Profil
Abdullah bin Saba’
Abdullah bin Saba’ adalah seorang pendeta Yahudi dari Yaman
yang pura-pura masuk Islam pada akhir kekhalifahan ‘Utsman rodhialloohu ‘anhu.
Dialah orang yang pertama mengisukan bahwa yang berhak menjadi khalifah setelah
Rosululloh Shollalloohu’Alaihi Wasallam adalah Ali Rodhialloohu ‘Anhu. Tetapi
pada abad ke-14, dimunculkanlah isu bahwa Abdullah bin Saba’ itu adalah manusia
bayangan. Mungkin didorong oleh rasa tidak enak, karena timbul imajinasi bahwa
ajaran Syi’ah itu berasal dari Yahudi. Tetapi itu merupakan fakta sejarah yang
telah dibakukan, di akui oleh ulama-ulama Syi’ah pada jaman dahulu hingga
sekarang.
Sungguh keliru orang yang mengatakan bahwa tidak ada
perbedaan antara Sunni dan Syi’ah, kecuali sebagaimana perbedaan yang terjadi
antara madzhab yang empat (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali) dan
masalah-masalah furu’iyah ijtihadiyyah! Ketahuilah bahwa Syi’ah adalah agama di
luar Islam.
Perbedaan antara kita (kaum Muslimin) dengan Syi’ah
sebagaimana berbedanya dua agama dari awal sampai akhir yang tidak mungkin
disatukan, kecuali salah satunya meninggalkan agamanya.
Fatwa-Fatwa Sesat Kaum Syi’ah
Agar para pembaca mengetahui bashirah (yakni hujjah yang
kuat dan terang naqliyyun dan aqliyyun) bahwa Syi’ah adalah agama, maka di
bawah ini kami tuliskan sebagian dari aqidah Syi’ah yang tidak seorang Muslim
pun meyakini salah satunya melainkan dia telah keluar dari Islam:
1. Mereka (kaum Syi’ah) mengatakan
bahwa Alloh Ta’ala tidak mengetahui bagian tertentu sebelum terjadi. Dan mereka
sifatkan Alloh Ta’ala dengan al-Bada’ yakni Alloh Subhaanahu wa Ta’ala baru
mengetahui sesuatu setelah terjadi. (Dinukil
dari kitab Syi’ah wa Tahrifu
al-Qur’an oleh Syaikh Muhammad Malullah halaman 17, nukilan dari
kitab al-Anwaaru an-Nu’maaniyyah
(I/31) salah satu kitab terpenting Syi’ah).
2. Tahriful Qur’an
(Perubahan Al-Qur’an).
Yakni mereka mengi’tiqadkan telah terjadi perubahan besar-besaran di dalam
Al-Qur’an. Ayat-ayat dan surat-suratnya telah dikurangi atau ditambah oleh para
shahabat Rosululloh Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam di bawah pimpinan tiga
khalifah yang merampas hak ahlul bait, yaitu AbuBakar, ‘Umar dan ‘Utsman
rodhialloohu ‘anhum ajma’iin. (ibid)
3. Al
Qur’an yang sekarang sudah tidak asli. Mereka juga mengatakan bahwa Al-Qur’an yang ada ditangan
kaum Muslimin dari zaman shahabat sampai hari ini tidak asli lagi. Kecuali
Al-Qur’an mereka yang tiga kali lebih besar dari Kitabullah yang mereka namakan
mushaf Fatimah yang akan dibawa oleh Imam Mahdi. (ibid)
Al-Kusyi
pula berkata: “Tidak sedikitpun isi kandungan di dalam al-Qur’an (yang
digunakan oleh Ahli Sunnah wal-Jamaah sekarang, Pent.) yang boleh kita jadikan
pegangan” . [ Lihat: As-Safi. (1/33)]
4. Menuhankan
Ali bin Abi Tholib rodhialloohu
‘anhu. Lihatlah kepada sebagian
perkataan ulama mereka tentang Ali bin Abi Tholib yang kata mereka – secara
dusta - telah mengatakan: Demi Alloh. Sesungguhnya akulah yang bersama Ibrahim
di dalam api, dan akulah yang menjadikan api itu dingin dan selamatlah Ibrahim.
Dan aku bersama Nuh didalam bahtera (kapal), dan akulah yang menyelamatkannya
dari tenggelam. Dan aku bersama Musa, lalu aku ajarkan ia Taurat. Dan akulah
yang membuat Isa dapat berbicara di waktu masih bayi dan akulah yang
mengajarkannya Injil. Dan aku bersama Yusuf di dalam sumur, lalu aku selamatkan
ia dari tipu daya saudara-saudaranya. Dan aku bersama Sulaiman di atas permadani
(terbang), dan aku-lah yang menundukkan angin untuknya). (ibid)
5. Bahwa
Imam-imam mereka lebih tinggi derajatnya daripada para malaikat dan para Rosul/Nabi. Lihatlah apa yang
dikatakan Khomeini, pemimpin besar agama Syi’ah di dalam kitabnya al-Hukuumatu
al-Islamiyyah (hal. 52): ”Dan
sesungguhnya yang terpenting dari madzhab kami, sesungguhya imam-imam kami
mempunyai kedudukan (maqam) yang tidak bisa dicapai oleh seorang pun malaikat
yang muqarrab/dekat dan tidak oleh seorangpun Nabi yang pernah diutus.”
Maksudnya,
imam-imam mereka itu jauh lebih tinggi daripara malaikat dan sekalian Nabi yang
pernah diutus. Inilah salah satu penghinaan terbesar Khomeini kepada seluruh
Malaikat dan para Nabi semuanya (termasuk Jibril dan Muhammad Shollalloohu ‘Alaihi
Wasallam, berpegang kepada keumuman lafadz yang diucapkan Khomeini).
6.
Percaya kepada
Reinkarnasi (Raj’ah).
Di antara I’tiqad Syi’ah yang terpenting dan menjadi salah satu asas agama
mereka adalah aqidah raj’ah, yaitu keyakinan hidup kembali di dunia inisesudah
mati, atau kebangkitan orang-orang yang telah mati di dunia. Peristiwanya
terjadi ketika Imam Mahdi mereka bangkit dan bangun dari tidur panjangnya yang
sampai sekarang telah seribu tahun lebih (karena selama ini ia bersembunyi di
dalam gua). Kemudian dihidupkanlah kembali seluruh imam mereka dari yang
pertama sampai yang terakhir tanpa terkecuali Rosululloh Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam
dan putri beliau Fatimah. Kemudian dihidupkan kembali pula musuh-musuh Syi’ah
yang terdepan yakni Abu Bakar, Umar dan Utsman dan seluruh shahabat dan
seterusnya. Mereka semua akan diadili, kemudian disiksa di depan Rosululloh Shollalloohu
‘Alaihi Wasallam karena telah mendzalimi ahlul bait, merampas imamah dan
seterusnya. (Lihat kitab mereka, Haqqul Yaqin, Hal. 347).
7. Taqiyyah
(berdusta).
Berkata Mufid dalam kitabnya Tashhiihal-I’tiqaad,
menerangkan pengertian taqiyah dikalangan Syi’ah:”Taqiyah adalah menyembunyikan kebenaran dan
menutupi keyakinannya, serta menyembunyikannya dari orang-orang yang berbeda
dengan mereka dan tidak menampakkannya kepada orang lain karena dikhawatirkan
akan berbahaya terhadap aqidah dan dunianya.”
Ringkasnya,
taqiyah adalah berdusta untuk menjaga rahasia. Bahkan terkadang mereka
berpenampilan seolah-olah mencintai Ahlus Sunnah, sehingga semua ini menjadikan
orang-orang yang polos di kalangan Ahlus Sunnah tertipu dan terpedaya oleh
mereka. Syi’ah mensyari’atkan dusta yang merupakan aqidah yang harus dipercayai
dan bahkan masuk dalam rukun iman, sebagaimana disebutkan dalam kitab mereka:
§
”Kulani
menukil dari Abdullah, ia berkata: Taqwalah atas agamamu dan berhijablah dengan
“taqiyah”, maka sesungguhnya tidak sempurna iman seseorang apabila tidak
berdusta (taqiyah). (Ushulul Kaafi hal. 483. Al Kaafi
merupakan salah satu kitab pegangan pokok mereka dalam hal aqidah dan agama
Syi’ah Imamiah).
§
Kulaini
mengatakan dari Abdullah ia berkata: Adalah Bapakku mengatakan: “Dan apakah
yang dapat menenangkan pikiranku selain berdusta (taqiyah). Sesungguhnya
taqiyah adalah surga bagi orang yang beriman.” (Ushul Al-Kaafi hal.484).
§
Jagalah
agama kalian dan lindungilah dengan taqiyah, sesungguhnya tidak beriman bagi siapa
yang tidak bertaqiyah. (Al Kulani dalam Ushul Al-Kafi, I/218).
§
Diriwayatkan
dari Ali bin Muhammad: “Wahai Daud! Sekiranya kamu mengatakan bahawa orang yang
meninggalkan taqiyah sama seperti orang yang meninggalkan solat, maka
sesungguhnya betullah kata-katamu itu”. [Lihat: Wasail
asy-Syiah (X1/466). Cetakan Tehran.]
Dengan taqiyah,
seakan mereka menunjukkan iltizam-nya tehadap hukum Islam. Saling menolong
dengan dasar cinta dan kasih sayang dengan kaum Muslimin. Padahal kenyataannya
mereka berlepas diri dari kaum Muslimin. Mereka menganggap bahwa Ahlus Sunnah
lebih kafir daripada orang-orang Yahudi, Majusi dan Musyrik. Mereka juga
memandang bahwa mereka tidak mungkin bertemu dengan kaum Muslimin dalam masalah
agama.
8.
Mengkafirkan para
Shahabat Nabi.
· Abu
Ja’far berkata: “Semua manusia (kaum muslimin Ahli Sunnah wal-Jamaah) menjadi
Ahli Jahiliyah (kafir/murtad setelah kewafatan Rosululloh) kecuali empat orang,
Ali, Miqdad, Salman dan Abu Dzar”. [Lihat: Tafsir as-Safi. (1/389)]
·
Al-Kulaini
[nama penuhnya Muhammad bin Yakub al-Kulaini. Meninggal dunia pada 328H]
mensifatkan Abu Bakar, ‘Umar dan ‘Utsman telah keluar dari kalangan orang yang
beriman (murtad/kafir) lantaran tidak melantik Ali sebagai khalifah setelah Rosululloh
Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam wafat. [Lihat: Usul al-Kafi. (1/488).]
·
Malah
al-Kulaini mengkafirkan seluruh penduduk Mekkah dan Madinah. Menurut Kulaini:
“Penduduk Madinah lebih buruk dari penduduk Mekkah dan penduduk Mekkah telah
kufur kepada Alloh dengan terang-terang”. [Ibid.
(2/409)]
·
Al-Kulaini
juga menetapkan dalam kitabnya al-Kafi: “Sesiapa yang tidak beriman kepada Imam
Dua Belas maka dia adalah kafir walaupun dia keturunan Ali atau Fatimah”. [Lihat: Al-Kafi. (1/372-374)]
·
Al-Majlisi
seorang ulama besar Syiah menegaskan: “Bahwa mereka (Abu Bakar, ‘Umar dan
‘Utsman) adalah pencuri yang khianat dan murtad, keluar dari agama, semoga Alloh
melaknat mereka dan semua orang yang mengikut mereka dalam kejahatan mereka,
sama ada orang dahulu atau orang-orang kemudian”. [Lihat: بحار
الانوار. (4/385).
Muhammad Baqir al-Majlisi]
· Budak
Ali bin Husin berkata: “Saya pernah bertanya kepada Ali bin Husin tentang Abu
Bakar dan ‘Umar. Maka dia menjawab: Keduanya kafir dan sesiapa yang
mencintainya juga kafir”. [ Ibid.
(2/216)]
·
Abu
Basir (ulama Syiah) menegaskan: “Sesungguhnya penduduk Mekkah telah kufur
kepada Alloh secara terang-terang dan penduduk Madinah lebih buruk dari
penduduk Mekkah, lebih buruk tujuh puluh kali dari penduduk Mekkah”. [Ibid. (2/410)]
9.
Menolak Hadits-hadits
walaupun hadits tersebut shahih yang datang dari Muhaddits Ahlus Sunnah,
seperti Imam Bukhari, Muslim, Turmizi dan yang lainnya. Syiah hanya
menerima hadis yang diriwayatkan oleh perawi Ahli Bait. Menurut Syiah hadis
bukan semata-mata dari Nabi tetapi dari Imam Dua Belas yang maksum. Nilai
perkataan imam yang maksum senilai dengan wahyu dan sabda nabi. [Keyakinan bahawa para imam maksum
menjadikan semua perkataan yang keluar dari mereka adalah sahih. Maka tidak
diperlukan menyandarkan sanadnya kepada Rasulullah s.a.w sebagaimana di
kalangan Ahlu Sunnah wal-Jamaah. Lihat: Tarikh al-Imamiyah. Hlm. 140. Abdullah Faiyad.]
10.Mengkafirkan
Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan menyatarakannya dengan orang-orang kafir,
musyrikin lagi najis.
Begitu juga ulama Syiah mengkafirkan pengikut mazhab Syafi’i, Hambali, Maliki
dan Hanafi karena mereka digolongkan sebagai an-Nasibi.
· Menurut
ulama Syiah lagi: “Dalam kalangan ulama (Ahli Sunnah) dari Malik, Abi Hanifah,
Syafi’i, Ahmad dan Bukhari semua mereka kafir dan terlaknat”. [Lihat: Asy-Syiah wa as-Sunnah. Hlm. 7. Ihsan Ilahi Zahiri.]
· Keyakinan
Syiah yang sesat ini diambil dari keterangan ulama mereka Syeikh Husin
al-’Usfur ad-Darazi al-Bahrani. Beliau menegaskan: “Riwayat-riwayat para imam
menyebutkan bahawa an-Nasibi (si Kafir) adalah mereka yang digelar Ahli Sunnah
wal-Jamaah”. [Lihat: Al-Masail al-Khurasaniyah. Hlm. 147]
·
Berkata
Abu Qasim al-Musawi al-Khuri (ulama besar Syiah): “Najis ada sepuluh jenis,
yang ke sepuluh adalah orang kafir, iaitu yang tidak beragama atau yang
beragama bukan Islam atau beragama Islam menolak yang datang dari Islam. Dalam
hal ini tidak ada perbezaan antara murtad, kafir asli, kafir zimmi, Khawarij
yang ghalu atau an-Nasibi (Ahli Sunnah wal-Jamaah)”. [Lihat: Manhaj Shalihin.
(1/116).]
·
Berkata
Ruhullah al-Musawi (ulama Syiah): “Sesungguhnya an-Nasibi (Ahli Sunnah wal-Jamaah)
dan Khawarij dilaknati Alloh Subhaanahu wa-Ta’ala. Keduanya adalah najis tanpa
diragukan lagi”. [ Lihat: Tahrirul al-Wasilah. (1/116). Cetakan
Beirut.]
11.Meyakini
bahwa darah dan harta orang-orang Ahlus Sunnah adalah Halal.
·
Berkata
Muhammad bin Ali Babawaihi al-Qummi, dia meriwayatkan dari Daud bin Farqad:
“Aku bertanya kepada Abu Abdullah ‘alaihis salam: Bagaimana pendapat engkau
membunuh an-Nasibi (Ahli Sunnah wal-Jamaah)? Dia menjawab: Halal darahnya akan
tetapi lebih selamat bila engkau sanggup menimpakan dengan tembok atau
menenggelamkan (mati lemas) ke dalam air supaya tidak ada buktinya. Aku
bertanya lagi: Bagaimana dengan hartanya? Dia menjawab: Rampas sahaja semampu mungkin”.
[Lihat: 'Ilal asy-Syar'i. Hlm. 44. Cetakan Beirut.]
· Berkata
Abu Ja’far ath-Thusi (ulama Syiah): “Berkata Abu Abdullah ‘alaihis salam (Imam
as-Sadiq): Ambillah harta an-Nasibi (Ahli Sunnah wal-Jamaah) dari jalan apapun
kamu mendapatkannya dan berikan kepada kami seperlima”. [Lihat:Tahzibul Ahkam. (1V/122) Cetakan Tehran.]
· Yusuf
al-Bahrani berkata (ulama Syiah): “Dari dahulu sehinggalah sekarang, bahawa
an-Nasibi kafir dan najis secara hukum, dibolehkan mengambil segala harta benda
mereka bahkan dihalalkan membunuhnya”. [Lihat: Al-Hadiq an-Nadirah Fi Ahkam al-Atraf
at-Tahirah. (X11/323-324).]
12.Menghalalkan
Nikah Mut’ah (Kawin Kontrak).
·
Mereka
juga berdusta atas nama Ja’far Ash-Shadiq, alim yang menjadi lautan ilmu ini!
dikatakan oleh mereka bahwa Ja’far Ash-Shadiq telah bersabda: “Mut’ah itu
adalah agamaku dan agama bapak-bapakku. Yang mengamalkannya, mengamalkan agama
kami dan yang mengingkarinya mengingkari agama kami, bahkan ia memeluk agama
selain agama kami. Dan anak dari mut’ah lebih utama dari pada anak istri yang
langgeng. Dan yang mengingkari mut’ah adalah kafir murtad.” (Tafsir
Manhaj Asshadiqin Fathullah Al-Kasyani hal. 356)
· Mereka
juga berbohong atas nama Rosululloh Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam, mereka
mengatakan bahwa beliau bersabda: “’Barangsiapa melakukan mut’ah sekali
dimerdekakan sepertiganya dari api neraka, yang mut’ah dua kali dimerdekakan
dua pertiganya dari api neraka dan yang melakukan mut’ah tiga kali dimerdekakan
dirinya dari neraka.”
· Mereka
menambah tingkat kejahatan dan kesesatan mereka dengan meriwayatkan atas nama Rosululloh
Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam: “Barangsiapa melakukan mut’ah dengan seorang
wanita Mukminah, maka seoloh-olah dia telah berziarah ke Ka’bah (berhaji
sebanyak 70 kali). (‘Ujalah Hasanah Tarjamah Risalah Al Mut’ah
oleh Al-Majlisi Hal.16).
· Abu
Ja’far Ath-Thusi menukil bahwa Abu Abdillah Alaihis-Salam (Imam mereka yang di
anggap suci) ditanya tentang mut’ah, apakah hanya dengan empat wanita? Dia
menjawab, “Tidak, juga tidak hanya tujuh puluh”. Sebagaimana dia juga pernah
ditanya apakah hanya dengan empat wanita? Dia menjawab, “Kawinlah (secara
mut’ah) dengan seribu orang dari mereka karena mereka adalah wanita sewaan,
tidak ada talak dan tidak ada waris dia hanya wanita sewaan.” (At-Tahdzif
oleh Abu Ja’far Aht-Thusi, Juz III/188)
·
Mereka
menisbatkan kepada imam keenam. yang ma’shum dia bersabda, “Tidak mengapa
mengawini gadis jika dia rela tanpa ijin bapaknya.” (At-Tahdzif Al-Ahkam
juz VII/256)
13.
Pantat dan paha bukan aurat.
·
Karaki
berkata bila kamu menutup kemaluanmu maka benar-benar telah menutup aurat (Al
Kaafi 6/501 Tahdzibul Ahkam 1/ 374), sedangkan pantat, yang diangap
aurat adalah lobang dubur, bukan dua pantat, dan paha juga bukan termasuk
aurat.
·
Shodiq
AS berkata “paha tidak termasuk aurat”, bahkan Imam Al Baqir As telah mengecat
auratnya dan membalut lubang kemaluannya (Jami’al Maqosid Lilkaraki 2 / 94. Al Mu’tabar
karangan Al Hulli 1 / 222 Muntaha Tolab 1/39, Tahrirul Ahkam1/202,semuanya
karangan Al Hulli Madarikul Ahkam 3/191)
· Abu
Hasan Al Madhi : “bahwa aurat itu hanya ada dua yaitu lubang depan dan lubang
belakang, lubang belakang sudah ditutup oleh pantat, apabila kamu telah menutup
keduanya maka berarti telah menutup auratnya, karena selain itu bukan tempat
najis, maka bukanlah aurat, seperti betis”. ( Al Kaafi 6 / 51, Tahzibul Ahkam 1/374
Wasa’ilusyiah 1/365 Muntaha Tolab 4/269 Al Khilaf karangan Tusi 1/396).
·
Dari
Abu Abdullah As berkata: “ paha tidak termasuk aurat” (Tahdhibul Ahkam 1/ 374,
Wasa’ilusyiah jilid 1 hal 365).
14.Kotoran
para imam bisa menyebabkan masuk surga. Kotoran dan air kencing para imam bukan sesuatu yang
menjijikan dan tidak berbau busuk, bahkan keduanya bagaikan misik yang
semerbak. Barang siapa yang meminum kencing, darah dan memakan kotoran mereka
maka haram masuk neraka dan wajib masuk surga (Anwarul Wilayat Liayatillah Al
Akhun Mulla Zaenal Abidin Al Kalba Yakani : th 1419 halaman 440).
Abu Ja’far berkata :
“ciri-ciri Imam ada 10 :
Ø
Dilahirkan
sudah dalam keadaan berkhitan.
Ø
Begitu
menginjakkan kaki di bumi ia mengumandangkan dua kalimat syahadat.
Ø
Tidak
pernah junub.
Ø
Matanya
tidur hatinya terbangun.
Ø
Tidak
pernah menguap.
Ø
Melihat
apa yang di belakangnya seperti melihat apa yang di depannya.
Ø
Bau
kentut dan kotorannya bagaikan misik. (Al Kaafi 1/319) Kitabul Hujjah Bab Maulidul
Aimmah)
15.
Bolehnya menyodomi istri (menyetubuhi lewat dubur)
· Disebutkan
dalam buku Al-Istibshar yang
diriwayatkan dari Ali bin Al-Hakam, ia berkata, “Saya pernah mendengar Shafwan
berkata” saya berkata kepada Ar-Ridha, “Seorang budak memerintah saya untuk
bertanya kepadamu tentang suatu masalah yang mana ia malu menanyakan langsung
kepadamu”, maka ia berkata, “Apa masalah itu?”, ia menjawab, “Bolehkah seorang
laki-laki menyetubuhi istrinya dari duburnya”, maka ia menjawab, “Ya, boleh
baginya”.
·
Dalam
kitab Tahrirul Wasilah hal 241-
masalah ke 11. Khumaini berkata : “pendapat yang kuat dan terkenal
adalah diperbolehkan menyetubuhi istrinya lewat lubang belakang walaupun hal
itu sangat dibenci”
16.
Dibolehkan meminjamkan istri atau wanita kepada seseorang.
· Abu
Ja’far Muhammad Ibnu Hasan At-Thusi menyebutkan dari Muhammad bin Muslim dari
Abu Ja’far, ia berkata: Aku tanyakan kepadanya: “Halalkah laki-laki meminjamkan
pada temannya tubuh puterinya untuk disetubuhi?” Jawabnya: “Boleh. Bahwa halal
bagi dia sebagaimana halal bagi temannya meminjamkan kemaluan putrinya untuk
disetubuhi.” (Al-Istibshar Juz III hal. 136).
·
Muhammad
Ibnu Mudharrib berkata: Berkata kepadaku Abu Abdullah: “Hai Muhammad, ambillah
putri ini untuk melayanimu dan untuk kamu setubuhi. Maka bila kamu telah
selesai menyetubuhinya, kembalikan dia kepadaku.” (Al Istibshar Juz III hal. 136 dan
dalam Furu’ul Kaafi hal. 200).
17.
Dibolehkan melampiaskan syahwat kepada bayi dan sesama jenis.
- Khumaini
berkata : “Semua bentuk menikmati, seperti meraba dengan penuh syahwat, memeluk,
dan adu paha boleh walaupun dengan bayi yang sedang menyusui”. (Tahrirul
Wasilah 2/216.)
- Alkhui
: ia memperbolehkan seorang laki-laki memegang-megang atau bermain dengan aurat
laki-laki lain atau wanita bermain dengan alat kelamin wanita lain bila sebatas
gurau dan canda sebatas tidak menimbulkan syahwat. Sirotunnajah fi Ajwibatil istifta’at jilid 3
18.Peziarah kuburan
Husein lebih mulia dari jama’ah haji yang wukuf di Arafah. Mereka berkata:
Bahwasanya Alloh memandangi para penziarah kuburan Husain pada sore hari Arafat
sebelum melihat pada jamaah haji yang sedang wukuf. Abu Abdillah berkata :
“Karena di arafah terdapat anak haram sedangkan di kuburan Husein tidak ada
anak haram di sana (karena selain syiah adalah anak haram). [Kitab
Al Wafi jilid 2 - juz 8 hal 222]. Maksud anak zina bagi syiah adalah
kaum muslimin selain pengikut Syi’ah.
19.
Selain anak Syi’ah adalah anak haram semua.
- Dalam Al Kafi jilid 8 hal 285 : Setiap
orang adalah anak zina kecuali Syiah.
-
Dalam Tafsir Ayyasyi jilid 2 hal 218 dan Al Burhan jilid 2 hal 139 :
setiap anak yang lahir di tunggui oleh iblis, bila yang lahir itu berasal dari
kelompok Syiah maka terjaga dari iblis, bila bukan dari kelompok Syiah maka
syetan meletakkan jari-jarinya pada lambung belakang anak laki-laki agar kelak
menjadi orang tercela dan bila kelamin perempuan agar kelak menjadi pelacur.
20.Taat kepada Ali lebih
penting dari pada taat kepada Alloh. Dalam mukaddimah tafsir Al Burhan tercantum : bahwa Alloh
berfirman: Ali bin Abi Tholib adalah hujjahKu di atas ciptaan-Ku. Saya tidak
akan memasukkannya ke neraka siapa yang memberikan haknya walau dia
mendurhakai-Ku dan tidak akan saya masukkan surga orang yang mengingkarinya
walau ia taat pada-Ku (Al Burhan hal 23).
21.Dunia dan Akhirat
adalah milik Imam-imam mereka.
-
Dunia
dan akhirat adalah milik Imam, terserah, mau diberikan sama siapa saja itu
terserah pada para Imam (Al Kafi 1/337).
- Mereka
yang menguasai kunci kekayaan yang ada di bumi, kapan saja boleh mengeluarkan
emas-emas yang ada di dalam tanah itu (al Kaafi 1/394).
-
Diperbolehkan
Towaf pada kubur Nabi dan kubur para Imam (Al Kafi jilid 1 hal 287).
-
Imam
Hasan Askari berkata : “sesungguhnya kami para penerima wasiat Imamah tidaklah
dikandung didalam perut melainkan di pinggang dan tidak dilahirkan lewat rahim
melainkan lewat paha sebelah kanan karena kami titisan cahaya Allah yang bersih
dan tidak terkena kotoran sama sekali”. (Kamaluddin 390, 393 Biharul Anwar jilid 51
hal 2, 13,17, 26 , Itsbatul Hudat jilid 3 hal 409,414 I’lamul Wara hal 394
Dala’ilul Imamah 264).
22.Para imam mengetahui
segala sesuatu termasuk perkara ghaib dan juga mendapat wahyu.
- Para
imam mengetahui apa yang ada dilangit, bumi, surga, neraka, mereka mengetahui
apa yang telah terjadi dan semua yang terjadi kemudian, (Al Kafi jilid 1 hal. 204) ciptaan Alloh
dan yang akan diciptakan.
-
Mereka
mengetahui seluruh ucapan-ucapan manusia, burung, binatang dan segala yang
bernyawa Barang siapa tidak bersifat demikian maka dia bukan Imam (Al
Kaafi 1/225).
- Para
imam mendapatkan wahyu yang seperti diceritakan oleh Abi Jafar ia berkata :
“Alloh tidak akan menurunkan ilmu kecuali kepada keluarga Nabi dengan perantara
Jibril as” (Al Kaafi 1/330).
-
Seorang
Imam tidak akan wafat sebelum mengetahui siapa penggantinya. (Al Kafi jilid 1 hal 218).
23.Nabi Muhammad dan
para Nabi lainnya akan masuk neraka.
-
Dari
Abi Abdilah ia berkata : “lalu diperlihatkan api neraka pada mereka, lalu
berkata, “masuklah kalian ke neraka dengan izinku!”. Orang pertama yang masuk
neraka adalah Rosululloh Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam, kemudian di ikuti oleh
para Ulul Azmi, para pewaris dan pengikutnya, lalu dia berkata pada manusia
golongan kiri (Ashabusyimal) masuklah ke neraka dengan ijin saya, mereka
menjawab ya Tuhan apakah kau ciptakan kami untuk dibakar, ia berkata kepada
Ashhabul Yamin keluarlah kalian dari neraka atas ijinku. Api Neraka tidak
sedikitpun melukai mereka (Al Kaafi 2/9).
24.Khasiat tanah dan
debu kuburan ahlu bait.
-
Abas
Alqummi berkata : “para ulama melarang memakan debu dan tanah kecuali yang
berasal dari kuburan Husain. Sebatas untuk pengobatan bukan untuk menikmati dan
ini hanya sebatas biji kecil, lalu diletakkan dimulut dan ditelan dengan air
secukupnya sambil berdoa “ya
Allah berikan rizqi yang luas yang bermanfaat dan disembuhkan dari berbagai
penyakit” (Mafatihul Jinan 547)
Saya
takut rizki yang luas itu berupa sakit keras dan batu-batuan itu merusak
ginjal. Khasiat debu seperti madu.
-
Tanah
pusara Husain menurut kepercayaan mereka berkhasiat menyembuhkan berbagai
penyakit, dan menghilangkan rasa takut, bila diminum orang yang sakit akan
menjadi sembuh, bila diletakkan bersama jenazah dalam liang lahat maka dia akan
aman dari siksaan kubur, bila dibawa seseorang dan dimain-mainkan maka dia
mendapatkan pahala orang yang bertasbih, karena tanah itu dapat bertasbih sendiri
(Biharul
Anwar 11/118/140 Amali Tusi 1/326 Wasa’ilusyi’ah 10/415 )
-
Abu
Abdullah berkata: sesungguhnya Alloh telah menjadikan debu kakekku Husain suatu
obat dari segala penyakit dan menghilangkan rasa takut, jika salah seorang
kalian memegangnya, maka hendaknya dicium, diletakkan di matanya dan menyapu
dengan debu itu seluruh badannya sambil berdoa : Ya Alloh, dengan hak tanah ini
dan Hak yang tinggal di dalamnya (Amali Tusi 1/326)
25. Fatimah adalah Tuhan
yang berwujud seorang wanita
- Amiril
Mu’minin berkata : “Fatimah bukan wanita biasa melainkan seorang wanita titisan
Tuhan. Tapi dia memiliki sifat manusia seutuhnya. Ia adalah Wanita dari
kerajaan besar yang menampakkan diri dengan wujud manusia bahkan dia adalah
eksistensi tuhan yang berwujud seorang perempuan. (Al Wasilah ilallah karangan
Ibrahim Al Ansari hal-7)
26.Rukun Iman Agama
Syi’ah.
Rukun iman Agama Syiah berbeda dengan rukum iman Ahli Sunnah wal-Jamaah, karena
rukun iman Syiah hanya lima perkara, yaitu:
-
Beriman
kepada ke Esaan Alloh – (التوحيد)
-
Beriman
kepada Keadilan – (العدل)
-
Beriman
kepada Kenabian – (النبوة)
-
Beriman kepada Imam –
(الامانة)
-
Beriman
kepada Hari Kiamat – (المعاه)
27.Para Nabi dan Rosul
belum menyempurnakan agama ini.
Khumaini mengatakan bahwa para nabi dan rasul belum sempat menyempurnakan syari’at
dari langit (syari’at Alloh). Menurut Khumaini, para nabi dan rasul juga belum
berhasil menancapkan tonggak-tonggak keadilan di dunia ini. Adapun tokoh yang
nantinya berhasil membumikan keadilan secara sempurna, menurut Khumaini adalah
Imam Mahdi (versi Syi’ah) yang akan datang.
Klaim
ini dilontarkan Khumaini saat merayakan hari kelahiran Al-Mahdi menurut versi
Syi’ah pada 15 Sya’ban 1400 H.
28.Nabi wafat akibat
diracun oleh istrinya.
Didalam Tafsirul Iyasy 1/200,
karya Muhammad bin Mahmud bin Iyasy mengatakan -dengan dusta- bahwa Abu
Abdillah Ja’far Ash Shidiq rohimahulloh pernah berkata: “Tahukah kalian apakah
N Rosululloh Shollalloohu ‘Alaihi Wasallam meninggal dunia atau dibunuh?”
Sesungguhnya Alloh telah berfirman yang artinya: “Apakah jika dia (Muhammad) mati atau dibunuh, kalian akan
murtad?” (Ali Imran: 144). Beliau sebenarnya telah diberi racun
sebelum meninggalnya. Sesungguhnya dua wanita itu (Aisyah dan Hafshah) telah
meminumkan racun kepada beliau sebelum meninggalnya. Maka kami menyatakan:
“Sesungguhnya dua wanita dan kedua bapaknya (Abu Bakar dan Umar) adalah
sejelek-jelek makhluk Alloh.”
29.Istri-istri Rosululloh Shollalloohu
‘Alaihi Wasallam adalah wanita keji.
- Dinukilkan secara dusta di dalam kitab Ikhtiyar Ma’rifatur Rijal karya At Thusi hal. 57-60 bahwa Abdullah bin Abbas pernah berkata kepada Aisyah: “Kamu tidak lain hanyalah seorang pelacur dari sembilan pelacur yang ditinggalkan oleh Rosululloh…”
- Dalam kitab Haqqul Yaqin, Muhammad Baqir al-Majlisy hal. 519, disebutkan dalam bahasa Perancis yang terjemahannya adalah: “Dan aqidah kita (Syi’ah) adalah bebas dari empat berhala: Abu Bakar, Umar, Utsman dan Mu’awiyah. Dan bebas dari empat berhala wanita: Aisyah, Hafsah, Hindun dan Ummul Hakam. Serta bebas pula dari pengikut dan pendukung mereka. Sesungguhnya mereka adalah sejelek-jelek makhluk ciptaan ALLAH dimuka bumi.”
- Aisyah telah keluar dari iman dan menjadi penghuni jahannam. (Tafsirul Iyasi 2/243 dan 269)
- Aisyah digelari Ummusy Syurur (ibunya kejelekan) dan Ummusy Syaithan (ibunya syaithan), hal ini dikatakan oleh Al Bayadhi di dalam kitabnya Ash Shirathal Mustaqim 3/135 dan 161.
- Aisyah telah menggerakkan kaum muslimin untuk memerangi Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu (Minhajul Karamah hal. 112, karya Ibnu Muthahhar Al Hilali).
- Aisyah sangat memusuhi dan membenci Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu sampai meletuslah perang Jamal (An Nushrah hal. 229 karya Al Mufid).
- Aisyah tidak mau bertaubat dan terus menerus memerangi Ali sampai meninggal. (At Talkhishusy Syafi hal. 465-468).
30.
Ziarah ke kuburan al Husein lebih utama dari haji mabrur dan lainnya.
- Di dalam kitab Al-Irsyad hal. 252 karya Al-Mufid bin Muhammad An-Nu’man: “Ziarah kepada Al-Husain -yaitu kuburnya- radhiyallahu ‘anhu kedudukannya seperti 100 kali haji mabrur dan 100 kali umrah.”
- Semakin parah lagi ketika mereka - dengan dusta - berkata bahwa Baqir bin Zainal Abidin rahimahullah berkata: “Dan tidaklah keluar setetes air mata pun untuk meratapi kematian Al-Husain, melainkan Allah akan mengampuni dosa dia walaupun sebanyak buih di lautan.” Dalam riwayat lain ada tambahan lafazh: “Dan baginya Al-Jannah.” (Jala`ul ‘Uyun 2 hal.464 dan 468 karya Al-Majlisi Al-Farisi)
- Dalam kitab Tahdzib al-Ahkam karya Abu Ja’far ath-Thusy (jilid V, hal 372) disebutkan, (Dari Zaid asy-Syahham, dari Abu Abdillah ‘alaihi salam berkata, “Barang siapa yang ziarah makam Abu Abdillah (Husain) ‘alaihi salam pada hari ‘Asyura sedang dia mengetahui hak-haknya, seakan-akan dia telah menziarahi Alloh di ‘Arsy-Nya”).
31.Karbala lebih afdhol
(utama) dari Ka`bah.
Hal ini tercantum dalam kitab Al Bihaar dari Abi Abdillah bahwasanya ia berkata
: Sesungguhnya Alloh telah mewahyukan ke Ka`bah; kalaulah tidak karena tanah
Karbala, maka Aku tidak akan mengutamakanmu, dan kalaulah tidak karena orang
yang dipeluk oleh bumi Karbala (Husain), maka Aku tidak akan menciptakanmu, dan
tidaklah Aku meciptakan rumah yang mana engkau berbangga dengannya, maka tetap
dan berdiamlah kamu, dan jadilah kamu sebagai dosa yang rendah, hina, dina, dan
tidak congkak dan sombong terhadap bumi Karbala, kalau tidak, pasti Aku telah
buang dan lemparkan kamu ke dalam Jahanam. [Kitab Al Bihaar : (10/107)]
Berhubung
keterbatasan waktu dan tempat, maka untuk artikel ini dicukupkan dulu sementara
dikarenakan masih banyak lagi fatwa-fatwa sesat yang mencapai ratusan bahkan
ribuan yang keluar dari lisan tokoh-tokoh penganut agama Syi’ah ini yang tidak
mungkin dicantumkan semuanya disini. Insya Alloh jika memungkinkan akan
disambung kembali ke edisi berikutnya. Walloohul Musta’an.
(Dikumpulkan dan diringkas oleh Abu Fahd Negara
Tauhid dengan mengambil dari berbagai sumber).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar