Selasa, 29 Juli 2014

Fatwa - Fatwa Sesat Kaum Syiah



Profil Abdullah bin Saba’
Abdullah bin Saba’ adalah seorang pendeta Yahudi dari Yaman yang pura-pura masuk Islam pada akhir kekhalifahan ‘Utsman rodhialloohu ‘anhu. Dialah orang yang pertama mengisukan bahwa yang berhak menjadi khalifah setelah Rosululloh Shollalloohu’Alaihi Wasallam adalah Ali Rodhialloohu ‘Anhu. Tetapi pada abad ke-14, dimunculkanlah isu bahwa Abdullah bin Saba’ itu adalah manusia bayangan. Mungkin didorong oleh rasa tidak enak, karena timbul imajinasi bahwa ajaran Syi’ah itu berasal dari Yahudi. Tetapi itu merupakan fakta sejarah yang telah dibakukan, di akui oleh ulama-ulama Syi’ah pada jaman dahulu hingga sekarang.

Sungguh keliru orang yang mengatakan bahwa tidak ada perbedaan antara Sunni dan Syi’ah, kecuali sebagaimana perbedaan yang terjadi antara madzhab yang empat (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali) dan masalah-masalah furu’iyah ijtihadiyyah! Ketahuilah bahwa Syi’ah adalah agama di luar Islam.

Perbedaan antara kita (kaum Muslimin) dengan Syi’ah sebagaimana berbedanya dua agama dari awal sampai akhir yang tidak mungkin disatukan, kecuali salah satunya meninggalkan agamanya.

Fatwa-Fatwa Sesat Kaum Syi’ah
Agar para pembaca mengetahui bashirah (yakni hujjah yang kuat dan terang naqliyyun dan aqliyyun) bahwa Syi’ah adalah agama, maka di bawah ini kami tuliskan sebagian dari aqidah Syi’ah yang tidak seorang Muslim pun meyakini salah satunya melainkan dia telah keluar dari Islam:

1. Mereka (kaum Syi’ah) mengatakan bahwa Alloh Ta’ala tidak mengetahui bagian tertentu sebelum terjadi. Dan mereka sifatkan Alloh Ta’ala dengan al-Bada’ yakni Alloh Subhaanahu wa Ta’ala baru mengetahui sesuatu setelah terjadi. (Dinukil dari kitab Syi’ah wa Tahrifu al-Qur’an oleh Syaikh Muhammad Malullah halaman 17, nukilan dari kitab al-Anwaaru an-Nu’maaniyyah (I/31) salah satu kitab terpenting Syi’ah).

2.  Tahriful Qur’an (Perubahan Al-Qur’an). Yakni mereka mengi’tiqadkan telah terjadi perubahan besar-besaran di dalam Al-Qur’an. Ayat-ayat dan surat-suratnya telah dikurangi atau ditambah oleh para shahabat Rosululloh Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam di bawah pimpinan tiga khalifah yang merampas hak ahlul bait, yaitu AbuBakar, ‘Umar dan ‘Utsman rodhialloohu ‘anhum ajma’iin. (ibid)

3.    Al Qur’an yang sekarang sudah tidak asli. Mereka juga mengatakan bahwa Al-Qur’an yang ada ditangan kaum Muslimin dari zaman shahabat sampai hari ini tidak asli lagi. Kecuali Al-Qur’an mereka yang tiga kali lebih besar dari Kitabullah yang mereka namakan mushaf Fatimah yang akan dibawa oleh Imam Mahdi. (ibid)

Al-Kusyi pula berkata: “Tidak sedikitpun isi kandungan di dalam al-Qur’an (yang digunakan oleh Ahli Sunnah wal-Jamaah sekarang, Pent.) yang boleh kita jadikan pegangan” . Lihat: As-Safi. (1/33)]

4.  Menuhankan Ali bin Abi Tholib rodhialloohu ‘anhu. Lihatlah kepada sebagian perkataan ulama mereka tentang Ali bin Abi Tholib yang kata mereka – secara dusta - telah mengatakan: Demi Alloh. Sesungguhnya akulah yang bersama Ibrahim di dalam api, dan akulah yang menjadikan api itu dingin dan selamatlah Ibrahim. Dan aku bersama Nuh didalam bahtera (kapal), dan akulah yang menyelamatkannya dari tenggelam. Dan aku bersama Musa, lalu aku ajarkan ia Taurat. Dan akulah yang membuat Isa dapat berbicara di waktu masih bayi dan akulah yang mengajarkannya Injil. Dan aku bersama Yusuf di dalam sumur, lalu aku selamatkan ia dari tipu daya saudara-saudaranya. Dan aku bersama Sulaiman di atas permadani (terbang), dan aku-lah yang menundukkan angin untuknya). (ibid)

5.    Bahwa Imam-imam mereka lebih tinggi derajatnya daripada para malaikat dan para Rosul/Nabi. Lihatlah apa yang dikatakan Khomeini, pemimpin besar agama Syi’ah di dalam kitabnya al-Hukuumatu al-Islamiyyah (hal. 52): ”Dan sesungguhnya yang terpenting dari madzhab kami, sesungguhya imam-imam kami mempunyai kedudukan (maqam) yang tidak bisa dicapai oleh seorang pun malaikat yang muqarrab/dekat dan tidak oleh seorangpun Nabi yang pernah diutus.

Maksudnya, imam-imam mereka itu jauh lebih tinggi daripara malaikat dan sekalian Nabi yang pernah diutus. Inilah salah satu penghinaan terbesar Khomeini kepada seluruh Malaikat dan para Nabi semuanya (termasuk Jibril dan Muhammad Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam, berpegang kepada keumuman lafadz yang diucapkan Khomeini).

6.    Percaya kepada Reinkarnasi (Raj’ah). Di antara I’tiqad Syi’ah yang terpenting dan menjadi salah satu asas agama mereka adalah aqidah raj’ah, yaitu keyakinan hidup kembali di dunia inisesudah mati, atau kebangkitan orang-orang yang telah mati di dunia. Peristiwanya terjadi ketika Imam Mahdi mereka bangkit dan bangun dari tidur panjangnya yang sampai sekarang telah seribu tahun lebih (karena selama ini ia bersembunyi di dalam gua). Kemudian dihidupkanlah kembali seluruh imam mereka dari yang pertama sampai yang terakhir tanpa terkecuali Rosululloh Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam dan putri beliau Fatimah. Kemudian dihidupkan kembali pula musuh-musuh Syi’ah yang terdepan yakni Abu Bakar, Umar dan Utsman dan seluruh shahabat dan seterusnya. Mereka semua akan diadili, kemudian disiksa di depan Rosululloh Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam karena telah mendzalimi ahlul bait, merampas imamah dan seterusnya. (Lihat kitab mereka, Haqqul Yaqin, Hal. 347).

7. Taqiyyah (berdusta). Berkata Mufid dalam kitabnya Tashhiihal-I’tiqaad, menerangkan pengertian taqiyah dikalangan Syi’ah:Taqiyah adalah menyembunyikan kebenaran dan menutupi keyakinannya, serta menyembunyikannya dari orang-orang yang berbeda dengan mereka dan tidak menampakkannya kepada orang lain karena dikhawatirkan akan berbahaya terhadap aqidah dan dunianya.”

Ringkasnya, taqiyah adalah berdusta untuk menjaga rahasia. Bahkan terkadang mereka berpenampilan seolah-olah mencintai Ahlus Sunnah, sehingga semua ini menjadikan orang-orang yang polos di kalangan Ahlus Sunnah tertipu dan terpedaya oleh mereka. Syi’ah mensyari’atkan dusta yang merupakan aqidah yang harus dipercayai dan bahkan masuk dalam rukun iman, sebagaimana disebutkan dalam kitab mereka:

§  ”Kulani menukil dari Abdullah, ia berkata: Taqwalah atas agamamu dan berhijablah dengan “taqiyah”, maka sesungguhnya tidak sempurna iman seseorang apabila tidak berdusta (taqiyah). (Ushulul Kaafi hal. 483. Al Kaafi merupakan salah satu kitab pegangan pokok mereka dalam hal aqidah dan agama Syi’ah Imamiah).

§  Kulaini mengatakan dari Abdullah ia berkata: Adalah Bapakku mengatakan: “Dan apakah yang dapat menenangkan pikiranku selain berdusta (taqiyah). Sesungguhnya taqiyah adalah surga bagi orang yang beriman.” (Ushul Al-Kaafi hal.484).

§  Jagalah agama kalian dan lindungilah dengan taqiyah, sesungguhnya tidak beriman bagi siapa yang tidak bertaqiyah. (Al Kulani dalam Ushul Al-Kafi, I/218).

§  Diriwayatkan dari Ali bin Muhammad: “Wahai Daud! Sekiranya kamu mengatakan bahawa orang yang meninggalkan taqiyah sama seperti orang yang meninggalkan solat, maka sesungguhnya betullah kata-katamu itu”. [Lihat: Wasail asy-Syiah (X1/466). Cetakan Tehran.]

Dengan taqiyah, seakan mereka menunjukkan iltizam-nya tehadap hukum Islam. Saling menolong dengan dasar cinta dan kasih sayang dengan kaum Muslimin. Padahal kenyataannya mereka berlepas diri dari kaum Muslimin. Mereka menganggap bahwa Ahlus Sunnah lebih kafir daripada orang-orang Yahudi, Majusi dan Musyrik. Mereka juga memandang bahwa mereka tidak mungkin bertemu dengan kaum Muslimin dalam masalah agama.

8.    Mengkafirkan para Shahabat Nabi.
·  Abu Ja’far berkata: “Semua manusia (kaum muslimin Ahli Sunnah wal-Jamaah) menjadi Ahli Jahiliyah (kafir/murtad setelah kewafatan Rosululloh) kecuali empat orang, Ali, Miqdad, Salman dan Abu Dzar”. [Lihat: Tafsir as-Safi. (1/389)]
·         Al-Kulaini [nama penuhnya Muhammad bin Yakub al-Kulaini. Meninggal dunia pada 328H] mensifatkan Abu Bakar, ‘Umar dan ‘Utsman telah keluar dari kalangan orang yang beriman (murtad/kafir) lantaran tidak melantik Ali sebagai khalifah setelah Rosululloh Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam wafat. [Lihat: Usul al-Kafi. (1/488).]
·         Malah al-Kulaini mengkafirkan seluruh penduduk Mekkah dan Madinah. Menurut Kulaini: “Penduduk Madinah lebih buruk dari penduduk Mekkah dan penduduk Mekkah telah kufur kepada Alloh dengan terang-terang”. [Ibid. (2/409)]
·         Al-Kulaini juga menetapkan dalam kitabnya al-Kafi: “Sesiapa yang tidak beriman kepada Imam Dua Belas maka dia adalah kafir walaupun dia keturunan Ali atau Fatimah”. [Lihat: Al-Kafi. (1/372-374)]
·         Al-Majlisi seorang ulama besar Syiah menegaskan: “Bahwa mereka (Abu Bakar, ‘Umar dan ‘Utsman) adalah pencuri yang khianat dan murtad, keluar dari agama, semoga Alloh melaknat mereka dan semua orang yang mengikut mereka dalam kejahatan mereka, sama ada orang dahulu atau orang-orang kemudian”. [Lihat: بحار الانوار. (4/385). Muhammad Baqir al-Majlisi]

·     Budak Ali bin Husin berkata: “Saya pernah bertanya kepada Ali bin Husin tentang Abu Bakar dan ‘Umar. Maka dia menjawab: Keduanya kafir dan sesiapa yang mencintainya juga kafir”. [ Ibid. (2/216)]
·         Abu Basir (ulama Syiah) menegaskan: “Sesungguhnya penduduk Mekkah telah kufur kepada Alloh secara terang-terang dan penduduk Madinah lebih buruk dari penduduk Mekkah, lebih buruk tujuh puluh kali dari penduduk Mekkah”. [Ibid. (2/410)]

9.    Menolak Hadits-hadits walaupun hadits tersebut shahih yang datang dari Muhaddits Ahlus Sunnah, seperti Imam Bukhari, Muslim, Turmizi dan yang lainnya. Syiah hanya menerima hadis yang diriwayatkan oleh perawi Ahli Bait. Menurut Syiah hadis bukan semata-mata dari Nabi tetapi dari Imam Dua Belas yang maksum. Nilai perkataan imam yang maksum senilai dengan wahyu dan sabda nabi. [Keyakinan bahawa para imam maksum menjadikan semua perkataan yang keluar dari mereka adalah sahih. Maka tidak diperlukan menyandarkan sanadnya kepada Rasulullah s.a.w sebagaimana di kalangan Ahlu Sunnah wal-Jamaah. Lihat: Tarikh al-Imamiyah. Hlm. 140. Abdullah Faiyad.]

10.Mengkafirkan Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan menyatarakannya dengan orang-orang kafir, musyrikin lagi najis. Begitu juga ulama Syiah mengkafirkan pengikut mazhab Syafi’i, Hambali, Maliki dan Hanafi karena mereka digolongkan sebagai an-Nasibi.
·    Menurut ulama Syiah lagi: “Dalam kalangan ulama (Ahli Sunnah) dari Malik, Abi Hanifah, Syafi’i, Ahmad dan Bukhari semua mereka kafir dan terlaknat”. [Lihat: Asy-Syiah wa as-Sunnah. Hlm. 7. Ihsan Ilahi Zahiri.]

·       Keyakinan Syiah yang sesat ini diambil dari keterangan ulama mereka Syeikh Husin al-’Usfur ad-Darazi al-Bahrani. Beliau menegaskan: “Riwayat-riwayat para imam menyebutkan bahawa an-Nasibi (si Kafir) adalah mereka yang digelar Ahli Sunnah wal-Jamaah”. [Lihat: Al-Masail al-Khurasaniyah. Hlm. 147]
·    Berkata Abu Qasim al-Musawi al-Khuri (ulama besar Syiah): “Najis ada sepuluh jenis, yang ke sepuluh adalah orang kafir, iaitu yang tidak beragama atau yang beragama bukan Islam atau beragama Islam menolak yang datang dari Islam. Dalam hal ini tidak ada perbezaan antara murtad, kafir asli, kafir zimmi, Khawarij yang ghalu atau an-Nasibi (Ahli Sunnah wal-Jamaah)”. [Lihat: Manhaj Shalihin. (1/116).]
·         Berkata Ruhullah al-Musawi (ulama Syiah): “Sesungguhnya an-Nasibi (Ahli Sunnah wal-Jamaah) dan Khawarij dilaknati Alloh Subhaanahu wa-Ta’ala. Keduanya adalah najis tanpa diragukan lagi”. [ Lihat: Tahrirul al-Wasilah. (1/116). Cetakan Beirut.]

11.Meyakini bahwa darah dan harta orang-orang Ahlus Sunnah adalah Halal.
·         Berkata Muhammad bin Ali Babawaihi al-Qummi, dia meriwayatkan dari Daud bin Farqad: “Aku bertanya kepada Abu Abdullah ‘alaihis salam: Bagaimana pendapat engkau membunuh an-Nasibi (Ahli Sunnah wal-Jamaah)? Dia menjawab: Halal darahnya akan tetapi lebih selamat bila engkau sanggup menimpakan dengan tembok atau menenggelamkan (mati lemas) ke dalam air supaya tidak ada buktinya. Aku bertanya lagi: Bagaimana dengan hartanya? Dia menjawab: Rampas sahaja semampu mungkin”. [Lihat: 'Ilal asy-Syar'i. Hlm. 44. Cetakan Beirut.]
·    Berkata Abu Ja’far ath-Thusi (ulama Syiah): “Berkata Abu Abdullah ‘alaihis salam (Imam as-Sadiq): Ambillah harta an-Nasibi (Ahli Sunnah wal-Jamaah) dari jalan apapun kamu mendapatkannya dan berikan kepada kami seperlima”. [Lihat:Tahzibul Ahkam. (1V/122) Cetakan Tehran.]
·  Yusuf al-Bahrani berkata (ulama Syiah): “Dari dahulu sehinggalah sekarang, bahawa an-Nasibi kafir dan najis secara hukum, dibolehkan mengambil segala harta benda mereka bahkan dihalalkan membunuhnya”. [Lihat: Al-Hadiq an-Nadirah Fi Ahkam al-Atraf at-Tahirah. (X11/323-324).]

12.Menghalalkan Nikah Mut’ah (Kawin Kontrak).
·     Mereka juga berdusta atas nama Ja’far Ash-Shadiq, alim yang menjadi lautan ilmu ini! dikatakan oleh mereka bahwa Ja’far Ash-Shadiq telah bersabda: “Mut’ah itu adalah agamaku dan agama bapak-bapakku. Yang mengamalkannya, mengamalkan agama kami dan yang mengingkarinya mengingkari agama kami, bahkan ia memeluk agama selain agama kami. Dan anak dari mut’ah lebih utama dari pada anak istri yang langgeng. Dan yang mengingkari mut’ah adalah kafir murtad.” (Tafsir Manhaj Asshadiqin Fathullah Al-Kasyani hal. 356)
·  Mereka juga berbohong atas nama Rosululloh Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam, mereka mengatakan bahwa beliau bersabda: “’Barangsiapa melakukan mut’ah sekali dimerdekakan sepertiganya dari api neraka, yang mut’ah dua kali dimerdekakan dua pertiganya dari api neraka dan yang melakukan mut’ah tiga kali dimerdekakan dirinya dari neraka.”
·  Mereka menambah tingkat kejahatan dan kesesatan mereka dengan meriwayatkan atas nama Rosululloh Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam: “Barangsiapa melakukan mut’ah dengan seorang wanita Mukminah, maka seoloh-olah dia telah berziarah ke Ka’bah (berhaji sebanyak 70 kali). (‘Ujalah Hasanah Tarjamah Risalah Al Mut’ah oleh Al-Majlisi Hal.16).

·    Abu Ja’far Ath-Thusi menukil bahwa Abu Abdillah Alaihis-Salam (Imam mereka yang di anggap suci) ditanya tentang mut’ah, apakah hanya dengan empat wanita? Dia menjawab, “Tidak, juga tidak hanya tujuh puluh”. Sebagaimana dia juga pernah ditanya apakah hanya dengan empat wanita? Dia menjawab, “Kawinlah (secara mut’ah) dengan seribu orang dari mereka karena mereka adalah wanita sewaan, tidak ada talak dan tidak ada waris dia hanya wanita sewaan.” (At-Tahdzif oleh Abu Ja’far Aht-Thusi, Juz III/188)
·         Mereka menisbatkan kepada imam keenam. yang ma’shum dia bersabda, “Tidak mengapa mengawini gadis jika dia rela tanpa ijin bapaknya.” (At-Tahdzif Al-Ahkam juz VII/256)

13. Pantat dan paha bukan aurat.
·         Karaki berkata bila kamu menutup kemaluanmu maka benar-benar telah menutup aurat (Al Kaafi 6/501 Tahdzibul Ahkam 1/ 374), sedangkan pantat, yang diangap aurat adalah lobang dubur, bukan dua pantat, dan paha juga bukan termasuk aurat.
·         Shodiq AS berkata “paha tidak termasuk aurat”, bahkan Imam Al Baqir As telah mengecat auratnya dan membalut lubang kemaluannya (Jami’al Maqosid Lilkaraki 2 / 94. Al Mu’tabar karangan Al Hulli 1 / 222 Muntaha Tolab 1/39, Tahrirul Ahkam1/202,semuanya karangan Al Hulli Madarikul Ahkam 3/191)
·     Abu Hasan Al Madhi : “bahwa aurat itu hanya ada dua yaitu lubang depan dan lubang belakang, lubang belakang sudah ditutup oleh pantat, apabila kamu telah menutup keduanya maka berarti telah menutup auratnya, karena selain itu bukan tempat najis, maka bukanlah aurat, seperti betis”. Al Kaafi 6 / 51, Tahzibul Ahkam 1/374 Wasa’ilusyiah 1/365 Muntaha Tolab 4/269 Al Khilaf karangan Tusi 1/396).
·         Dari Abu Abdullah As berkata: “ paha tidak termasuk aurat” (Tahdhibul Ahkam 1/ 374, Wasa’ilusyiah jilid 1 hal 365).

14.Kotoran para imam bisa menyebabkan masuk surga. Kotoran dan air kencing para imam bukan sesuatu yang menjijikan dan tidak berbau busuk, bahkan keduanya bagaikan misik yang semerbak. Barang siapa yang meminum kencing, darah dan memakan kotoran mereka maka haram masuk neraka dan wajib masuk surga (Anwarul Wilayat Liayatillah Al Akhun Mulla Zaenal Abidin Al Kalba Yakani : th 1419 halaman 440).

Abu Ja’far berkata : “ciri-ciri Imam ada 10 :
Ø  Dilahirkan sudah dalam keadaan berkhitan.
Ø  Begitu menginjakkan kaki di bumi ia mengumandangkan dua kalimat syahadat.
Ø  Tidak pernah junub.
Ø  Matanya tidur hatinya terbangun.
Ø  Tidak pernah menguap.
Ø  Melihat apa yang di belakangnya seperti melihat apa yang di depannya.
Ø  Bau kentut dan kotorannya bagaikan misik. (Al Kaafi 1/319) Kitabul Hujjah Bab Maulidul Aimmah)

15. Bolehnya menyodomi istri (menyetubuhi lewat dubur)
·   Disebutkan dalam buku Al-Istibshar yang diriwayatkan dari Ali bin Al-Hakam, ia berkata, “Saya pernah mendengar Shafwan berkata” saya berkata kepada Ar-Ridha, “Seorang budak memerintah saya untuk bertanya kepadamu tentang suatu masalah yang mana ia malu menanyakan langsung kepadamu”, maka ia berkata, “Apa masalah itu?”, ia menjawab, “Bolehkah seorang laki-laki menyetubuhi istrinya dari duburnya”, maka ia menjawab, “Ya, boleh baginya”.

·         Dalam kitab Tahrirul Wasilah hal 241- masalah ke 11. Khumaini berkata : “pendapat yang kuat dan terkenal adalah diperbolehkan menyetubuhi istrinya lewat lubang belakang walaupun hal itu sangat dibenci”

16. Dibolehkan meminjamkan istri atau wanita kepada seseorang.
·    Abu Ja’far Muhammad Ibnu Hasan At-Thusi menyebutkan dari Muhammad bin Muslim dari Abu Ja’far, ia berkata: Aku tanyakan kepadanya: “Halalkah laki-laki meminjamkan pada temannya tubuh puterinya untuk disetubuhi?” Jawabnya: “Boleh. Bahwa halal bagi dia sebagaimana halal bagi temannya meminjamkan kemaluan putrinya untuk disetubuhi.” (Al-Istibshar Juz III hal. 136).
·        Muhammad Ibnu Mudharrib berkata: Berkata kepadaku Abu Abdullah: “Hai Muhammad, ambillah putri ini untuk melayanimu dan untuk kamu setubuhi. Maka bila kamu telah selesai menyetubuhinya, kembalikan dia kepadaku.” (Al Istibshar Juz III hal. 136 dan dalam Furu’ul Kaafi hal. 200).

17. Dibolehkan melampiaskan syahwat kepada bayi dan sesama jenis.
-   Khumaini berkata : “Semua bentuk menikmati, seperti meraba dengan penuh syahwat, memeluk, dan adu paha boleh walaupun dengan bayi yang sedang menyusui”. (Tahrirul Wasilah 2/216.)
-  Alkhui : ia memperbolehkan seorang laki-laki memegang-megang atau bermain dengan aurat laki-laki lain atau wanita bermain dengan alat kelamin wanita lain bila sebatas gurau dan canda sebatas tidak menimbulkan syahwat. Sirotunnajah fi Ajwibatil istifta’at jilid 3

18.Peziarah kuburan Husein lebih mulia dari jama’ah haji yang wukuf di Arafah. Mereka berkata: Bahwasanya Alloh memandangi para penziarah kuburan Husain pada sore hari Arafat sebelum melihat pada jamaah haji yang sedang wukuf. Abu Abdillah berkata : “Karena di arafah terdapat anak haram sedangkan di kuburan Husein tidak ada anak haram di sana (karena selain syiah adalah anak haram). [Kitab Al Wafi jilid 2 - juz 8 hal 222]. Maksud anak zina bagi syiah adalah kaum muslimin selain pengikut Syi’ah.

19. Selain anak Syi’ah adalah anak haram semua.
-       Dalam Al Kafi jilid 8 hal 285 : Setiap orang adalah anak zina kecuali Syiah.
-         Dalam Tafsir Ayyasyi jilid 2 hal 218 dan Al Burhan jilid 2 hal 139 : setiap anak yang lahir di tunggui oleh iblis, bila yang lahir itu berasal dari kelompok Syiah maka terjaga dari iblis, bila bukan dari kelompok Syiah maka syetan meletakkan jari-jarinya pada lambung belakang anak laki-laki agar kelak menjadi orang tercela dan bila kelamin perempuan agar kelak menjadi pelacur.

20.Taat kepada Ali lebih penting dari pada taat kepada Alloh. Dalam mukaddimah tafsir Al Burhan tercantum : bahwa Alloh berfirman: Ali bin Abi Tholib adalah hujjahKu di atas ciptaan-Ku. Saya tidak akan memasukkannya ke neraka siapa yang memberikan haknya walau dia mendurhakai-Ku dan tidak akan saya masukkan surga orang yang mengingkarinya walau ia taat pada-Ku (Al Burhan hal 23).

21.Dunia dan Akhirat adalah milik Imam-imam mereka.
-         Dunia dan akhirat adalah milik Imam, terserah, mau diberikan sama siapa saja itu terserah pada para Imam (Al Kafi 1/337).
-        Mereka yang menguasai kunci kekayaan yang ada di bumi, kapan saja boleh mengeluarkan emas-emas yang ada di dalam tanah itu (al Kaafi 1/394).

-         Diperbolehkan Towaf pada kubur Nabi dan kubur para Imam (Al Kafi jilid 1 hal 287).

-         Imam Hasan Askari berkata : “sesungguhnya kami para penerima wasiat Imamah tidaklah dikandung didalam perut melainkan di pinggang dan tidak dilahirkan lewat rahim melainkan lewat paha sebelah kanan karena kami titisan cahaya Allah yang bersih dan tidak terkena kotoran sama sekali”. (Kamaluddin 390, 393 Biharul Anwar jilid 51 hal 2, 13,17, 26 , Itsbatul Hudat jilid 3 hal 409,414 I’lamul Wara hal 394 Dala’ilul Imamah 264).

22.Para imam mengetahui segala sesuatu termasuk perkara ghaib dan juga mendapat wahyu.
-     Para imam mengetahui apa yang ada dilangit, bumi, surga, neraka, mereka mengetahui apa yang telah terjadi dan semua yang terjadi kemudian, (Al Kafi jilid 1 hal. 204) ciptaan Alloh dan yang akan diciptakan.

-         Mereka mengetahui seluruh ucapan-ucapan manusia, burung, binatang dan segala yang bernyawa Barang siapa tidak bersifat demikian maka dia bukan Imam (Al Kaafi 1/225).

-     Para imam mendapatkan wahyu yang seperti diceritakan oleh Abi Jafar ia berkata : “Alloh tidak akan menurunkan ilmu kecuali kepada keluarga Nabi dengan perantara Jibril as” (Al Kaafi 1/330).

-         Seorang Imam tidak akan wafat sebelum mengetahui siapa penggantinya. (Al Kafi jilid 1 hal 218).

23.Nabi Muhammad dan para Nabi lainnya akan masuk neraka.
-         Dari Abi Abdilah ia berkata : “lalu diperlihatkan api neraka pada mereka, lalu berkata, “masuklah kalian ke neraka dengan izinku!”. Orang pertama yang masuk neraka adalah Rosululloh Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam, kemudian di ikuti oleh para Ulul Azmi, para pewaris dan pengikutnya, lalu dia berkata pada manusia golongan kiri (Ashabusyimal) masuklah ke neraka dengan ijin saya, mereka menjawab ya Tuhan apakah kau ciptakan kami untuk dibakar, ia berkata kepada Ashhabul Yamin keluarlah kalian dari neraka atas ijinku. Api Neraka tidak sedikitpun melukai mereka (Al Kaafi 2/9).

24.Khasiat tanah dan debu kuburan ahlu bait.
-         Abas Alqummi berkata : “para ulama melarang memakan debu dan tanah kecuali yang berasal dari kuburan Husain. Sebatas untuk pengobatan bukan untuk menikmati dan ini hanya sebatas biji kecil, lalu diletakkan dimulut dan ditelan dengan air secukupnya sambil berdoa “ya Allah berikan rizqi yang luas yang bermanfaat dan disembuhkan dari berbagai penyakit” (Mafatihul Jinan 547)
  
     Saya takut rizki yang luas itu berupa sakit keras dan batu-batuan itu merusak ginjal. Khasiat debu seperti madu.
-         
    Tanah pusara Husain menurut kepercayaan mereka berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit, dan menghilangkan rasa takut, bila diminum orang yang sakit akan menjadi sembuh, bila diletakkan bersama jenazah dalam liang lahat maka dia akan aman dari siksaan kubur, bila dibawa seseorang dan dimain-mainkan maka dia mendapatkan pahala orang yang bertasbih, karena tanah itu dapat bertasbih sendiri (Biharul Anwar 11/118/140 Amali Tusi 1/326 Wasa’ilusyi’ah 10/415 )

-   Abu Abdullah berkata: sesungguhnya Alloh telah menjadikan debu kakekku Husain suatu obat dari segala penyakit dan menghilangkan rasa takut, jika salah seorang kalian memegangnya, maka hendaknya dicium, diletakkan di matanya dan menyapu dengan debu itu seluruh badannya sambil berdoa : Ya Alloh, dengan hak tanah ini dan Hak yang tinggal di dalamnya (Amali Tusi 1/326)

25. Fatimah adalah Tuhan yang berwujud seorang wanita
-       Amiril Mu’minin berkata : “Fatimah bukan wanita biasa melainkan seorang wanita titisan Tuhan. Tapi dia memiliki sifat manusia seutuhnya. Ia adalah Wanita dari kerajaan besar yang menampakkan diri dengan wujud manusia bahkan dia adalah eksistensi tuhan yang berwujud seorang perempuan. (Al Wasilah ilallah karangan Ibrahim Al Ansari hal-7)

26.Rukun Iman Agama Syi’ah. Rukun iman Agama Syiah berbeda dengan rukum iman Ahli Sunnah wal-Jamaah, karena rukun iman Syiah hanya lima perkara, yaitu:
-         Beriman kepada ke Esaan Alloh – (التوحيد)
-         Beriman kepada Keadilan – (العدل)
-         Beriman kepada Kenabian – (النبوة)
-         Beriman kepada Imam – (الامانة)
-         Beriman kepada Hari Kiamat – (المعاه)

27.Para Nabi dan Rosul belum menyempurnakan agama ini. Khumaini mengatakan bahwa para nabi dan rasul belum sempat menyempurnakan syari’at dari langit (syari’at Alloh). Menurut Khumaini, para nabi dan rasul juga belum berhasil menancapkan tonggak-tonggak keadilan di dunia ini. Adapun tokoh yang nantinya berhasil membumikan keadilan secara sempurna, menurut Khumaini adalah Imam Mahdi (versi Syi’ah) yang akan datang.

Klaim ini dilontarkan Khumaini saat merayakan hari kelahiran Al-Mahdi menurut versi Syi’ah pada 15 Sya’ban 1400 H.

28.Nabi wafat akibat diracun oleh istrinya. Didalam Tafsirul Iyasy 1/200, karya Muhammad bin Mahmud bin Iyasy mengatakan -dengan dusta- bahwa Abu Abdillah Ja’far Ash Shidiq rohimahulloh pernah berkata: “Tahukah kalian apakah N Rosululloh Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam meninggal dunia atau dibunuh?” Sesungguhnya Alloh telah berfirman yang artinya: “Apakah jika dia (Muhammad) mati atau dibunuh, kalian akan murtad?” (Ali Imran: 144). Beliau sebenarnya telah diberi racun sebelum meninggalnya. Sesungguhnya dua wanita itu (Aisyah dan Hafshah) telah meminumkan racun kepada beliau sebelum meninggalnya. Maka kami menyatakan: “Sesungguhnya dua wanita dan kedua bapaknya (Abu Bakar dan Umar) adalah sejelek-jelek makhluk Alloh.”

29.Istri-istri Rosululloh Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam adalah wanita keji.
  • Dinukilkan secara dusta di dalam kitab Ikhtiyar Ma’rifatur Rijal karya At Thusi hal. 57-60 bahwa Abdullah bin Abbas pernah berkata kepada Aisyah: “Kamu tidak lain hanyalah seorang pelacur dari sembilan pelacur yang ditinggalkan oleh Rosululloh…”
  • Dalam kitab Haqqul Yaqin, Muhammad Baqir al-Majlisy hal. 519, disebutkan dalam bahasa Perancis yang terjemahannya adalah: “Dan aqidah kita (Syi’ah) adalah bebas dari empat berhala: Abu Bakar, Umar, Utsman dan Mu’awiyah. Dan bebas dari empat berhala wanita: Aisyah, Hafsah, Hindun dan Ummul Hakam. Serta bebas pula dari pengikut dan pendukung mereka. Sesungguhnya mereka adalah sejelek-jelek makhluk ciptaan ALLAH dimuka bumi.”
  • Aisyah telah keluar dari iman dan menjadi penghuni jahannam. (Tafsirul Iyasi 2/243 dan 269)
  • Aisyah digelari Ummusy Syurur (ibunya kejelekan) dan Ummusy Syaithan (ibunya syaithan), hal ini dikatakan oleh Al Bayadhi di dalam kitabnya Ash Shirathal Mustaqim 3/135 dan 161.
  • Aisyah telah menggerakkan kaum muslimin untuk memerangi Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu (Minhajul Karamah hal. 112, karya Ibnu Muthahhar Al Hilali).
  • Aisyah sangat memusuhi dan membenci Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu sampai meletuslah perang Jamal (An Nushrah hal. 229 karya Al Mufid).
  • Aisyah tidak mau bertaubat dan terus menerus memerangi Ali sampai meninggal. (At Talkhishusy Syafi hal. 465-468).
30. Ziarah ke kuburan al Husein lebih utama dari haji mabrur dan lainnya.
  • Di dalam kitab Al-Irsyad hal. 252 karya Al-Mufid bin Muhammad An-Nu’man: “Ziarah kepada Al-Husain -yaitu kuburnya- radhiyallahu ‘anhu kedudukannya seperti 100 kali haji mabrur dan 100 kali umrah.”
  • Semakin parah lagi ketika mereka - dengan dusta - berkata bahwa Baqir bin Zainal Abidin rahimahullah berkata: “Dan tidaklah keluar setetes air mata pun untuk meratapi kematian Al-Husain, melainkan Allah akan mengampuni dosa dia walaupun sebanyak buih di lautan.” Dalam riwayat lain ada tambahan lafazh: “Dan baginya Al-Jannah.” (Jala`ul ‘Uyun 2 hal.464 dan 468 karya Al-Majlisi Al-Farisi)
  • Dalam kitab Tahdzib al-Ahkam karya Abu Ja’far ath-Thusy (jilid V, hal 372) disebutkan, (Dari Zaid asy-Syahham, dari Abu Abdillah ‘alaihi salam berkata, “Barang siapa yang ziarah makam Abu Abdillah (Husain) ‘alaihi salam pada hari ‘Asyura sedang dia mengetahui hak-haknya, seakan-akan dia telah menziarahi Alloh di ‘Arsy-Nya”).

31.Karbala lebih afdhol (utama) dari Ka`bah. Hal ini tercantum dalam kitab Al Bihaar dari Abi Abdillah bahwasanya ia berkata : Sesungguhnya Alloh telah mewahyukan ke Ka`bah; kalaulah tidak karena tanah Karbala, maka Aku tidak akan mengutamakanmu, dan kalaulah tidak karena orang yang dipeluk oleh bumi Karbala (Husain), maka Aku tidak akan menciptakanmu, dan tidaklah Aku meciptakan rumah yang mana engkau berbangga dengannya, maka tetap dan berdiamlah kamu, dan jadilah kamu sebagai dosa yang rendah, hina, dina, dan tidak congkak dan sombong terhadap bumi Karbala, kalau tidak, pasti Aku telah buang dan lemparkan kamu ke dalam Jahanam. [Kitab Al Bihaar : (10/107)]
Berhubung keterbatasan waktu dan tempat, maka untuk artikel ini dicukupkan dulu sementara dikarenakan masih banyak lagi fatwa-fatwa sesat yang mencapai ratusan bahkan ribuan yang keluar dari lisan tokoh-tokoh penganut agama Syi’ah ini yang tidak mungkin dicantumkan semuanya disini. Insya Alloh jika memungkinkan akan disambung kembali ke edisi berikutnya. Walloohul Musta’an.

(Dikumpulkan dan diringkas oleh Abu Fahd Negara Tauhid dengan mengambil dari berbagai sumber).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar