai sebagai orang suci. Kaset-kasetnya yang berisi ceramah-ceramah diselundupkan ke rumah-rumah di Iran secara besar-besaran. Hal ini membuatnya menjadi pemimpin yang berpengaruh. Shah Iran akhirnya bertindak untuk mengasingkan Khomeini untuk kedua kalinya ke Paris.

Pada tahun 1978, demonstrasi meletus secara missal di jalan-jalan oleh segenap rakyat Iran yang bertujuan menggulingkan razim berkuasa saat itu, Shah Iran. Dan tepat pada bulan Januari, berkat kerjasama yang padu antara komponen masyarakat yang selama ini terzalimi, baik Ahlussunnah maupun Syiah,  rezim Shah Iran pun tumbang, dan ia akhirnya lari Ke Mesir. Perlu dicatat, bahwa tumbangnya Shah Iran, Reza Pahlevi bukan karena peran penting Syiah sebagai ideologi dan aliran, melainkan kolaborasi seluruh komponen masyarakat Iran yang selama ini terzalimi untuk bangkit dalam memerangi Shah Iran yang tiran. Sebagai segenap komponen masyarakat, di sana terdapat aliran sosialis, sekuler, Ahlussunnah, hingga Syiah, persis dengan reformasi yang terjadi pada tahun 1998 di Indonesia. Ketika seluruh komponen masyarakat bersatu padu untuk menggulingkan Presiden Republik Indonesia, Soeharto sebagai pencetus dan penguasa Orde Baru.

Kembali ke Iran. Saat Reza Pahlevi sebagai Shah Iran terguling dan lari terbirit-birit ke Mesir. Ayatollah Khomeini saat itu, dengan tenangnya, sedang menikmati hembusan angin sepoi-sepoi di Neuf-le-Chteu, sebuah wilayah pinggiran di kota Paris, Prancis, dan itulah momen yang selama ini ditunggu-tunggu Khomeini. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Dengan mempersiapkan segalanya, dua minggu kemudian, Khomeini kembali ke Iran dengan penuh kemenangan dan diakui oleh para pengikutnya sebagai seorang pemimpin tanpa ada pemilihan dan pemulihan. Selanjutnya bisa ditebak, ia pun mengukuhkan dirinya sebagai seorang pemimpin Negara dan agama sekaligus.

Dengan semangat revolusioner dan dorongan balas dendam yang kesumat. Khomeini lalu membentuk kelompok dari para rakyat sipil yang dipersenjatai lalu diperalat. Orang-orang sipil yang lengkap dengan senjata, punya semangat revolusi yang tinggi, dan tidak berilmu alias jahil selalu bersedia bergerak seperti remote control yang dipencet oleh Khomeini. Tentara gadungan itu diperintah oleh Ruhullah untuk membabat habis para sisa-sisa pendukung Reza Pahlevi dan, bahkan dikemudian hari, tentara Khomeini itu melakukan genosida (pembantaian missal) terhadap siapa pun yang tidak setuju dengan segala arahannya, tidak hanya itu, mereka yang  beda paham dalam agama pun direduksi as much as possible, termasuk para pengikut Ahlussunnah wal Jamaah, yang di era rezim Shah Iran masih dapat hidup nyaman dan berkembang, namun setelah Khomeini berkuasa, satu persatu mereka dihabisi, once and for all. Pilihan mereka: ikut Syiah dengan selamat atau tetap sebagai Ahlussunnah namun dikebiri. 

Selama lebih dari satu dekade, Khomeini dengan leluasa memperkuat aturan-aturannya. Semua kebijaksanaannya yang kejamnya melebihi kekejaman yang dilakukan Shah Iran, seperti membunuh ratusan pemberontak dan melakukan genosida terhadap aliran agama non Syiah (Sunni). Para menteri yang berkuasa juga diambil dari para ulama su’ Syiah, sementara itu, doktrin-doktrin pribadinya harus diajarkan di semua media dan sekolah sembari melakukan restorasi pada tubuh militer dan keamanan dengan menarik orang-orang yang lebih setia terhadap sistem yang dibuatnya.

Provokasinya pada Irak di tahun 1980 telah memicu terjadinya Perang Iran-Irak yang menelan korban jutaan jiwa manusia tak berdosa, padahal ini hanyalah sebuah ambisi pribadi yang tidak jelas. Dia menolak segala upaya damai yang ada, perang akhirnya hanya bisa dihentikan setelah Amerika ikut campur dengan menenggelamkan kapal-kapal perang Iran di Teluk Persia. Khomeini menganggap segala upaya gencatan senjata sebagai ‘lebih mematikan daripada minum racun’ padahal ia sendiri mengaku seorang muslim dan Irak adalah Negara Islam, sebuah kekonyolan yang susah dimengerti.

Pada masanya, dengan keadaan ekonomi yang menurun derastis dan hilangnya generasi muda Iran yang terkubur di medan peran ‘konyol’, rakyat Iran mulai bertanya-tanya, apakah Tuhan  tidak memberi berkah kepada revolusi mereka, karena yang terjadi justru Khomeini membawa bala’un azhim (musibah yang besar). 
 
Melihat keadaan itu, untuk menyatukan para pengikutnya, ia lantas mengeluarkan fatwa yang memerintahkan penulis buku “The Satanic Verses”,  Salman Rushdie, agar dihukum mati karena telah melecehkan Nabi Muhammad dan umat Islam. Triknya begitu ampuh menyihir para pengikut dan pendukungnya, bahkan  dengan lihainya ia menegaskan jika posisinya sebagai mufti mewakili  umat Islam seluruhnya, sejujurnya ini hanyalah akal-akalan Khomeini, buktinya, Salman Rushdie aman-aman saja. Dan tidak sedikit yang terkecoh, lantas mengidolakan sang diktator bengis zaman modern itu. Sejatinya, Ayatollah Khomeini, tak lebih dari seorang pemimpin ambisius yang melahirkan tragedi akidah dan kemanusiaan. Wallohu A’lam! (Ilham Kadir/lppimakassar.com)

Siapa Sebenarnya Khomeini ?

Siapa sebenarnya Khomeini. Tokoh yang sangat dipuja oleh rakyat Syiah Imamiyah Iran dan juga Hizbullah dengan Syed Hassan Nasrallahnya ini memiliki banyak kontradiksi. Di sini kita hanya melihat sisi-sisi seorang Khomeini dari sejumlah pandangan, sikapnya, dan juga tulisan-tulisannya. Inilah di antaranya:

Menindas Ayatollah Hasan Thabathaba’i
Khomeini merupakan tokoh pencetus teori “walayatul faqih. Karena menentang teori ini, maka Ayatollah Hasan Thabathab yang tinggal di Qum diperangi oleh Khomeini, seperti dilarang menggunakan pesawat telepon, dilarang menemui sahabatnya, saluran air dan listrik ke rumahnya di putus, juga tidak boleh menjalani pengobatan di rumah sakit jika dia menderita sakit. Hasan Thabathab menentang teori “Khomeinism” ini yang dianggapnya dapat menjadikan Khomeini seorang diktator, sebagai wali Allah. Saya tidak dapat menerima hal itu.


“Saya berpesan kepada semua ulama dan para cendekiawan bahwa segala apa yang terjadi di Iran dengan ‘Revolusi Islam’nya sebenarnya tidak ada kaitannya dengan agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, dan malah banyak bertentangan dengan nash-nash Qur’an yang sampai pada kita. Apa yang diperbuat Khomeini dengan pejabat-pejabatnya sebenarnya tidak ada hubungannya dengan Islam, ” tandas Ayatollah Hasan Thabathab (Naqdu Walayatil Faqih-Muhammad Maalullah, hal 27 & 28, 30 & 31)


Dikecam Dr. Musa Al-Musavi
Teori ‘Khomeinisme” atau “Walayatul faqih” juga mendapat kecaman dari Dr. Musa Al-Musavi, seorang cendekiawan Syiah Iran. Musavi berpendapat, “Walayatul faqih adalah satu bid’ah yang meyakini bahwa penguasa-penguasa merupakan wakil-wakil Imam Mahdi di zaman Ghaibah Kubra (Keghaiban Besar). Ide ini sesungguhnya berasal dari pemikiran huluhiyyah (inkarnasi) yang terdapat dalam dogma Kristiani yang meyakini bahwa Allah telah menjelma di dalam diri Al-Masih dan Al-Masih pula telah menjelma di dalam Paus. ”

Dr. Musavi juga mengatakan, “Konsep walayatul faqih bertentangan dengan nash al-Quran dan barangsiapa secara sengaja dan jelas menentang nash Allah, maka dia telah keluar dari Islam. ” (hal 73)

Walayatul faqih secara ringkas berarti bahwa seorang penguasa yang faqih bertindak sebagai wakil dari Imam Mahdi dalam memerintah rakyatnya yang sudah putus asa karena Imam Mahdi yang sejati tidak dating-datang juga. Jadi menurut konsep yang juga dikenal sebagai ‘Khomeinisme’ ini, seorang penguasa merupakan seorang ‘pejabat pelaksana’ Imam Mahdi (Khomeini, Al-Hukumah Al-Islamiyah, hal 74).


Khomeinisme
Ajaran dan`trend’ yang dibawa Khomeini merupakan satu pecahan baru dari aliran Syiah Imamiyyah Itsna Asyariyyah. Sebab itu dinamakan “Khomeinism”. Selain taqiyyah, Syiah Imamiyah juga meyakini secara akidah bahwa para Imam Dua Belas itu manusia yang maksum (terpelihara dari dosa besar dan kecil), sederajat dengan Rasulullah SAW. Khomeini berkata, ” Kita tidak dapat menggambarkan para Imam itu lupa dan lalai. ” (Al-hukumah Al-Islamiyyah, hal 91)


Dalam bukunya “Kasyful Asrar” (hal 114) Khomeini secara implisit mengatakan bahwa al-Qur’an yang ada sekarang telah diselewengkan karena tidak memuat nama para Imam Dua Belas. “Abu Bakar dan Umar telah banyak menyalahi hukum-hukum Allah. Mereka berdua telah banyak mempermainkan hukum-hukum Tuhan. Mereka telah menghalalkan dan mengharamkan dari pihak diri-sendiri. Mereka berdua telah melakukan kezaliman terhadap Fatimah dan anak cucunya” (Kasyful Asrar, hal 110).


Khomeini juga merupakan salah satu dari enam ulama Syiah yang telah mensahkan dan merestui kitab “Tuhfatul Awam” yang mengandungi doa supaya Allah melaknat Sayyidina Abu Bakar, Sayyidina Umar, dan pengikut-pengikutnya.


Tentang Mut’ah, nikah sementara, Khomeini menulis bahwa Mut’ah boleh dilakukan dengan perempuan Yahudi, Nasrani, Majusi, juga dengan para pelacur (Khomeini, Tahrirul Wasilah, jilid 2 hal. 292).


Inilah sebagian pemaparan tentang Khomeini dan Syiahnya.  Inilah bobroknya akidah syiah yang dapat merongrong dan menghancurkan agama Islam dari dalam. Untuk itu, kita sepakat tidak mengakui Syiah sebagai bagian dari Agama Islam.

DOKUMEN RAHASIA SYI’AH

بسم الله الرحمن الرحيم


(oleh: Addariny, di Madinah, 1 juni 2009)

Inilah DOKUMEN RAHASIA sekte syiah (baca: AGAMA SYI’AH), tentang misi (makar jahat) jangka panjang mereka (50 th), untuk menegakkan kembali dinasti persia yang telah runtuh oleh Islam berabad-abad lamanya, sekaligus membumi-hanguskan negara-negara Ahlus Sunnah, musuh bebuyutan mereka. 

Dokumen ini disebarkan oleh Ikatan Ahlus Sunnah di Iran, begitu pula majalah-majalah di berbagai negara ahlus sunnah, termasuk diantaranya Majalah al-Bayan, edisi 123, Maret 1998.

Karena naskah yang tersebar adalah naskah dalam bahasa arab, maka kami terjemahkan ke dalam bahasa indonesia, agar orang yang tidak mampu berbahasa arab pun bisa memahami isi naskah tersebut.

Sekarang kami persilahkan anda membaca terjemahannya:

((Bila kita tidak mampu untuk mengusung revolusi ini ke negara-negara tetangga yang muslim, tidak diragukan lagi yang terjadi adalah sebaliknya, peradaban mereka -yang telah tercemar budaya barat- akan menyerang dan menguasai kita.

Alhamdulillah, -berkat anugerah Alloh dan pengorbanan para pengikut imam yang pemberani- berdirilah sekarang di Iran, Negara Syiah Itsna Asyariyyah (syiah pengikut 12 imam), setelah perjuangan berabad-abad lamanya. Oleh karena itu, -atas dasar petunjuk para pimpinan syi’ah yang mulia- kita sekarang mengemban amanat yang berat dan bahaya, yakni: menggulirkan revolusi.

Kita harus akui, bahwa pemerintahan kita adalah pemerintahan yang berasaskan paham syi’ah, disamping tugasnya melindungi kemerdekaan negara dan hak-hak rakyatnya, kita juga wajib menjadikan pengguliran revolusi sebagai target negara yang paling utama.

Akan tetapi, karena melihat perkembangan dunia saat ini dengan aturan UU antar negaranya, maka tidak mungkin bagi kita untuk menggulirkan revolusi ini (dg serta merta), bahkan bisa jadi hal itu mendatangkan resiko besar yang bisa membahayakan kelangsungan kita.

Karena alasan ini, maka -setelah mengadakan tiga pertemuan, dan menghasilkan keputusan, yang disepakati oleh hampir seluruh anggota-, kami menyusun strategi jangka panjang 50 tahun, yang terdiri dari 5 tahapan, setiap tahapan berjangka 10 tahun, yang bertujuan untuk menggulirkan revolusi islam ini, ke seluruh negara-negara tetangga, dan menyatukan kembali dunia Islam (dengan men-syi’ah-kannya).

Bahaya yang kita hadapi dari para pemimpin wahabiah dan mereka yang berpaham ahlus sunnah, itu jauh lebih besar dibandingkan bahaya yang datang dari manapun juga, baik dari timur maupun barat. Karena orang-orang wahabi dan ahlus sunnah selalu menentang pergerakan kita, merekalah musuh utama wilayatul fakih dan para imam yang ma’shum. Bahkan mereka beranggapan bahwa menjadikan faham syi’ah sebagai landasan negara, adalah hal yang bertentangan dengan agama dan adat. Dengan begitu berarti mereka telah memecah dunia Islam menjadi dua kubu yang saling bermusuhan.

Atas dasar ini:
Kita harus menambah kekuatan di daerah-daerah berpenduduk ahlus sunnah di Iran, khususnya kota-kota perbatasan. Kita harus menambah masjid-masjid dan husainiyyat kita di sana, disamping menambah volume dan keseriusan dalam pengadaan acara-acara peringatan ritual syi’ah.

Kita juga harus menciptakan iklim yang kondusif, di kota-kota yang dihuni oleh 90-100 persen penduduk Ahlus Sunnah, agar kita bisa mengirim dalam jumlah besar kader-kader syi’ah dari berbagai kota dan desa pedalaman ke daerah-daerah tersebut, untuk selamanya tinggal, kerja, dan bisnis di sana.

Dan merupakan kewajiban negara dan instansinya, untuk memberikan perlindungan langsung kepada mereka yang diutus untuk menempati daerah itu, dengan tujuan agar dengan berlalunya waktu, mereka bisa merebut jabatan pegawai di berbagai kantor, pusat pendidikan dan layanan umum, yang masih di pegang oleh kaum ahlus sunnah.

Strategi yang kami buat untuk pengguliran revolusi ini, -tidak seperti anggapan banyak kalangan- akan membuahkan hasil, tanpa adanya kericuhan, pertumpahan darah, atau bahkan perlawanan dari kekuatan terbesar dunia. Sungguh dana besar yang kita habiskan untuk mendanai misi ini, tak akan hilang tanpa timbal-balik.

TEORI MEMPERKUAT PILAR-PILAR NEGARA:

Kita tahu, bahwa kunci utama untuk menguatkan pilar-pilar setiap negara dan perlindungan terhadap rakyatnya, berada pada tiga asas utama:

Pertama: Kekuatan (militer dan senjatanya) yang dimiliki oleh pemerintahan yang sedang berkuasa.

Kedua: Ilmu dan pengetahuan yang dimiliki oleh para ulama dan penelitinya.

Ketiga: Ekonomi yang terfokus pada kelompok pengusaha pemilik modal.

Apabila kita mampu menggoncang pemerintahan, dengan cara memunculkan perseteruan antara ulama dan penguasanya, atau memecah konsentrasi para pemilik modal di negara itu, dengan menarik modalnya ke negara kita atau negara lain, tak diragukan lagi, kita telah menciptakan keberhasilan yang gemilang dan menarik perhatian dunia, karena kita telah meruntuhkan tiga pilar tersebut.

Adapun rakyat jelata setiap negara, yang berjumlah rata-rata 70-80 persen, mereka hanyalah pengikut hukum dan kekuatan yang menguasainya. Mereka disibukkan oleh tuntutan hidupnya, untuk mencari rizki, makan dan tempat tinggalnya. Oleh karena itu, mereka akan membela siapa pun yang sedang berkuasa. Dan untuk mencapai atap setiap rumah, kita harus menaiki tangga utamanya.

Tetangga-tetangga kita dari kaum Ahlus Sunnah dan Wahabi adalah: Turki, Irak, Afganistan, Pakistan, banyak negara kecil di pinggiran selatan, dan gerbangnya negara teluk persia, yang tampak seakan negara-negara yang bersatu, padahal sebenarnya berpecah-belah. Daerah-daerah ini, adalah kawasan yang sangat penting sekali, baik di masa lalu, maupun di masa-masa yang akan datang. Ia juga ibarat kerongkongan dunia di bidang minyak bumi. Tidak ada di muka bumi ini, kawasan yang lebih sensitif melebihinya. Para penguasa di kawasan ini memiliki taraf hidup yang tinggi, karena penjualan minyak buminya.

Kategori Penduduk di Kawasan ini

Penduduk di kawasan ini terbagi dalam tiga golongan:

Pertama: Penduduk baduwi dan padang pasir, yang telah ada sejak beratus-ratus tahun lalu.

Kedua: Pendatang yang hijrah dari berbagai pulau dan pelabuhan, yang telah hijrah sejak zaman pemerintahan Syah Isma’il as-Shofawi, dan terus berlangsung hingga zamannya Nadirsyah Afsyar, Karim Khan Zind, Raja al-Qojar, dan keluarga al-Bahlawi. Dan telah banyak perjalanan hijrah dari waktu ke waktu, sejak mulainya revolusi Islam.

Ketiga: Mereka yang berasal dari negara arab lainnya, dan kota-kota pedalaman Iran.

Adapun lahan bisnis, perusahaan ekspor impor dan kontraktor, biasanya dikuasai oleh selain penduduk asli. Sedangkan penduduk asli, kebanyakan mereka hidup dari menyewakan lahan dan jual-beli tanah. Mengenai para keluarga penguasa, biasanya mereka hidup dari gaji pokok penjualan minyak buminya.

Adapun kerusakan masyarakat, kerusakan budaya, dan banyaknya praktek yang menyimpang dari Islam, itu sangat jelas terlihat. Karena mayoritas penduduk negara-negara ini, telah larut dalam kenikmatan dunia, kefasikan dan perbuatan keji. Banyak dari mereka yang mulai membeli perumahan, saham perusahaan, dan menyimpan modal usahanya di eropa dan amerika, khususnya di jepang, inggris, swedia, dan swiss, karena kekhawatiran mereka akan runtuhnya negara mereka di masa-masa mendatang. Sesungguhnya dengan menguasai negara-negara ini, berarti kita telah menguasai setengah dunia.

BEBERAPA TAHAPAN DALAM MENGGULIRKAN REVOLUSI INI

Untuk menjalankan misi panjang 50 tahun ini, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah: memperbaiki hubungan kita dengan negara-negara tetangga, dan harus ada hubungan yang kuat dan sikap saling menghormati, antara kita dengan mereka. Bahkan kita juga harus memperbaiki hubungan kita dengan Irak, setelah perang berakhir dan sadam husein jatuh, karena menjatuhkan seribu kawan itu lebih ringan, dibanding menjatuhkan satu lawan.

Dengan adanya hubungan politik, ekonomi dan budaya antara kita dengan mereka, tentunya akan masuk sekelompok kader dari Iran ke negara-negara ini, sehingga memungkinkan kita untuk mengirim para duta secara resmi, yang pada hakekatnya adalah pelaksana program revolusi ini, selanjutnya kita akan tentukan misi khusus mereka saat menugaskan dan mengirimkannya.

Janganlah kita beranggapan bahwa 50 tahun adalah waktu yang panjang, karena kesuksesan langkah kita ini benar-benar membutuhkan perencanaan yang berkelanjutan hingga 20 tahun. Sungguh tersebarnya paham syi’ah, yang kita rasakan di banyak negara saat ini, bukanlah buah dari perencanaan 1 atau 2 hari.

Dulunya kita tidak memiliki seorang pun pegawai di negara manapun, apalagi kader dengan jabatan menteri, wakil negara dan presiden. Bahkan dulunya banyak kelompok, seperti wahabiah, syafi’iah, hanafiah, malikiah, dan hanbaliah, memandang kita sebagai kelompok yang murtad dari Islam, sehingga pengikut mereka telah berkali-kali mengadakan pemusnahan kaum syi’ah secara massal. Memang benar kita tidak merasakan pahitnya hari-hari itu, tetapi nenek moyang kita pernah merasakannya. Kehidupan kita hari ini adalah buah dari gagasan, pemikiran dan langkah mereka. Mungkin juga kita tidak akan hidup di masa depan, akan tetapi revolusi dan madzhab kita akan tetap ada.

Untuk menunaikan misi ini, tidaklah cukup hanya dengan mengorbankan hidup, atau apapun yang paling berharga sekalipun, akan tetapi juga membutuhkan pemrograman yang telah matang dikaji.

Harus ada perencanaan untuk masa depan, walaupun untuk 500 tahun ke depan, apalagi hanya 50 tahun saja. Karena kita adalah pewaris berjuta-juta syuhada’, yang gugur di tangan setan-setan yang mengaku muslim, darah mereka terus mengalir dalam sejarah, sejak meninggalnya Rosul hingga hari ini. Dan cucuran darah itu tidak akan kering, sehingga setiap orang yang mengaku muslim, meyakini hak Ali dan keluarga Rasulullah, mengakui kesalahan nenek moyang mereka, dan mengakui syi’ah sebagai pewaris utama ajaran Islam.

Beberapa Tahapan Penting dalam Perjalanan Misi ini

TAHAP PERTAMA (sepuluh tahun pertama):

Kita tidak ada masalah dalam menyebarkan madzhab syi’ah di Afganistan, Pakistan, Turki, Iran dan Bahrain. Karena itu, kita akan menjadikan tahapan sepuluh tahun kedua, sebagai tahapan pertama di 5 negara ini.

Sedangkan tugas para duta kita di belahan negara lain adalah tiga hal:

Pertama: Membeli lahan tanah, perumahan dan perhotelan.

Kedua: Menyediakan lapangan pekerjaan, kebutuhan hidup dan fasilitasnya kepada para pengikut paham syi’ah, agar mereka mau hidup di rumah yang dibeli, sehingga bertambah banyak jumlah penduduk yang sepaham dengan kita.

Ketiga: Membangun jaringan dan relasi yang kuat dengan para pemodal di pasar dagang, dengan para pegawai kantor (khususnya mereka yang menjabat sebagai kepala tinggi), dengan tokoh publik, dan dengan siapapun yang memiliki hak keputusan penuh di berbagai instansi negara.

Di sebagian negara-negara ini, ada beberapa daerah, yang sedang dalam proyek pengembangan, bahkan di sana ada rencana proyek pengembangan untuk puluhan desa, kampung, dan kota kecil lainnya. Tugas wajib para duta yang kita kirim adalah membeli sebanyak mungkin rumah di desa itu, untuk kemudian dijual dengan harga yang pantas kepada orang yang mau menjual hak miliknya di pusat kota. Sehingga dengan langkah ini, kota yang padat penduduknya bisa kita rebut dari tangan mereka.

TAHAP KEDUA (sepuluh tahun kedua):

Kita harus mendorong masyarakat syi’ah untuk menghormati UU, taat kepada para pelaksana UU dan pegawai negara, serta berusaha mendapatkan surat ijin resmi untuk berbagai acara ritual syi’ah, pendirian masjid, dan husainiyyat. Karena surat ijin resmi tersebut, akan kita ajukan sebagai tanda bukti resmi di masa-masa mendatang untuk mengadakan berbagai acara dengan bebas.

Kita juga harus berkonsentrasi pada kawasan yang tinggi tingkat kepadatan penduduknya, untuk kita jadikan sebagai tempat diskusi tentang masalah-masalah (syiah) yang sangat sensitif.

Para duta syi’ah, -pada dua tahapan ini- diharuskan untuk mendapatkan kewarga-negaraan dari negara yang ditempatinya, dengan memanfaatkan relasi atau hadiah yang sangat berharga sekalipun. Mereka juga harus mendorong para kadernya agar menjadi pegawai negeri, dan segera masuk -khususnya- dalam barisan militer negara.

Pada PERTENGAHAN TAHAP KEDUA:

Harus dihembuskan -secara rahasia dan tidak langsung- isu bahwa para ulama ahlus sunnah dan wahabiah adalah penyebab kerusakan di masyarakat, dan berbagai praktek menyimpang syariat yang banyak terjadi di negara itu. Yaitu melalui selebaran-selebaran yang berisi kritikan, dengan mengatas-namakan sebagian badan keagamaan atau tokoh ahlus sunnah dari negara lain. Tak diragukan lagi, ini akan memprovokasi sejumlah besar rakyat negara itu, sehingga pada akhirnya mereka akan menangkap pimpinan agama atau figur ahlus sunnah yang dituduh itu, atau kemungkinan lain; rakyat negara itu akan menolak isi selebaran itu, dan para ulamanya akan membantahnya dengan sekuat tenaga. Dan setelah itu kita munculkan banyak huru hara, yang akan berakibat pada diberhentikannya penanggung jawab masalah itu, atau digantikannya dengan staf yang baru.

Langkah ini, akan menyebabkan buruknya kepercayaan pemerintah kepada seluruh ulama di negaranya, sehingga menjadikan mereka tidak bisa menyebarkan agama, membangun masjid dan pusat pendidikan agama. Selanjutnya pemerintah akan menganggap seluruh ajakan yang berbau agama sebagai bentuk pelanggaran terhadap peraturan negara.

Ditambah lagi, akan berkembang rasa benci dan saling menjauh antara penguasa dengan ulama di negara itu, sehingga ahlus sunnah dan wahabiyah akan kehilangan pelindung mereka dari dalam, padahal tidak mungkin ada orang yang melindungi mereka dari luar.

TAHAP KETIGA (sepuluh tahun ketiga):

Pada tahap ini, telah terbangun jaringan yang kuat, antara duta-duta kita dengan para pemilik modal dan pegawai atasan, diantara mereka juga banyak yang telah masuk dalam barisan militer dan jajaran pemerintahan, yang bekerja dengan penuh ketenangan dan hati-hati, tanpa ikut campur dalam urusan agama, sehingga kepercayaan penguasa lebih meningkat lagi dari sebelumnya.

Pada tahapan ini, di saat berkembangnya perseteruan, perpecahan, dan iklim yang memanas antara penguasa dengan ulama, maka diharuskan kepada sebagian ulama terkemuka syiah yang telah menjadi penduduk negara itu, untuk men-sosialisasikan keberpihakan mereka kepada penguasa negara itu, khususnya pada musim-musim ritual keagamaan (syi’ah), sekaligus menampakkan bahwa syi’ah adalah aliran yang tak membahayakan pemerintahan mereka. Apabila situasi memungkinkan mereka untuk bersosialisasi melalui media informasi yang ada, maka janganlah ragu-ragu memanfaatkannya untuk menarik perhatian para penguasa, sehingga mereka senang dan menempatkan kader kita pada jabatan pemerintahan, dengan tanpa ada rasa takut atau cemas dari mereka.

Pada tahapan ini, dengan adanya perubahan yang terjadi di banyak pelabuhan, pulau, dan kota lainnya di negara kita, ditambah dengan devisa perbankan kita yang terus meningkat, kita akan merencanakan langkah-langkah untuk menjatuhkan perekonomian negara-negara tetangga. Tentu saja para pemilik modal dengan alasan keuntungan, keamanan dan stabilitas ekonomi, akan mengirimkan seluruh rekening mereka ke negara kita; dan ketika kita memberikan kebebasan kepada semua orang, dalam menjalankan seluruh kegiatan ekonominya, dan pengelolaan rekening banknya di negara kita, tentunya negara mereka akan menyambut rakyat kita, atau bahkan memberikan kemudahan dalam kerjasama ekonomi.

TAHAP KEEMPAT (sepuluh tahun keempat):

Pada tahap ini, telah terhampar di depan kita fenomena; dimana banyak negara yang para penguasa dan ulamanya saling bermusuhan, pebisnis yang hampir bangkrut dan lari, serta masyarakat yang tak aman, sehingga siap menjual hak miliknya dengan separo harga sekalipun, agar mereka bisa pindah ke daerah yang aman.

Di saat terjadinya kegentingan inilah, para duta kita akan menjadi pelindung bagi hukum dan para penguasanya. Apabila para duta itu bekerja dengan sungguh-sungguh, tentunya mereka akan mendapatkan jabatan terpenting dalam pemerintahan dan kemiliteran, sehingga dapat mempersempit jurang pemisah antara para pemilik usaha yang ada dengan para penguasa.

Keadaan seperti ini, memungkinkan kita untuk menuduh mereka yang bekerja dengan tulus untuk penguasa sebagai para penghianat negara, dan ini akan menyebabkan diberhentikannya mereka atau bahkan diusir dan diganti dengan kader kita.

Langkah ini akan membuahkan dua keuntungan: 

Pertama: Pengikut kita akan mendapat kepercayaan yang lebih baik dari sebelumnya. 

Kedua: Kebencian ahlus sunnah akan semakin meningkat, karena meningkatnya kekuatan syi’ah di berbagai instansi negara. Ini akan mendorong ahlus sunnah untuk meningkatkan langkah menentang penguasa. Di saat seperti itu, kader-kader kita harus bersanding membela penguasa, dan mengajak masyarakat untuk berdamai dan tetap tenang. Dan pada saat yang bersamaan, mereka akan membeli kembali rumah dan barang yang semula akan mereka tinggalkan.

TAHAP KELIMA (sepuluh tahun terakhir):
Pada sepuluh tahun kelima, tentunya iklim dunia telah siap menerima revolusi ini, karena kita telah mengambil tiga pilar utama dari mereka, yang meliputi: keamanan, ketenangan, dan kenyamanan. Sedangkan pemerintahan yang berkuasa, akan menjadi seperti kapal ditengah badai dan nyaris tenggelam, sehingga mau menerima semua masukan yang akan menyelamatkan jiwanya.

Di saat seperti ini, kita akan memberikan masukan melalui beberapa tokoh penting dan terkenal, untuk membentuk himpunan rakyat dalam rangka memperbaiki keadaan negara, dan kita akan membantu penguasa untuk mengawasi berbagai instansi dan mengamankan negara. Tak diragukan lagi, tentunya mereka akan menerima usulan itu, sehingga para kader pilihan kita akan mendapatkan hampir keseluruhan kursi di dalamnya. Kenyataan ini tentu akan menyebabkan larinya para pengusaha, ulama, dan pegawai setia pemerintahan, sehingga kita akan dapat menggulirkan revolusi islam kita ke berbagai negara, tanpa menimbulkan peperangan atau pertumpahan darah.

Seandainya, pada sepuluh tahun terakhir, rencana ini tidak membuahkan hasil, kita tetap bisa mengadakan revolusi rakyat dan merebut kekuasaan dari tangan penguasa.

Apabila penganut syi’ah adalah penduduk, penghuni, dan rakyat negara itu, maka berarti kita telah menunaikan kewajiban, yang bisa kita pertanggung-jawabkan di depan Allah, agama, dan madzhab kita.
Bukan tujuan kita untuk mengantarkan seseorang kepada tampuk pimpinan, tetapi tujuan kita hanyalah menggulirkan revolusi, sehingga kita mampu mengangkat bendera kemenangan Agama Tuhan ini, dan menampakkan nilai-nilai kita di seluruh negara. Selanjutnya kita mampu maju melawan dunia kafir dengan kekuatan yang lebih besar, dan menghias alam dengan cahaya Islam dan ajaran syi’ah, sampai datangnya imam mahdi yang dinantikan))
… selesai sudah terjemahan naskah misi revolusi itu…

 *******

Lihatlah wahai para pembaca… betapa busuknya rencana mereka… betapa besarnya kebencian mereka terhadap Ahlus Sunnah… Kita sekarang tahu bahwa syi’ah bukanlah sekedar aliran paham biasa… akan tetapi…  ia sekarang berubah menjadi aliran pergerakan politik… yang bisa merongrong eksistensi negara… lihatlah bagaimana mereka merencanakan pengguliran revolusi sedikit demi sedikit… bagaimana mereka menjadikan dutanya sebagai alat penyebar aliran, sekaligus alat politiknya…

Subhanalloh… semoga Alloh menyelamatkan kita Ahlus Sunnah wal Jama’ah dari tipu daya mereka… Alloh berfirman (yang artinya): “Mereka membuat tipu daya, maka Alloh pun membalas dengan tipu daya. Dan Alloh adalah sebaik-baik pembalas tipu daya…” (Ali Imron: 54)

Semoga tulisan ini bisa menyadarkan mereka yang menyuarakan, perlunya pendekatan antara syi’ah dan Ahlus Sunnah… 

syi'ah2
syi'ah1

RADIO & TV SYI’AH

  1. IRIB (Radio Iran siaran bahasa Indonesia)
  2. Hadi TV, tv satelite (haditv.com)
  3. TV Al-Manar, Libanon, dpt diakses sejak April 2008, bekerja sama dengan INDOSAT.
  4. Myshiatv.com
  5. Shiatv.net
  6. Radio Silaturahmi (RASIL 720 AM) Jakarta
syi'ah4

ALUMNUS QUM IRAN

  1. DR. Abdurrahman Bima, Alumni dari Hawzah Ilmiah Qom, judul desertasi “Pengaruh Filsafat dalam Konsep Politik Khomeni”. 
  2. DR. Khalid Al-Walid, Alumnus dari Hawzah Ilmiah Qom, judul desertasi “Pandangan Eskatologi Mulla Shadra
  3. Muhsin Labib, Alumnus Hauzah Ilmiah Qom, Republik Islam Iran. Kandidat Doktor Filsafat Islam di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 
  4. Ali Ridho Al-Habsy cucu dari Habib Ali Kwitang, tahun 1974. 
  5. Umar Shahab, tahun 1976 
  6. Syamsuri Ali 
  7. Jalaludin Rahmat 
  8. Ahmad Barakba

  •  Tahun 1990 M : 50 Mahasiswa Indonesia belajar di Qom Iran
  • Tahun 1999 M : Jumlah lulusan lebih dari 100 orang
  • Tahun 2001 M : 50 mahasiswa melanjutkan kuliah S2 di Qom
  • Tahun 2004 M : 90 mahasiswa melanjutkan kuliah S2 di Qom
  • Dr. Ali Maskan Musa ketua NU wilayah Jawa Timur belum lama ini berkunjung ke Iran dan dia melihat ada sekitar 7000 pelajar Indonesia, 300 diantaranya di Qom Iran. Sebagian ada yang mendapatkan beasiswa penuh dari pemerintah Iran, sedangkan sisanya dibawah tanggungan para ulama Qom.
  • Setiap tahun direkrut 300 mahasiswa Indonesia ke Iran
Wallohu A'lam.

WASPADAI makar musuh islam ! JARINGAN DAKWAH AGAMA SYI’AH DI INDONESIA

بسم الله الرحمن الرحيم

Para pemeluk Agama Sesat Syi’ah –Allohuyahdikum ila al islam- tidak henti-hentinya mereka melakukan makar dan mengincar mangsanya di negeri kita. Melalui berbagai cara, mereka berusaha mendekatkan diri mereka kepada kaum muslimin untuk dengan misi penyebaran agama Sesat Syi’ah di Indonesia.

Inilah gerakan Syi’ah di Indonesia, begitu terorgaisir dengan rapi. Adapun reaksi Ahlussunnah masih bersifat tidak konsisten. Jika ada keributan mereka bergerak, jika tidak ada, mereka hanya diam dan pasif, padahal Syi’ah semakin lama semakin berkembang.


KADER SYI’AH INDONESIA
Secara umum kader-kader Syi’ah merupakan alumnus Hauzah Ilmiyah di Qom Iran dan Suriah. Jumlah mereka mencapai ratusan orang dan tersebar di berbagai kota dan desa. Mereka aktif mengajak masyarakat untuk masuk kedalam kelompok Syi’ah, baik di rumah, sekolah, masjid, forum, ikatan, maupun lainnya.

Para pemeluk agama Syi’ah ini kemudian membuat ikatan yang disebut dengan IJABI (Ikatan Jamaah Alhul Bait Indonesia) dengan tokoh pelopornya Ahmad Baraqbah, Jalaludin Rahmat, Dimitri Mahayana, dan Zahir bin Yahya. Dan melalui ormas Ahlul Bait Indonesia (ABI) yang dideklarasikan tahun 2011 oleh ketuanya Hasan Dalil Alaydrus.

Maksud kami menampilkan postingan kali ini dengan tujuan (hanya dengan mengharap keridhioan Alloh semata) agar kaum muslimin di Indonesia khususnya dapat lebih berhati-hati dan waspada terhadap makar jahat dan propaganda sesat Syi’ah.

YAYASAN-YAYASAN AGAMA SYI’AH DI INDONESIA

Berikut ini kami bawakan daftar nama dan alamat yayasan Syi’ah di Indonesia (Semoga Allah memberi hidayah Sunnah kepada orang-orang Syi’ah).

Maka berhati-hatilah wahai kaum muslimin terhadap yayasan-yayasan Agama Syi’ah yang akan mengancam aqidah kita dan keturunan kita…

Maksud kami menampilkan daftar yayasan Agama Syi’ah disini dengan tujuan (dengan hanya mengharap keridhioan Alloh semata) agar kaum muslimin dapat berhati-hati terhadap makar dan propaganda sesat Syi’ah.

Untuk memayungi gerakan agama sesat ini secara hukum, orang Syi’ah kemudian membuat sejumlah yayasan. Ahmad Baraqbah, salah seorang tokoh Syi’ah, pada tahun 1995 M, mengatakan dalam majalah Umlumul Qur’an bahwa umlah yayasan Syi’ah di Indonesia mencapai lebih dari 40 buah tersebar di berbagai wilayah: Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang, Jember, Bangil, Pontianak Kalimantan Barat, Samarinda Kalimantan Timur, Banjarmasin Kalimantan Selatan, dll. (sumber: Majalah Ulumul Qur’an, Edisi 4/1995M)

yayasan syi'ah


DI PROPINSI DKI JAKARTA antara lain:
  1. Tazkia Sejati Patra Kuningan IX No.6 Kuningan, Jakarta Selatan
  2. Yayasan Insan Cita Prakarsa Jl. Lontar 4 No.9 Menteng, Atas Jakarta Selatan
  3. Islamic Center Jakarta Al Huda Jl. Tebet Barat II No.8 Tebet, Jakarta Selatan
  4. Pengajian Ummu Abiha (HJ Andriyanti) Jl Pondok Hijau VI No.26 Pondok Indah, Jakarta Selatan
  5. Pengajian Al Bathul (Farida Assegaf) Jl Clilitan Kecil, Jakarta Selatan
  6. Yayasan Al Muntazar Komp Taman Kota Blok E7/43 Kembangan Utara, Jakarta Barat
  7. Yayasan Fatimah Jl. Batu Ampar III No.14 Condet, Jakarta Timur
  8. Yayasan Asshodiq Jl. Penggilingan No.16 A, RT01/07 Jakarta Timur
  9. MPII Jl. Condet Raya 14 Condet, Jakarta Timur
  10. Yayasan Azzahra Jl. Dewi Sartika Gg. Hj. M. Zen No. 17 RT.007/05, Cawang 3, Jakarta Timur
  11. Shaf Muslimin Indonesia Cawang, Jakarta Timur
  12. Yayasan Babul Ilmi Jl Taman Karmila, Blok F3/15 Jatiwaringin Asri, Pondok Gede, Jakarta Timur
  13. Yayasan Al Mahdi Jakarta Utara


DI PROPINSI JAWA BARAT
  1. Yayasan Madina Ilmu Sawangan, Parung, Depok
  2. Pengajian Haurah Jl. Kampus I Sawangan Depok
  3. FAHMI (Forum Alumni HMI) Depok Jl. Fatimah 323 Depok
  4. IPABI PO BOX 509 Bogor
  5. Yayasan Al Jawad Gegerkalong Girang No 92 Bandung
  6. Yayasan 10 Muharrom JL Chincona 7 Pangalengan, Bandung
  7. Yayasan As Shodiq Jl Plesiran 44 Bandung 40132
  8. Yayasan Al Mukarromah Jl Cimuncang No 79 Bandung. Jl Kebun Gedang 80 Bandung 40274
  9. Yayasan Saifik Jl Setiabudi Blok 110 No 11A/166 D Bandung
  10. Yayasan Muttahhari Jl Kampus II No 32 Kebaktian Kiaracondong 40282
  11. MT Al Jawad Jl Raya Timur No 321 Singaparna, Tasikmalaya
  12. Yayasan Al Baro’ah Gg Lenggang IV-66 Blok H, Bumi Resik Panglayungan, Tasikmalaya 46134
  13. Yayasan As Salam Jl Raya Maja Utama 25 Majalengka
  14. Yayasan Al Kadzim, Cirebon
  15. Yayasan Al Ishlah DRS Ahmad M.Ag. Jl Pasar Kramat No 242 Ps Minggu Cirebon
  16. Yayasan Fatimah Jl Kartini Raya No 11/13, Cirebon 45123
  17. Majlis Taklim Al Idrus Rt 04/01 Cipaisan, Purwakarta
  18. Yayasan al Mujtaba Jl Walangi No 82 Kaum, Purwakarta


DI PROPINSI BANTEN
  1. Majlis Ta’lim Annur Jl Otista No 21 Tangerang
  2. Yayasan Al-Aqilah Jl. Eksekusi EV No. 8 Komp. Pengayoman, Tangerang 15118


DI PROPINSI BALI & LOMBOK antara lain:
  1. Yayasan al-Kisa’ Jl. Taeuku Umar Gg. Sesapi No. 1 Denpasar, Bali
  2. Al-Hasyimi (Toko al-Kaf Nawir) Jl. Selaparang 86 Cakranegara, Lombok


DI PROPINSI JAWA TIMUR antara lain:
  1. Yayasan Al Hasyim Jl. Menur III/25A Surabaya
  2. Yayasan Al Yasin Jl. Wonokusumo Kulon GG 1/No.2 Surabaya
  3. Yayasan Azzahra Jl Sidomulyo II No.38 Bululawang Malang
  4. Yapisma Jl. Pulusari I/30 Blimbing Malang
  5. Yayasan Al Kautsar Jl. Arif Margono 23 A, Malang
  6. Yayasan Al Mahdi Jl. Jambu No.10 Balung. Jember Jawa Timur
  7. Yayasan Itrah PO BOX 2112, Jember
  8. Yayasan Al Hujjah Jl. Sriwijaya XXX/5 Jember
  9. Al-Iffah Jl. Trunojoyo IX/17 Jember
  10. Yayasan BabIlm Jl. KH. Wahid Hasyim 55 Jember 68137 Telpon : 0331-483147 PO. BOX : 232
  11. Yayasan Itrah PO BOX 2112, Jember
  12. Majelis Ta’lim Al Alawi Jl. Cokroaminoto III/254, Probolinggo
  13. Yayasan Al Muhibbin Jl. Kh Hasan No.8 Probolinggo
  14. Yayasan Al Qoim Jl. Sermah Abdurrahman No.43 Probolinggo
  15. Yayasan Attaqi Kedai Hijau Jl. RA. Kartini No.7 Pandaan Pasuruan
  16. YAPI Jl. Pandaan Bangil Kenep Beji Pasuruan
  17. Yayasan Ja’far Asshodiq Jl KH Asy’ari II/1003/20 Bondowoso 68217


DI PROPINSI JAWA TENGAH antara lain:
  1. Yayasan Al Mawaddah Jl Baru I Panaruban, Rt 02/03 Weleri, Kendal
  2. Al Hadi  PO BOX 88, Pekalongan 51123
  3. Yayasan Al Amin Jl Giri Mukti Timur II/1003/20, Semarang
  4. Yayasan Al Khoirat Jl Pramuka 45 RT 05/06 Bangsri Jepara Demak
  5. Yayasan Dar Taqrib Jl KH Yasin 31A PO BOX 218 Jepara. Demak Jateng Desa Prampelan
  6. Yayasan Al Wahdah Metrodanan, 1/1 no 81 Ps Kliwon, Solo Jateng
  7. Yayasan Rausan Fikr (Safwan) Jl Kaliurang Km 6, Gg Pandega Reksa No 1B Yogyakarta
  8. Yayasan Al Mujtaba (BP Arman) Jl Pasar I/59, Wonosobo
  9. Yayasan Safinatunnajah Jl Pahlawan, Wiropati 261, Desa Pancur wening, Wonosobo
 
DI PULAU SULAWESI & IRIAN antara lain:
  1. Yayasan Al Islah Komp Panakkukang Mas II Bloc C1/1 Makasar, Sulsel
  2. Yayasan Fikratul Hikmah Jl Sukaria I No 4 Makasar, Sulsel
  3. Yayasan Sadra Makasar, Sulsel
  4. Yayasan Pinisi Jl Pontiku, Makassar, Sulsel
  5. Yayasan LSII Jl Veteran Selatan, Lorong 40 No 60 Makasar, Sulsel
  6. Yayasan Lentera Jl. Inspeksi Pam No. 15 Makassar, Sulsel
  7. Yayasan Paradigma Jl Sultan Alaudin no 4/lr 6 Makassar, Sulsel
  8. Yayasan Nurtsaqolain Jl Jendral Sudirman No 36A (Belakang Hotel Buana) Palopo, Sulsel
  9. Madrasah Nurul Iman Selat Segawin, remu Selatan No 2 Sorong, Irian Jaya


DI PULAU KALIMANTAN antara lain:
  1. Yayasan Arridho Jl A Yani KM 6-7 No 59 Banjarmasin, Kalimantan Selatan
  2. Yayasan Al Muntadzar Jl Al Kahoi II no 80, Samarinda, Kalimantan Timur
  3. Us Ali Ridho Alatas Jl. Sungai Ampal No.10 Rt43/15 Sumberjo, Balikpapan, Kalimantan Timur


DI PULAU SUMATERA antara lain:
  1. Yayasan Al Hakim Pusat Perbelanjaan Prinsewu, Bolk B Lt2, Lampung Selatan 35373
  2. Yayasan Pintu Ilmu Jl Kenten Permai, Ruko Kentan Permai No.7 Palembang 30114
  3. 3. Yayasan Al Bayan Jl Dr. M. Isa 132/795 Rt 22/8 Ilir Palembang
  4. Kumail Jl. Punai 2 No. 26 Kuto Batu Palembang
  5. Yas Shibtain Jl Rumah Sakit no 7 Tanjung Pinang, Kepulauan Riau
  6. Yayasan Amali Jl. Rajawali. Komp. Rajawali I No. 7 Medan 20122
  7. Yayasan Ulul Albab Jl Air Bersih 24 D Kutabelang Loksumawe, Aceh


MEDIA CETAK SYI’AH

Syiah memanfaatkan media cetak untuk menyebarkan pahamnya. Untuk itu mereka membuat selebaran, majalah dan membangun puluhan penerbit dan percetakan seperti Mizan, Pelita Bandung, Hidayah, as-Sajjad, Abu Dzar Jakarta, Yapi Lampung, Lentera dan sebagainya.

Secara umum buku yang diterbitkan adalah buku terjemahkan dari buku-buku karya ulama Syi’ah seperti Khomaini, Muthahhari, Ali Syariati, Muhammad at-Tijani at-Tunisi dan lain-lain. Ada pula buku-buku yang merupakan hasil karya putra-putri Syi’ah Indonesia.


MAJALAH & BULETIN SYI’AH antara lain:
  1. Majalah al-Quds diterbitkan oleh kedutaan Iran di Jakarta dengan bahasa Indonesa.
  2. Majalah al-Mawaddah diterbitkan oleh IJABI cabang Bandung, Jabar.
  3. Majalah al-Huda diterbitkan oleh Syi’ah di Jakarta.
  4. Majalah al-Hikmah diterbitkan oleh yayasan al-Muthahari Bandung.
  5. Majalah al-Musthafa diterbitkan oleh Syi’ah di Jakarta.
  6. Buletin al-Jawad dan Buletin al-Ghadir diterbitkan oleh yayasan al-Jawad Jakarta.
  7. Buletin at-Tanwir diterbitkan oleh yayasan al-Muthahari.
  8. Buletin Ibnus Sabil diterbitkan oleh Syi’ah di Pekalongan.
  9. Majalah Syi’ar.
  10. Majalah Al-Mawaddah.
  11. Majalah Harian Al-Quds.
  12. Majalah Al-Tanwir.
  13. Majalah Al-Jawwad.
  14. Majalah Al-Ghadir.
  15. Majalah Babim, dll

IKATAN – ORGANISASI AGAMA SYI’AH antara lain:

1. Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (IJABI)
2. Ikatan Pemuda Ahlulbait Indonesia (IPABI)
3. Himpunan Pelajar Indonesia (HPI) Iran
4. Shafful Muslimin Indonesia
5. Ikatan Pelajar Indonesia di Iran (ISLAT)
6. Perkumpulan Ahlul Bait Indonesia (TAUBAT)
9. Ahlu Bait Indonesia (ABI), dll



CENTER & FORUM AGAMA SYI’AH antara lain:
  1. Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta
  2. Tazkiyah Jakarta
  3. Al Hadi Jakarta
  4. Al-Iffah Jember Jawa Timur
  5. Forum Komunikasi Ahlul Bait (LKAB)

LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA SYI’AH antara lain:

1. SMA Plus Muthahhari Bandung dan Jakarta
2. Pendidikan Islam Al-Jawad
3. Islamic College for Advanced Studies
4. Sekolah Lazuardi dari Pra TK sampai SMP Jakarta
5. Sekolah Tinggi Madinatul Ilmu Depok Jawa Barat
6. Madrasah Nurul Iman Sorong Irian
7. Pesantren Al-Hadi Pekalongan Jawa Tengah
8. Pesantren YAPI Bangil Jawa Timur



PENERBIT BUKU-BUKU AGAMA SYI’AH antara lain:
  1. Lentera
  2. Pustaka Hidayah
  3. Mizan
  4. Yapi Jakarta
  5. Al-Hadi
  6. Al-Jawwad
  7. Islamic Center Al-Huda
  8. Muthahhari Press/Muthahhari Papaerbacks, dll

PENULIS BUKU AGAMA SYI’AH antara lain:

1. Alwi Husein
2. Muhammad Taqi Misbah
3. O.Hasyim
4. Jalaluddin Rakhmat
5. Muhsin Labib
6. Husein Al-Kaff
7. Sulaiman Marzuqi Ridwan
8. Dimitri Mahayana, dll

 

Wallohu A'lam