Bismillaahirrohmaanirrohiim…
Laki-laki ini bernama Sayyid Husein Al Mausawi
rohimahullooh. Dia adalah laki-laki Arab asal Irak, yang dibesarkan dan tumbuh
di tengah lingkungan ulama Syiah. Dia sejak muda intens mempelajari silsilah
keilmuan Syiah di hauzah Najaf, sampai mencapai derajat ulama. Dia
mengenal dekat ulama-ulama besar Syiah, seperti Khomeini, Kasyif Al Ghitha,
Sharafuddin Al Mausawi, Husein Bahrululum, dll.
Sebuah Kesaksian Sejarah...
Dalam perjalanan waktu, setelah meniti
kebimbangan panjang, Alloh Al Hadi berkenan memberinya cercah jalan pulang,
menuju fitrahnya. Sayyid Al Mausawi akhirnya bertaubat dari agama Syiah, dan
kembali meniti jalan Ahlus Sunnah (Sunni). Untuk memperkuat keteguhan
hatinya, beliau menulis buku penting: “Lillaahi Tsumma Littarikh” (Untuk Alloh,
Lalu Untuk Sejarah). Inilah buku karya beliau yang monumental dan membuat
berkobar-kobar kemarahan kaum Syiah (Rafidhah).
Seorang ulama Syiah, Husain Bahrululum sampai
mengeluarkan fatwa yang isinya sebagai berikut: “Pendapat kami tentang
orang yang bernama Husain Al Mausawi, dia adalah sesat dan menyesatkan, semoga
Alloh membutakan matanya sebagaimana Dia telah membutakan hatinya. Dia telah
menjadi sebab terjadinya fitnah bagi sebagian besar manusia. Semoga Alloh
melaknatnya. Para tokoh hauzah telah mencabut semua gelar keilmuannya, dan
semua hukum orang murtad telah dijatuhkan kepadanya, dan semua risalah
ilmiahnya tidak dapat dipertanggung-jawabkan. Kami juga mengeluarkan fatwa atas
haramnya membaca bukunya yang berjudul ‘Lillahi Tsumma Littarikh.” (Mengapa
Saya Keluar dari Syiah. Hal. 151-152).
Akibat dari karya dan perjuangan Sayyid Al
Mausawi ini, akhirnya beliau dibunuh oleh kaki-tangan Syiah. Semoga Alloh
merahmatinya dan menempatkan dirinya di maqam Syuhada’. Aamiin Alloohumma
aamiin.
Ada sebuah kesaksian menakjubkan dari Sayyid Al
Mausawi, di akhir-akhir bukunya. Disana beliau mengingatkan hakikat kehidupan
bangsa Arab di Irak yang semula Sunni, lalu menjadi Syiah.
Sayyid Al Mausawi berkata: “Sekarang saya telah
mengetahui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang selalu mengganggu dan
memenuhi pikiran saya. Setelah saya merenungkan semua hakikat ini dan yang lainnya,
saya mulai mengkaji tentang sebab saya dilahirkan sebagai orang Syiah, juga
tentang sebab mengapa keluarga dan kerabat saya menganut ajaran Syiah. Saya
mengetahui bahwa asalnya keluarga saya adalah penganut Ahlus Sunnah, tetapi
sekitar 150 tahun yang lalu beberapa da’i Syiah dari Iran datang ke Irak
Selatan. Mereka menjalin hubungan dengan beberapa pemimpin masyarakat. Mereka
(para da’i Syiah itu –pen.) memanfaatkan kebaikan hati mereka, sedikitnya ilmu
mereka, lalu mereka menipu dengan kata-kata yang indah. Itulah yang menjadi
sebab masuknya mereka ke dalam Syiah. Banyak di antara keluarga dan kabilah
yang masuk ke dalam Syiah dengan cara ini, padahal sebelumnya mereka bermadzhab
Ahlus Sunnah. Sangat penting untuk saya sebutkan disini sebagai amanat ilmiah,
bahwa sebagian keluarga dari mereka adalah: Bani Rabi’ah, Bani Taim, Al
Khazail, Az Zubaidat, Al Umair, dan mereka itu adalah pemuka kabilah Taim,
Khazraj, Syamar, Thukah, Ad Dawar, Ad Difafa’ah, keluarga Muhammad dan mereka
dari keluarga Imarah, keluarga Diwaniyah, mereka adalah keluarga Aqra’,
keluarga Badir, Afaj, Jabur, Jalihah, keluarga Ka’ab, Bani Lam, dan lain-lain.
Mereka semua adalah keluarga Irak asli yang lahir di Irak. Mereka terkenal
dengan keberanian, kemuliaan, dan keluhuran.
Mereka adalah keluarga besar yang memiliki
kedudukan dan kehormatan, tetapi sangat disayangkan mereka masuk ke dalam Syiah
pada 150 tahun yang lalu, karena menyambut seruan romobongan da’i Syiah yang
datang dari Iran kepada mereka. Keluarga yang sengsara ini lupa – walau
memegang teguh paham Syiah - bahwa pedang Al Qa’im (maksudnya Al Mahdi Al Qa’im
yang diyakini oleh kaum Syiah –pen.) menunggu leher mereka, untuk membinasakan
mereka, sebagaimana telah dijelaskan, karena Imam ke-12 yang terkenal dengan
nama Al Qa’im akan membunuh orang-orang Arab dengan pembunuhan yang sangat
kejam, walau mereka orang-orang Syiah. Dan inilah yang disebut secara tegas
oleh kitab-kitab kami (orang-orang Syiah); hendaklah keluarga-keluarga tersebut
menunggu pedang Al Qa’im untuk membunuh mereka.
Alloh Ta’ala telah mengambil perjanjian dari
Ahli Ilmu untuk menjelaskan kebenaran, dan inilah saya datang menjelaskannya,
membangunkan orang-orang yang tidur, mengingatkan orang-orang yang lalai. Saya
menyeru kepada keluarga-keluarga Arab yang asli untuk kembali kepada asalnya.
Janganlah menetap di bawah pengaruh para pemilik sorban yang mengambil harta
mereka atas nama khumus (potongan harta 20 % –pen.) dan sumbangan-sumbangan
untuk perayaan; mereka merampas kehormatan wanita-wanita mereka atas nama
mut’ah. Semua itu, yakni khumus dan mut’ah, hukumnya haram sebagaimana telah
dijelaskan.
Saya juga menyerukan kepada keluarga-keluarga
yang masih murni untuk mengkaji ulang sejarah mereka dan sejarah para
pendahulunya, agar mereka berada dalam kebenaran yang diberangus oleh para
fuqaha dan mujtahid, serta pemilik sorban (maksudnya, para ulama Syiah –pen.),
demi kepentingan pribadi mereka. Dengan ini saya telah menunaikan sebagian
kewajiban (menyampaikan kebenaran apa adanya –pen.).
Ya Alloh, saya memohon dengan kecintaan saya
kepada Nabi-Mu yang pilihan dan kecintaan saya kepada Ahlul Bait yang suci,
agar menjadikan buku ini sebagai buku yang diterima di dunia dan Akhirat,
usahanya dijadikan sebagai usaha yang ikhlas karena mengharapkan wajah-Mu yang
Mulia, dan mendapatkan manfaat darinya orang banyak. Segala puji bagi Alloh,
sebelum dan sesudahnya.”
(Bagian akhir buku, Mengapa Saya
Keluar dari Syiah, karya Sayyid Husein Al Mausawi rohimahullooh. Jakarta,
Pustaka Al Kautsar, cetakan April 2010, hal. 148-150).
Inilah catatan sejarah yang perlu kita pahami
dan sadari:
Kaum Syiah dalam akidahnya, mereka
meyakini bahwa kelak Al Mahdi Al Qo’im akan menghabisi bangsa Arab (sekalipun
dirinya Syiah juga). Yang disisakan hanyalah orang-orang Syiah Persia. Tentu
saja, orang Syiah Indonesia, Malaysia, atau Syiah Melayu, tidak ketinggalan
kelak akan dihabisi Al Qo’im. Maka, kini banyak sebagian orang Indonesia
menganut ajaran Syiah, dengan tanpa harapan mereka akan diterima di sisi ajaran
Syiah dan imam-imam mereka. Itulah manusia-manusia TERTIPU!
Sayyid Husein Al Mausawi rohimahullooh sudah
berkorban darah dan nyawa untuk mengingatkan kita. Tinggal manusia, maukah
belajar atau tetap sesat?
Sekali lagi…
Lillaahi Tsumma Lit Tarikh…
Untuk Alloh, Kemudian Untuk Sejarah…
Walhamdulillaahi Robbil ‘aalamiin…
Semoga umat Islam di Indonesia ini segera
bangkit mengenal musuh Alloh yang sangat berbahaya yaitu kaum syiah.
Ditulis
oleh abisyakir
Sumber:
www.abisyakir.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar