Selasa, 29 Juli 2014

Tentang Imam Mahdi



Dalam menanggapi berita-berita tentang munculnya Imam Mahdi, manusia terpecah menjadi tiga golongan. Pertama, golongan tafrith (pengingkar) seperti mu’tazilah da para rasionalis. Kedua, golongan ifrath (berlebihan) yang muta’ashib dan mengaku-aku bahwa Imam Mahdi dari golongan mereka seperti Syi’ah dan sejenisnya. Sedangkan ketiga adalah yang tengah-tengah antara keduanya yaitu ahlus sunnah yang menyatakan sesuai dengan riwayat-riwayat yang shahih tentangnya.

Imam Mahdī (Arab, Muhammad al-Mahdī, Mehdi; "Seseorang yang memandu") adalah seorang muslim berusia muda yang akan dipilih oleh Allah untuk menghancurkan semua kezaliman dan menegakkan keadilan di muka bumi sebelum datangnya hari kiamat.

Imam Mahdi sebenarnya adalah sebuah nama gelar sebagaimana halnya dengan gelar khalifah, amirul mukminin dan sebagainya. Imam Mahdi dapat diartikan secara bebas bermakna "Pemimpin yang telah diberi petunjuk". Dalam bahasa Arab, kata Imam berarti "pemimpin", sedangkan Mahdi berarti "orang yang mendapat petunjuk".

Nama Imam Mahdi sebenarnya seperti yang disebutkan dalam hadist di bawah, ia bernama Muhammad (seperti nama Nabi Muhammad), nama ayahnya pun sama seperti nama ayah Nabi Muhammad SAW yaitu Abdullah. Nama Imam Mahdi sama persis dengan Rasulullah SAW yaitu Muhammad bin Abdullah.

“Andaikan dunia tinggal sehari sungguh Allah akan panjangkan hari tersebut sehingga diutus padanya seorang lelaki dari ahli baitku namanya serupa namaku dan nama ayahnya serupa nama ayahku (Muhammad bin Abdullah). Ia akan penuhi bumi dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman dan penganiayaan.” (HR abu Dawud 9435)

Nama Imam Mahdi Versi Sunni dan Syi’ah.
Seperti yang telah disinggung, sebenarnya Mahdi ala Syi’ah hanyalah khurafat yang tiada nyatanya. Sehingga perbandingan di sini adalah perbandingan antara Mahdi nyata dan Mahdi fiktif yang diyakini Syi’ah.

1.   Mahdi Ahlus Sunnah bernama Muhammad bin Abdillah sesuai dengan nama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan nasabnya. Sedangkan Mahdi Syi’ah namanya Muhammad bin Hasan Al-‘Askari.
2.   Mahdi Ahlus Sunnah dari keturunan Al-Hasan bin ‘Ali. Sedangkan Mahdi Syi’ah dari keturunan Al-Husain bin ‘Ali.
3.  Mahdi Ahlus Sunnah kelahiran dan kehidupannya seperti layaknya manusia yang lain. Sedangkan Mahdi Syi’ah dikandung dan dilahirkan dalam waktu semalam, lalu masuk sirdab pada umur 9 tahun, sementara telah berlalu di dalamnya waktu sepanjang 1.150 tahun lebih.
4.   Mahdi Ahlus Sunnah muncul untuk menolong muslimin secara umum, tanpa membedakan jenis mereka. Sedangkan Mahdi Syi’ah hanya untuk Syi’ah Rafidhah, bahkan sangat benci kepada bangsa Arab, terlebih Quraisy.
5.    Mahdi Ahlus Sunnah mencintai para shahabat dan ibu-ibu kaum mukminin (istri-istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam). Sementara Mahdi Syi’ah sangat membenci mereka, bahkan menyiksa mereka setelah mengeluarkan mereka dari kubur mereka.
6.  Mahdi Ahlus Sunnah mengamalkan Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan memberantas bid’ah. Sementara Mahdi Syi’ah mengajak kepada agama baru dan kitab yang baru.
7. Mahdi Ahlus Sunnah memakmurkan masjid. Sementara Mahdi Syi’ah menghancurkan masjid. Ia menghancurkan Masjidil Haram Ka’bah, masjid Nabawi, dan seluruh masjid.
8.    Mahdi Ahlus Sunnah berhukum dengan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sedangkan Mahdi Syi’ah berhukum dengan hukum keluarga Dawud
9.  Mahdi Ahlus Sunnah muncul dari negeri timur. Sementara Mahdi Syi’ah muncul dari sirdab Samarra`.
10.Mahdi Ahlus Sunnah benar-benar ada, seperti terdapat dalam hadits dan penjelasan ulama. Sementara Mahdi Syi’ah adalah khayalan dan tidak akan muncul sampai kapanpun. (diringkas dari kitab Badzlul Majhud karya Asy-Syaikh Abdullah Al-Jumaili, 1/255-257)
11.Mahdi Ahlus Sunnah datang membawa keadilan. Sementara Mahdi Syi’ah datang membawa malapetaka dan kehancuran.

Tanda-Tanda Kemunculan Imam Mahdi
Para ulama membagi tanda-tanda Akhir Zaman (kiamat) menjadi dua. Ada tanda-tanda Kecil dan ada tanda-tanda Besar Akhir Zaman. Tanda-tanda Kecil jumlahnya sangat banyak dan datang terlebih dahulu. Sedangkan Tanda-tanda Besar datang kemudian jumlahnya ada sepuluh.

Tanda besar pertama yang bakal datang ialah keluarnya Dajjal. Namun sebagian ulama berpendapat bahwa sebelum munculnya Dajjal harus datang terlebih dahulu Tanda Penghubung antara tanda-tanda kecil kiamat dengan tanda-tanda besarnya. Tanda Penghubung dimaksud ialah diutusnya Imam Mahdi ke muka bumi.

Kemunculan Imam Mahdi akan di dahului oleh beberapa tanda-tanda sebagaimana yang disebutkan dalam beberapa hadist berikut:

Telah bersabda Rasulullah SAW:
 “Sungguh, Baitullah ini akan diserang oleh suatu pasukan, sehingga apabila pasukan tersebut telah sampai pada sebuah padang pasir, maka bagian tengah pasukan itu ditelan bumi. Maka berteriaklah pasukan bagian depan kepada pasukan bagian belakang, dimana kemudian semua mereka ditenggelamkan bumi dan tidak ada yang tersisa, kecuali seseorang yang selamat, yang akan mengabarkan tentang kejadian yang menimpa mereka. (HR. Muslim, Ahmad, Nasai, dan Ibnu Majah)

Aisyah Ummul Mukminin RA telah berkata:
Pada suatu hari tubuh Rasulullah SAW bergetar dalam tidurnya. Lalu kami bertanya, 'Mengapa engkau melakukan sesuatu yang belum pernah engkau lakukan wahai Rasulullah?' Rasulullah SAW menjawab, 'Akan terjadi suatu keanehan, yaitu bahwa sekelompok orang dari umatku akan berangkat menuju baitullah (Ka'bah) untuk memburu seorang laki-laki Quraisy yang pergi mengungsi ke Ka'bah. Sehingga apabila orang-orang tersebut telah sampai ke padang pasir, maka mereka ditelan bumi.' Kemudian kami bertanya, 'Bukankah di jalan padang pasir itu terdapat bermacam-macam orang?' Beliau menjawab, 'Benar, di antara mereka yang ditelan bumi tersebut ada yang sengaja pergi untuk berperang, dan ada pula yang dipaksa untuk berperang, serta ada pula orang yang sedang berada dalam suatu perjalanan, akan tetapi mereka binasa dalam satu waktu dan tempat yang sama. Sedangkan mereka berasal dari arah (niat) yang berbeda-beda. Kemudian Allah SWT akan membangkitkan mereka pada hari berbangkit, menurut niat mereka masing-masing. (HR. Bukhary, Muslim) ”

Telah bersabda Rasulullah SAW:
“Seorang laki-laki akan datang ke Baitullah (Ka'bah), maka diutuslah suatu utusan (oleh penguasa) untuk mengejarnya. Dan ketika mereka telah sampai di suatu gurun pasir, maka mereka terbenam ditelan bumi. (HR. Muslim) ”

Telah bersabda Rasulullah SAW:
“Suatu kaum yang mempunyai jumlah dan kekuatan yang tidak berarti akan kembali ke Baitullah. Lalu diutuslah (oleh penguasa) sekelompok tentara untuk mengejar mereka, sehingga apabila mereka telah sampai pada suatu padang pasir, maka mereka ditelan bumi. (HR. Muslim)”

Telah bersabda Rasulullah SAW:
“Suatu pasukan dari umatku akan datang dari arah negeri Syam (Palestina) ke Baitullah (Ka'bah) untuk mengejar seorang laki-laki yang akan dijaga Allah dari mereka. (HR. Ahmad)

Banyak pendapat mengatakan bahwa kondisi dunia dewasa ini berada di ambang datangnya tanda-tanda besar Kiamat. Karena di masa kita hidup dewasa ini sudah sedemikian banyak tanda-tanda kecil yang bermunculan. Praktis hampir seluruh tanda-tanda kecil kiamat yang disebutkan oleh Rasulullah sudah muncul semua di zaman kita.

Kedatangan Imam Mahdi
Hadits berikut ini bahkan memberikan kita gambaran bahwa kedatangan Imam Mahdi akan disertai tiga peristiwa penting. Pertama, perselisihan berkepanjangan sesudah kematian seorang pemimpin. Kedua, dibai’atnya seorang lelaki (Imam Mahdi) secara paksa di depan Ka’bah.

Ketiga, terbenamnya pasukan yang ditugaskan untuk menangkap Imam Mahdi dan orang-orang yang berbai’at kepadanya. Allah benamkan seluruh pasukan itu kecuali disisakan satu atau dua orang untuk melaporkan kepada penguasa zalim yang memberikan mereka perintah untuk menangkap Imam Mahdi.

“Akan terjadi perselisihan setelah wafatnya seorang pemimpin, maka keluarlah seorang lelaki dari penduduk Madinah mencari perlindungan ke Mekkah, lalu datanglah kepada lelaki ini beberapa orang dari penduduk Mekkah, lalu mereka membai’at Imam Mahdi secara paksa, maka ia dibai’at di antara Rukun dengan Maqam Ibrahim (di depan Ka’bah). Kemudian diutuslah sepasukan manusia dari penduduk Syam, maka mereka dibenamkan di sebuah daerah bernama Al-Baida yang berada di antara Mekkah dan Madinah.” (HR Abu Dawud 3737)

Sebagian pengamat tanda-tanda akhir zaman beranggapan bahwa indikasi yang pertama telah terjadi, yaitu perselisihan dan kekacauan yang timbul sesudah wafatnya seorang pemimpin. Siapakah pemimpin yang telah wafat itu? Wallahua’lam. Dugaan bermunculan, Sebagian berspekulasi bahwa yang dimaksud adalah Yaseer Arafat (Palestina) atau Saddam Husein (Irak). Karena semenjak kematiannya, negeri Palestina - Irak berada dalam kekacauan berkepanjangan.

Kemunculan Imam Mahdi bukan karena kemauan Imam Mahdi itu sendiri melainkan karena takdir Allah yang pasti berlaku. Bahkan Imam Mahdi sendiri tidak menyadari bahwa dirinya adalah Imam Mahdi melainkan setelah Allah SWT mengislahkannya dalam suatu malam, seperti yang dikatakan dalam sebuah hadist berikut:
“Al-Mahdi berasal dari umatku, yang akan diislahkan oleh Allah dalam satu malam.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Telah bersabda Rasulullah SAW:
“Akan dibaiat seorang laki-laki antara makam Ibrahim dengan sudut Ka'bah.” (HR. Ahmad, Abu Dawud)

Dalam hadist yang disebutkan bahwa Imam Mahdi akan memimpin selama 7 atau 8 atau 9 tahun. Semasa kepemimpinannya Imam Mahdi akan membawa kaum muslimin untuk memerangi kezaliman, hingga satu demi satu kedzaliman akan tumbang takluk dibawah kekuasaanya.

Kemenangan demi kemenangan senantiasa diraih Imam Mahdi dan pasukannya akan membuat murka raja kezaliman (Dajjal) sehingga membuat Dajjal keluar dari persembunyiannya dan berusaha membunuh Imam Mahdi serta pengikutnya.
Kekuasaan dan kehebatan Dajjal bukanlah lawan tanding Imam Mahdi oleh karena itu sesuai dengan takdir Allah, maka Allah SWT akan menurunkan Nabi Isa dari langit yang bertugas membunuh Dajjal. Imam Mahdi dan Nabi Isa akan bersama-sama memerangi Dajjal dan pengikutnya, hingga Dajjal mati ditombak oleh Nabi Isa di "Pintu Lud".

Telah bersabda Rasulullah Salallahu 'alaihi wasallam :
“Kalian perangi jazirah Arab dan Allah beri kalian kemenangan. Kemudian Persia (Iran), dan Allah beri kalian kemenangan. Kemudian kalian perangi Rum (Romawi), dan Allah beri kalian kemenangan. Kemudian kalian perangi Dajjal, dan Allah beri kalian kemenangan.” (HR Muslim 5161)

Dan apabila ketiga peristiwa di atas telah terjadi, berarti Ummat Islam di seluruh penjuru dunia menjadi tahu bahwa Imam Mahdi telah datang diutus ke muka bumi. Kita sudah harus bersiap-siap untuk berlangsungnya pembai’atan Imam Mahdi di depan Ka’bah. Panglima ummat Islam di Akhir Zaman telah hadir. Dan bila ini telah menjadi jelas kitapun terikat dengan pesan Rasullullah SAW sebagai berikut:
“Ketika kalian melihatnya (kehadiran Imam Mahdi), maka berbai’at-lah dengannya walaupun harus merangkak-rangkak di atas salju karena sesungguhnya dia adalah Khalifatullah Al-Mahdi.” [HR Abu Dawud 4074]

*****
ISLAMPOS.COM - Imam Mahdi menjadi salah satu elemen datangnya Dajjal, dan begitu pula sebaliknya. Siapa sosok juru selamat yang akan datang di akhir zaman? Pertanyaan ini barangkali telah muncul beberapa abad silam. Hingga kini, umat Muslim di berbagai negara masih terus memperbincangkannya. Menurut Ensiklopedi Islam, terdapat perbedaan pendapat di kalangan umat Islam mengenai figur Imam Mahdi.

‘’Ada empat pendapat tentang figur Imam Mahdi,’’ tulis Ensiklopedi Islam. Menurut kelompok pertama, Imam Mahdi adalah seorang yang berasal dari keturunan Fatimah Az-Zahra, putri Rasulullah SAW. Ia berasal dari ahlulbait, yang namanya sama dengan Nabi SAW. Imam mahdi akan datang pada akhir zaman.

Menurut Ensiklopedi Islam, pendapat pertama ini dianut oleh mayoritas (jumhur) ahlusunah waljamaah. Sebagian ulama Sunni menambahkan, nama ayah Imam Mahdi yang akan menjadi juru penyelamat dunia di akhir zaman juga bernama Abdullah, sama seperti nama bapaknya Nabi SAW.

Menurut kelompok kedua, Imam Mahdi hanya figur seorang penyelamat kehidupan umat Manusia. Penganut pendapat ini menegaskan, figur Imam Mahdi tak harus berasal dari keturunan Fatimah Az-Zahra saja, yang jelas ia adalah seorang Muslim. Tak heran, jika sejak abad pertama Hijriah sudah sangat banyak orang yang mengaku dan disebut sebagai Imam Mahdi.

Kelompok ketiga berpendapat, bahwa Imam mahdi bukan merupakan figur seseorang, tetapi lambang atau simbol kemenangan yang haqq (benar) terhadap yang batil atau simbol kemenangan terhadap ketidakadilan. ‘’Anggapan ini banyak di anut oleh pemikir-pemikir modern,’’ tulis Ensiklopedi Islam.

Ketiga pendapat tentang figur Imam Mahdi di atas itu banyak dianut oleh kalangan Sunni atau ahlusunah waljamaah. John L Esposito dalam Ensiklopedi Oxford, mengungkapkan, pada umumnya kaum Sunni berpendapat bahwa kehadiran Imam Mahdi pada hakitanya adalah mewakili pandangan akan adanya pembaruan keyakinan, bukan adanya reinkarnasi Tuhan, seperti dalam ajaran Syiah.

‘’Menurut Kaum Sunni, figur Imam Mahdi yang terpilih bukanlah orang-orang yang kembali dari persembunyian,’’ papar Esposito. Wahana penting untuk menyebarkan paham ini dilakukan melalui ajaran dan tulisan para sufi, termasuk sufi yang sangat berpengaruh, Ibnu Arabi (wafat 1240 M).

Muhammad Baqir As-Sadr dalam Al-Mahdi Al-Muntazhar fi Fikril Islamy, mengungkapkan, sebagian ulama Sunni juga turut menjelaskan kesahihan hadis-hadis mengenai Imam Mahdi. Imam Tirmizi (wafat 279 H), misalnya, mengomentari tiga hadis mengenai Imam Mahdi. ‘’Hadis ini hasan sahih,’’ ujar Imam Tirmizi.

‘’Sesungguhnya hadis-hadis yang dijadikan hujjah oleh Allamah Hilli atas kemunculan Imam Mahdi adalah hadis-hadis sahih,’’ tutur Ibnu Taimiyah, ulama Sunni terkemuka (wafat 728 H). Sebagian ulama Sunni juga menyatakan, hadis-hadis tentang akan tibanya figur Imam Mahdi menjelang hari kiamat adalah mutawatir atau bersumber dari Nabi SAW.

 “Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang, Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan,” (QS. Thaha:15)

TAK ada yang tahu soal kiamat kecuali Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya: Dengan demikian tiada seorang pun mengetahui kapan hari kiamat akan tiba. Allah SWT hanya memberikan tanda-tanda menjelang datangnya kiamat.

*****
TEMPO.CO, Surabaya - Pengajar sejarah islam pada fakultas Adab Institut Agama Islam Negeri Surabaya, Imam Ghozali Said menilai perbedaan Syiah dan Sunni berasal dari anggapan dasar mengenai keberadaan empat sahabat nabi.

"Syiah hanya mengakui Ali, sementara Abu Bakar, Umar dan Usman dianggap zalim," kata Ghozali yang juga pengasuh Pesantren Mahasiswa An-Nur, Wonocolo, Surabaya ini, Senin 3 September 2012.

Perbedaan inilah yang setidaknya menjadikan tafsir al-quran antara Sunni dan Syiah berbeda. "Al-quranya sama, hanya tafsirnya berbeda karena Syiah hanya mengakui tafsir versi Ali," kata dosen yang mendapatkan gelar Master dari Khartoum Internasional Institute Sudan ini.

Begitupun mengenai hadist, dimana kaum Syiah hanya mengakui hadist yang berasal dari ahlul bait. Perbedaan ini, sebenarnya sudah jelas karena tidak hanya Sunni dan Syiah, melainkan penganut aliran Islam lainya.

Meski antara Sunni dan Syiah berbeda, namun banyak ritual Syiah yang sebenarnya di gunakan penganut Sunni. "Orang Sunni di Indonesia itu percaya juga pada Imam Mahdi, padahal itu teologi syiah," ujarnya.

Menurut dia, Syiah yang ada di Indonesia adalah Syiah Imamah dan sama dengan Syiah yang ada di Iran, serta Libanon. Karenanya, Ghozali menyayangkan keluarnya fatwa sesat yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sampang maupun Jawa Timur.

Ucapan para ulama tentang pendapat Syi’ah
Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya al-Manarul Munif ketika berbicara tentang Imam Mahdi, berkata: ”Beliau adalah seorang dari kalangan ahlul bait Nabi Õáì Çááå Úáíå æÓáã dari turunan Hasan bin Ali , akan keluar di akhir zaman ketika dunia telah dipenuhi oleh kejahatan dan kedhaliman, kemudian Ia memenuhinya dengan kebaikan dan keadilan. Mayoritas hadits-hadits menunjukkan yang demikian…”.

Kemudian beliau berkata: ”Adapun Rafidhah Imamiyyah memiliki ucapan lain, yaitu: Al Mahdi adalah Muhammad bin Al Hasan Al-Askari Al Muntadhar dari turunan Husain bin Ali ÑÖí Çááå Úäå dan turunan Al Hasan. Yang hadir di semua negeri tetapi ghaib dari pandanyan mata, masuk ke gua Saamirra ketika masih kecil, lima ratus tahun yang lalu lebih. Setelah itu tidak pernah terlihat lagi oleh mata dan tidak pernah bisa diraba berita atau jejaknya. Setiap hari mereka menunggunya, mereka berdiri dengan membawa kuda tunggangan di pintu gua dan menjerit-jerit memanggil Imam Mahdi keluar menemui mereka: “Keluarlah wahai maulana!, keluarlah wahai maulana! Kemudian mereka pulang dengan kegagalan. Demikianlah tingkah mereka setiap hari”.

Setelah itu Ibnul Qayyim berkata: ”Sungguh mereka telah menjadikan diri mereka bahan tertawaan manusia, dan menjadi cemoohan orang yang berakal”. (al-Manarul Munif, Ibnul Qayyim, hal. 151-152)

Imam Ibnu Katsier rahimahullah dalam Kitabul Fitan Wal Malahim berkata: ”Pasal, tentang Al-Mahdi yang akan muncul di akhir zaman, yang merupakan salah seorang dari khalifah-khalifah yang lurus dan imam-imam yang mendapatkan petunjuk. Dia bukanlah Al-Muntadhar yang diyakini kaum Syi’ah dan diharapkan -oleh mereka- munculnya dari gua Saamirra. Karena semua itu kenyataannya tidak ada, tidak terlihat wujudnya tidak ada pula tanda-tandanya. Mereka menganggap imam Mahdi itu adalah Muhammad bin al-Hasan al-Askari yang masuk ke gua.

Kemudian beliau berkata juga: ”Al-Mahdi akan keluar dari arah Masyriq, bukan dari gua samirra seperti anggapan orang-orang bodoh dari kalangan Rafidhah, yang menganggapnya sudah ada sekarang dan mereka terus menunggu keluarnya di akhir zaman. Sungguh ini adalah sebuah igauan dan kerendahan yang dilemparkan oleh setan. Karena tidak ada dalil, tidak ada bukti, tidak dari kitab Al-Qur’an, tidak dari As-Sunnah, tidak dari akal yang sehat dan tidak pula dari Istihsan”. (Al-Fitan Wal Malahim, 1/29).

Al-Imam As-Safarini berkata dalam kitabnya Lawami’ul Anwar setelah menerangkan aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah tentang Imam Mahdi sebagai berikut: ”Adapun anggapan syi’ah yang mengatakan bahwa namanya Muhammad bin Al-Hasan, yakni Muhammad bin Al-Hasan AlAskari maka itu hanyalah igauan karena Muhammad bin Al-Hasan telah mati dan warisan bapaknya telah diambil oleh pamannya Ja’far”. (Lawami’ul Anwar, juz II hal. 84)

Pendapat Ahlus Sunnah tentang Imam Mahdi
Ahlus Sunnah meyakini akan datangnya Imam al-Mahdi di akhir zaman, namun bukan seperti Al-Mahdi yang digambarkan oleh sòyi’ah. Ahlus sunnah meyakini apa yang dikabarkan oleh Rasululloh sebagaimana apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud, bahwa Beliau bersabda:
"Tidak akan hilang dunia hingga arab dikuasai oleh seorang dari Ahli Baitku, namanya mencocoki namaku dan nama bapaknya mencocoki nama bapakku. Dia akan memenuhi dunia dengan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kedzaliman dan kejahatan” (HR. Abu Dawud dalam kitabul mahdi 4/473, Tirmidzi dalam kitabul fitan bab ma ja’a fil mahdi 4505 dan beliau berkata hadits ini hasan shahih. Berkata Syaikh al-Albani: sanadnya hasan. Lihat Misykatul Mashabih 3/1501 hadits 5425).

Dalam hadits ini sangat jelas disebutkan bahwa Imam Mahdi akan muncul di akhir zaman dan namanya mencocoki nama Rasulullah dan nama bapaknya. Berarti Imam Mahdi adalah seorang yang dilahirkan seperti manusia pada umumnya yaitu dari seorang bapak yang bernama Abdullah, sehingga beliau dipanggil dengan nama Muhammad bin Abdillah, bukan Muhammad bin al-Hasan al-Asykari. (Lihat edisi yang lalu)

Nasehat untuk seluruh kaum muslimin
Kita kaum muslimin semestinya berjalan di atas jalan tengah, tidak berlebihan dan tidak pula berkurang-kurangan. Tidak ekstrim, melampaui batas yang telah digariskan dan tidak pula ta’ashub mengikuti hawa nafsu hingga menolak hadits-hadits yang shahih.

Alloh Subhaanahu Wata’ala berfirman:
…Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh sangat keras hukuman-Nya". (al-Hasyr :    )

Referensi :


  • Era Muslim, “Tanda-tanda kemunculan Imam Mahdi”

  • Bulletin Manhaj Salaf, Al Ustadz Muhammad Umar As Sewed, “Imam Mahdi, antara Ifrath dan Tafrith”

  • James Morris, Ibn Arabi Society, "Al Mahdi".

  • Amin Muhammad Jamaluddin, "Umur Umat Islam, Kedatangan Imam Mahdi, dan Munculnya Dajjal"


  • Islam Pos dan Tempo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar