Dari Sabroh Al Juhaniy radhiyallahu
‘anhu, ia berkata:
“Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam pernah memerintahkan kami untuk melakukan nikah mut’ah pada saat Fathul
Makkah ketika memasuki kota Makkah. Kemudian sebelum kami meninggalkan Makkah,
beliau pun telah melarang kami dari bentuk nikah tersebut.” (HR. Muslim no.
1406)
Dalam riwayat lain dari Sabroh, ia
berkata bahwa dia pernah ikut berperang bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam saat penaklukan kota Mekkah. Ia berkata,
“Kami menetap selama 15 hari
(kira-kira antara 30 malam atau 30 hari). Awalnya Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam mengizinkan kami untuk melakukan nikah mut’ah dengan wanita.
… Kemudian aku melakukan nikah mut’ah (dengan seorang gadis). Sampai aku keluar
Mekkah, turunlah pengharaman nikah mut’ah dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam.” (HR. Muslim no. 1406)
Dalam lafazh lain disebutkan, “Wanita-wanita
tersebut bersama kami selama tiga hari, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam memerintahkan kami untuk berpisah dari mereka.” (HR. Muslim no. 1406)
Dalam lafazh lainnya lagi dari
Sabroh Al Juhaniy, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai
sekalian manusia. Awalnya aku mengizinkan kalian untuk melakukan nikah mut’ah
dengan para wanita. Sekarang, Allah telah mengharamkan (untuk melakukan mut’ah)
hingga hari kiamat.” (HR. Muslim no. 1406)
Riwayat ini tercantum dalam kitab
Tahdzibul Ahkam karya At Thusi pada jilid 7 halaman 251, dengan sanadnya dari :
Muhammad bin Yahya, dari Abu Ja’far dari Abul Jauza’ dari Husein bin Alwan dari
Amr bin Khalid dari Zaid bin Ali dari ayahnya dari kakeknya dari Ali
[Alaihissalam] bersabda: “Rasulullah mengharamkan pada perang Khaibar daging keledai
jinak dan nikah mut’ah”.
Bagaimana perawinya? Kita lihat
bersama dari literatur syiah sendiri: Muhammad bin Yahya : dia adalah tsiqah,
An Najasyi mengatakan dalam kitabnya [no 946] : guru mazhab kami di jamannya,
dia adalah tsiqah [terpercaya] Abu Ja’far, Tsiqah [terpercaya] lihat Al Mufid
min Mu’jam Rijalil Hadits.
Abul Jauza’, namanya adalah Munabbih
bin Abdullah At Taimi , haditsnya Shahih lihat Al Mufid min Mu’jam Rijalil
Hadits. Husein bin Alwan, Tsiqah [terpercaya], lihat Faiqul Maqal, Khatimatul
Mustadrak, dan Al Mufid min Mu’jam Rijalul Hadits. Amr bin Khalid Al Wasithi:
Tsiqah, lihat Mu’jam Rijalil Hadits, Mustadrakat Ilmi Rijalil Hadits.
Zaid bin Ali bin Husein bin Ali bin
Abi Thalib, salah satu ahlul bait Nabi, jelas tsiqah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar