Bismillah,
washsholaatu wassalaamu ‘alaa rosuulillah, ammaa ba’du..
Jaringan Islam Liberal (JIL) selalu
memposisikan diri tampil beda dengan umumnya ajaran islam. Semakin menyimpang
dari ajaran islam, semakin dibela oleh JIL dengan berbagai interpretasinya.
Bagi anda yang sering online dengan
berita pemikiran, akan merasa capek dengan berbagai pemikiran aneh si Ulil
bersama komplotannya. Untuk mengenang ambisi anak muda yang satu ini dalam
mendakwahkan pemikiran JIL, berikut kami kutipkan beberapa celotehnya,
“Semua agama sama. Semuanya menuju
jalan kebenaran. Jadi, Islam bukan yang paling benar.” (Ulil Abshar-Abdalla,
GATRA 21 Desember 2002). Barangkali inilah pendapat paling nekat dari Ulil
Abshar Abdalla (Kordinator Jaringan Islam Liberal)
Ulil Abshar Abdalla tidak mengakui
adanya hukum Tuhan, hingga syari’at mu’amalah (pergaulan antar manusia) dia
kampanyekan agar tidak usah diikuti, seperti syari’at jilbab, qishosh, hudud,
potong tangan bagi pencuri dan sebagainya itu tidak usah diikuti.” (Kompas, 18 November 2002)
Ulil juga berpendapat bahwa “Larangan
kimpoi (kawin) beda agama, dalam hal ini antara perempuan Islam dengan lelaki
non-Islam, sudah tidak relevan lagi” (Kompas, 18 November 2002). Vodca (minuman
keras beralkohol lebih dari 16%) pun menurut Ulil bisa jadi di Rusia halal, karena
udaranya sangat dingin.
Ulil juga berpendapat bahwa dalam
mengatur kehidupan modern ini Al-Qur’an tidak dijadikan pedoman, apalagi
As-Sunnah. Justru yang dijadikan pedoman adalah apa yang ia sebut pengalaman
manusia, dengan alasan bahwa Tuhan telah memuliakan (takrim) kepada manusia.
Kalau untuk mengatur kehidupan modern ini masih merujuk kepada Al-Qur’an dan
As-Sunnah seperti yang tertulis dalam teks, Ulil menganggapnya sebagai
penyembahan terhadap teks. Ulil menginginkan agar apa yang ia sebut penyembahan
teks itu dicari jalan keluarnya, di antaranya adalah menjadikan pengalaman
manusia ini kedudukannya sejajar dengan Al-Qur’an, sehingga Al-Qur’an yang
berupa teks itu hanyalah separoh dari Al-Qur’an, dan yang separohnya lagi
adalah pengalaman manusia. (Media Dakwah
Agustus 2004/Jumadil Akhir 1424H)
Pendapat Ulil mengenai fatwa MUI 2005 yang melarang doa bersama antar agama : “Pertimbangan semacam ini, buat saya sama sekali kurang bisa dimengerti, karena tidak masuk di akal saya. Berdoa intinya adalah sama, entah dilakukan oleh seorang Muslim atau Kristen atau yang lain, yaitu memohon sesuatu yang baik dari Tuhan.” (MEDIA INDONESIA, Fatwa MUI dan Konservatisme Agama, Rabu, 03 Agustus 2005). (Kumpulan ini dikutip dari nahimunkar.com).
Demikian, dan semoga anda tidak terkesan dengan kenangan JIL masa silam. Setelah beberapa waktu tidak beraksi, masuk 2010 JIL kembali menampakkan gaungnya. Ingatan kita juga masih segar dengan kasus Ahmadiyah. Di saat semua orang menentang ajaran Ahmadiyah berkembang di indonesia, JIL tampil sebagai pejuang pembela Ahmadiyah, atas nama kebebasan berideologi. Dengan berbagai alasan yang tidak masuk logika, JIL mempengaruhi sebagian pejabat pemerintah untuk memberikan suaka kepada Ahmadiyah.
Pendapat Ulil mengenai fatwa MUI 2005 yang melarang doa bersama antar agama : “Pertimbangan semacam ini, buat saya sama sekali kurang bisa dimengerti, karena tidak masuk di akal saya. Berdoa intinya adalah sama, entah dilakukan oleh seorang Muslim atau Kristen atau yang lain, yaitu memohon sesuatu yang baik dari Tuhan.” (MEDIA INDONESIA, Fatwa MUI dan Konservatisme Agama, Rabu, 03 Agustus 2005). (Kumpulan ini dikutip dari nahimunkar.com).
Demikian, dan semoga anda tidak terkesan dengan kenangan JIL masa silam. Setelah beberapa waktu tidak beraksi, masuk 2010 JIL kembali menampakkan gaungnya. Ingatan kita juga masih segar dengan kasus Ahmadiyah. Di saat semua orang menentang ajaran Ahmadiyah berkembang di indonesia, JIL tampil sebagai pejuang pembela Ahmadiyah, atas nama kebebasan berideologi. Dengan berbagai alasan yang tidak masuk logika, JIL mempengaruhi sebagian pejabat pemerintah untuk memberikan suaka kepada Ahmadiyah.
Ingatan kita belum lapuk dengan
peristiwa pelecehan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dari mulai
gambar karikatur, hingga film innocent. Di saat semua muslim marah dengan semua
tindakan penistaan nabi itu, JIL tampil memukau dengan mengaburkan kaum
muslimin bahwa sejatinya semua itu bukan termasuk bentuk penistaan kepada Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Disaat semua kaum muslimin menolak konser lady gaga di indonesia, JIL tampil terdepan mendukung terselenggaranya konser dewi wts itu.
Disaat semua kaum muslimin menolak konser lady gaga di indonesia, JIL tampil terdepan mendukung terselenggaranya konser dewi wts itu.
Di saat semua muslim menolak pagelaran
miss universe, JIL menjadi garda depan yang mendukung berlangsungnya acara
pameran aurat ini.
Dan tentu saja masih sangat banyak
celoteh mereka, yang tidak mungkin disebutkan semuanya.
MEREKA ADALAH MUNAFIK Memahami track record JIL beserta semua catatan perjalanan JIL, analogi paling tepat untuk menggarkan JIL adalah orang munafik. Karakter mereka sama persis dengan karakter Abdullah bin Ubay bin Salul beserta komplotannya. Mereka tinggal di Madinah, mengaku beriman, bahkan mengikuti kegiatan kaum muslimin, namun di sisi lain, mereka menjadi musuh dalam selimut. Mereka melakukan berbagai macam makar, untuk bisa menghabisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat. Bermuka dua, untuk mendapatkan jaminan keamanan dari kaum muslimin dan dari para musuh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Namun di saat yang sama, mereka
berusaha melemahkan semangat para sahabat untuk mendukung dakwah Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka berusaha untuk ‘gembosi’ di saat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki rencana yang membutuhkan dukungan
muhajirin dan anshar.
Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam memerintahkan agar kaum muslimin mendukung dakwah islam dengan harta
mereka. Orang munafik maju di posisi terdepan, mengajak semua orang untuk tidak
memberikan hartanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat
muhajirin.
"Mereka orang-orang yang mengatakan
(kepada orang-orang Anshar): “Janganlah kalian memberikan harta kepada
orang-orang (Muhajirin) yang ada disisi Rasulullah agar mereka bubar
(meninggalkan Rasulullah).” Padahal kepunyaan Allah-lah perbendaharaan langit
dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami." (QS. Al-Munafiqun: 7).
Anggapan orang munafik, jika
orang-orang muhajirin, yang datang ke Madinah untuk mendampingi Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam atau para ahlus suffah yang datang untuk belajar
islam, jika mereka tidak diberi bantuan makanan, tidak diberi tanah untuk
tinggal, mereka akan bubar meninggalkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Di saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam memotivasi para sahabat untuk ikut perang tabuk, dan ketika itu cuaca
sangat panas, sementara perbekalan sangat terbatas, orang munafik menempati garda
terdepan mengambil sikap sebaliknya. Mereka memotivasi orang anshar agar tidak
perlu ikut, cukup tinggal di Madinah.
"Mereka membenci berjihad dengan harta
dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka berkata: “Janganlah kalian
berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini”. Katakanlah: “Api neraka
Jahannam itu lebih sangat panas (nya)” jika mereka mengetahui." (QS. At-Taubah:
81)
Di saat kaum muslimin merasa yakin
pertolongan Allah akan segera datang, dan mereka termotivasi untuk mendapatkan
janji Allah, orang munafik meracuni pemikiran mereka, dan meneriakkan bahwa
semua janji itu adalah dusta.
Ingatlah ketika orang-orang munafik dan
orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata : ”Allah dan Rasul-Nya tidak
menjanjikan kepada Kami melainkan tipuan”. (QS. Al-Ahzab: 12)
Di saat kaum muslimin dimotivasi agar keluar dari Madinah untuk berjaga di Khandak, menghalangi musuh multi suku yang hendak menyerang Madinah, orang-orang munafik menyuruh agar mereka balik ke madinah dan tidak perlu datang ke Khandak.
Di saat kaum muslimin dimotivasi agar keluar dari Madinah untuk berjaga di Khandak, menghalangi musuh multi suku yang hendak menyerang Madinah, orang-orang munafik menyuruh agar mereka balik ke madinah dan tidak perlu datang ke Khandak.
Ingatlah ketika segolongan di antara
mreka berkata: “Hai penduduk Yatsrib (Madinah), tidak ada tempat bagimu, Maka
Kembalilah kamu”. (QS. Al-Ahzab: 13)
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam hendak mengusir orang yahudi Bani Nadzir yang berkhianat, orang munafik
justru memberikan semangat kepada mereka untuk tidak meninggalkan kampungnya
dan melawan kaum muslimin. Bahkan mereka berjanji akan membantu yahudi.
"Apakah kamu tidak memperhatikan
orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir di
antara ahli kitab: “Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya Kamipun akan keluar
bersamamu; dan Kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapapun untuk
(menyusahkan) kamu, dan jika kamu diperangi pasti Kami akan membantu kamu.” dan
Allah menyaksikan bahwa Sesungguhnya mereka benar-benar pendusta." (QS.
Al-Hasyr: 11)
Prinsip mereka satu, apapun bentuk kebenaran yang diajarkan Nabi, mari kita tolak. Dan apapun kesesatan yang dilawan oleh Nabi, mari kita bela. Namun jangan terang-terangan memusuhi Nabi dan kaum muslimin.
Prinsip mereka satu, apapun bentuk kebenaran yang diajarkan Nabi, mari kita tolak. Dan apapun kesesatan yang dilawan oleh Nabi, mari kita bela. Namun jangan terang-terangan memusuhi Nabi dan kaum muslimin.
Orang-orang munafik laki-laki dan
perempuan. Sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka saling
menyuruh membuat yang munkar dan saling melarang berbuat yang ma’ruf dan mereka
menggenggamkan tangannya (sangat pelit). (QS. At-Taubah: 67).
Prinsip ini 100% sama dengan prinsip
JIL yang berkembang di negara kita. Apapun yang sesuai ajaran islam, mari kita
buat samar-samar. Dan apapun yang menyimpang dari ajaran islam, mari kita bela
dan kita dukung. Tapi KTP harus tetap islam. Merekalah orang munafik…merekalah
orang munafik.
JIL Membela Syiah
Ramadhan tahun ini, JIL membukan forum
Tadarus Ramadan JIL. Isinya adalah bedah buku Al-Kafi, salah satu rujukan utama
sekte syiah. Forum ini diadakan di Teater Utan Kayu, Jakarta. Narasumbernya,
tokoh-tokoh syiah Indonesia, diantaranya Kang Jalal, Muhsin Labib, Muhammad al-Baqir,
dan beberapa tokoh JIL.
Di situs andalan JIL, salah satu
anggota JIL menulis artikel bertajuk syiah. Di bagian komentar, seorang pembaca
yang beragama syiah, merasa berterima kasih atas jasa besar JIL yang telah
mendukung atau setidaknya mengayomi syiah.
Syiah berterima kasih kepada tokoh JIL
JIL mengangkat tajuk membela kaum
minoritas yang tertindas. Pada kasus Sampang, mereka mendengung-dengungkan
pembelaan untuk syiah sampang yang direlokasi. Pada kasus Ahmadiyah, mereka
mengatakan bahwa perlakuan terhadap Ahmadiyah tidak adil. Semua atas nama HAM
dan menolong kaum minoritas tertindas.
Sebenarnya kasus penindasan minoritas
sangat sering terjadi di indonesia. Ketika kasus Ambon dan Poso berdarah,
pemicunya penindasan kaum salibis terhadap kaum muslimin minoritas. Mengapa JIL
diam saja?.
Beberapa kaum muslimin yang meniti
sunah dan anti terhadap syirik dan bid’ah di daerah lombok, rumahnya dirusak,
dilempari orang NW. Bahkan disiarkan di media televisi. Mengapa JIL diam saja?
Di saat banyak kamu muslimin tertidas
di Palestina dan Suriah, mengapa JIL tidak angkat bicara?
Ketika kaum muslimin ditindas umat
budha di rohingya, dimana ada kicau JIL?
Sejatinya sikap JIL bukan dalam rangka
membela kaum tertindas. Tapi membela orang kafir yang kalah. “Orang-orang
munafik berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir di antara ahli kitab:
“Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya Kamipun akan keluar bersamamu’.”
Prinsip mereka amar munkar nahi ma’ruf. Kebenaran apapun yang sesuai syariat islam harus diberantas. Kesesatan apapun yang ada di dunia ini, harus didukung dan dikembangkan. Maka jawaban untuk pertanyaan di atas, ‘Mengapa JIL membela syiah?’ Karena syiah aliran sesat.
Sekali lagi kami tekankan, pembelaan JIL terhadap Syiah adalah bukti sangat nyata bahwa syiah adalah sesat.
Prinsip mereka amar munkar nahi ma’ruf. Kebenaran apapun yang sesuai syariat islam harus diberantas. Kesesatan apapun yang ada di dunia ini, harus didukung dan dikembangkan. Maka jawaban untuk pertanyaan di atas, ‘Mengapa JIL membela syiah?’ Karena syiah aliran sesat.
Sekali lagi kami tekankan, pembelaan JIL terhadap Syiah adalah bukti sangat nyata bahwa syiah adalah sesat.
Ya Rabb, lindungilah kaum muslimin dari
makar syiah dan bala tentaranya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar