Dalam
menanggapi berita-berita tentang munculnya Imam Mahdi, manusia terpecah menjadi
tiga golongan. Pertama, golongan tafrith (pengingkar) seperti mu’tazilah da
para rasionalis. Kedua, golongan ifrath (berlebihan) yang muta’ashib dan mengaku-aku
bahwa Imam Mahdi dari golongan mereka seperti Syi’ah dan sejenisnya. Sedangkan
ketiga adalah yang tengah-tengah antara keduanya yaitu ahlus sunnah yang
menyatakan sesuai dengan riwayat-riwayat yang shahih tentangnya.
Imam
Mahdī
(Arab, Muhammad al-Mahdī,
Mehdi; "Seseorang yang memandu") adalah seorang muslim berusia muda
yang akan dipilih oleh Allah untuk menghancurkan semua kezaliman dan menegakkan
keadilan di muka bumi sebelum datangnya hari kiamat.
Imam
Mahdi sebenarnya adalah sebuah nama gelar sebagaimana halnya dengan gelar
khalifah, amirul mukminin dan sebagainya. Imam Mahdi dapat diartikan secara
bebas bermakna "Pemimpin yang telah diberi petunjuk". Dalam bahasa
Arab, kata Imam berarti "pemimpin", sedangkan Mahdi berarti "orang
yang mendapat petunjuk".
Nama
Imam Mahdi sebenarnya seperti yang disebutkan dalam hadist di bawah, ia bernama
Muhammad (seperti nama Nabi Muhammad), nama ayahnya pun sama seperti nama ayah
Nabi Muhammad SAW yaitu Abdullah. Nama Imam Mahdi sama persis dengan Rasulullah
SAW yaitu Muhammad bin Abdullah.
“Andaikan
dunia tinggal sehari sungguh Allah akan panjangkan hari tersebut sehingga
diutus padanya seorang lelaki dari ahli baitku namanya serupa namaku dan nama
ayahnya serupa nama ayahku (Muhammad bin Abdullah). Ia akan penuhi bumi dengan
kejujuran dan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman dan
penganiayaan.” (HR abu Dawud 9435)
Nama
Imam Mahdi Versi Sunni dan Syi’ah.
Seperti
yang telah disinggung, sebenarnya Mahdi ala Syi’ah hanyalah khurafat yang tiada
nyatanya. Sehingga perbandingan di sini adalah perbandingan antara Mahdi nyata
dan Mahdi fiktif yang diyakini Syi’ah.
1. Mahdi
Ahlus Sunnah bernama Muhammad bin Abdillah sesuai dengan nama Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam dan nasabnya. Sedangkan Mahdi Syi’ah namanya Muhammad bin
Hasan Al-‘Askari.
2. Mahdi Ahlus Sunnah dari keturunan Al-Hasan bin
‘Ali. Sedangkan Mahdi Syi’ah dari keturunan Al-Husain bin ‘Ali.
3. Mahdi
Ahlus Sunnah kelahiran dan kehidupannya seperti layaknya manusia yang lain.
Sedangkan Mahdi Syi’ah dikandung dan dilahirkan dalam waktu semalam, lalu masuk
sirdab pada umur 9 tahun, sementara telah berlalu di dalamnya waktu sepanjang
1.150 tahun lebih.
4. Mahdi
Ahlus Sunnah muncul untuk menolong muslimin secara umum, tanpa membedakan jenis
mereka. Sedangkan Mahdi Syi’ah hanya untuk Syi’ah Rafidhah, bahkan sangat benci
kepada bangsa Arab, terlebih Quraisy.
5. Mahdi
Ahlus Sunnah mencintai para shahabat dan ibu-ibu kaum mukminin (istri-istri
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam). Sementara Mahdi Syi’ah sangat membenci
mereka, bahkan menyiksa mereka setelah mengeluarkan mereka dari kubur mereka.
6. Mahdi
Ahlus Sunnah mengamalkan Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
memberantas bid’ah. Sementara Mahdi Syi’ah mengajak kepada agama baru dan kitab
yang baru.
7. Mahdi
Ahlus Sunnah memakmurkan masjid. Sementara Mahdi Syi’ah menghancurkan masjid.
Ia menghancurkan Masjidil Haram Ka’bah, masjid Nabawi, dan seluruh masjid.
8. Mahdi
Ahlus Sunnah berhukum dengan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam. Sedangkan Mahdi Syi’ah berhukum dengan hukum keluarga Dawud
9. Mahdi
Ahlus Sunnah muncul dari negeri timur. Sementara Mahdi Syi’ah muncul dari
sirdab Samarra`.
10.Mahdi Ahlus Sunnah benar-benar ada,
seperti terdapat dalam hadits dan penjelasan ulama. Sementara Mahdi Syi’ah
adalah khayalan dan tidak akan muncul sampai kapanpun. (diringkas dari kitab
Badzlul Majhud karya Asy-Syaikh Abdullah Al-Jumaili, 1/255-257)
11.Mahdi Ahlus Sunnah datang membawa
keadilan. Sementara Mahdi Syi’ah datang membawa malapetaka dan kehancuran.
Tanda-Tanda
Kemunculan Imam Mahdi
Para
ulama membagi tanda-tanda Akhir Zaman (kiamat) menjadi dua. Ada tanda-tanda
Kecil dan ada tanda-tanda Besar Akhir Zaman. Tanda-tanda Kecil jumlahnya sangat
banyak dan datang terlebih dahulu. Sedangkan Tanda-tanda Besar datang kemudian
jumlahnya ada sepuluh.
Tanda
besar pertama yang bakal datang ialah keluarnya Dajjal. Namun sebagian ulama
berpendapat bahwa sebelum munculnya Dajjal harus datang terlebih dahulu Tanda
Penghubung antara tanda-tanda kecil kiamat dengan tanda-tanda besarnya. Tanda
Penghubung dimaksud ialah diutusnya Imam Mahdi ke muka bumi.
Kemunculan
Imam Mahdi akan di dahului oleh beberapa tanda-tanda sebagaimana yang
disebutkan dalam beberapa hadist berikut:
Telah
bersabda Rasulullah SAW:
“Sungguh, Baitullah ini akan diserang oleh
suatu pasukan, sehingga apabila pasukan tersebut telah sampai pada sebuah
padang pasir, maka bagian tengah pasukan itu ditelan bumi. Maka berteriaklah
pasukan bagian depan kepada pasukan bagian belakang, dimana kemudian semua
mereka ditenggelamkan bumi dan tidak ada yang tersisa, kecuali seseorang yang
selamat, yang akan mengabarkan tentang kejadian yang menimpa mereka. (HR.
Muslim, Ahmad, Nasai, dan Ibnu Majah)
Aisyah
Ummul Mukminin RA telah berkata:
Pada
suatu hari tubuh Rasulullah SAW bergetar dalam tidurnya. Lalu kami bertanya,
'Mengapa engkau melakukan sesuatu yang belum pernah engkau lakukan wahai
Rasulullah?' Rasulullah SAW menjawab, 'Akan terjadi suatu keanehan, yaitu bahwa
sekelompok orang dari umatku akan berangkat menuju baitullah (Ka'bah) untuk
memburu seorang laki-laki Quraisy yang pergi mengungsi ke Ka'bah. Sehingga
apabila orang-orang tersebut telah sampai ke padang pasir, maka mereka ditelan
bumi.' Kemudian kami bertanya, 'Bukankah di jalan padang pasir itu terdapat
bermacam-macam orang?' Beliau menjawab, 'Benar, di antara mereka yang ditelan
bumi tersebut ada yang sengaja pergi untuk berperang, dan ada pula yang dipaksa
untuk berperang, serta ada pula orang yang sedang berada dalam suatu
perjalanan, akan tetapi mereka binasa dalam satu waktu dan tempat yang sama.
Sedangkan mereka berasal dari arah (niat) yang berbeda-beda. Kemudian Allah SWT
akan membangkitkan mereka pada hari berbangkit, menurut niat mereka masing-masing.
(HR. Bukhary, Muslim) ”
Telah
bersabda Rasulullah SAW:
“Seorang
laki-laki akan datang ke Baitullah (Ka'bah), maka diutuslah suatu utusan (oleh
penguasa) untuk mengejarnya. Dan ketika mereka telah sampai di suatu gurun
pasir, maka mereka terbenam ditelan bumi. (HR. Muslim) ”
Telah
bersabda Rasulullah SAW:
“Suatu
kaum yang mempunyai jumlah dan kekuatan yang tidak berarti akan kembali ke
Baitullah. Lalu diutuslah (oleh penguasa) sekelompok tentara untuk mengejar
mereka, sehingga apabila mereka telah sampai pada suatu padang pasir, maka mereka
ditelan bumi. (HR. Muslim)”
Telah
bersabda Rasulullah SAW:
“Suatu
pasukan dari umatku akan datang dari arah negeri Syam (Palestina) ke Baitullah
(Ka'bah) untuk mengejar seorang laki-laki yang akan dijaga Allah dari mereka.
(HR. Ahmad)
Banyak
pendapat mengatakan bahwa kondisi dunia dewasa ini berada di ambang datangnya
tanda-tanda besar Kiamat. Karena di masa kita hidup dewasa ini sudah sedemikian
banyak tanda-tanda kecil yang bermunculan. Praktis hampir seluruh tanda-tanda
kecil kiamat yang disebutkan oleh Rasulullah sudah muncul semua di zaman kita.
Kedatangan
Imam Mahdi
Hadits
berikut ini bahkan memberikan kita gambaran bahwa kedatangan Imam Mahdi akan
disertai tiga peristiwa penting. Pertama, perselisihan berkepanjangan sesudah
kematian seorang pemimpin. Kedua, dibai’atnya seorang lelaki (Imam Mahdi) secara
paksa di depan Ka’bah.
Ketiga, terbenamnya pasukan yang ditugaskan untuk menangkap Imam Mahdi dan orang-orang yang berbai’at kepadanya. Allah benamkan seluruh pasukan itu kecuali disisakan satu atau dua orang untuk melaporkan kepada penguasa zalim yang memberikan mereka perintah untuk menangkap Imam Mahdi.
Ketiga, terbenamnya pasukan yang ditugaskan untuk menangkap Imam Mahdi dan orang-orang yang berbai’at kepadanya. Allah benamkan seluruh pasukan itu kecuali disisakan satu atau dua orang untuk melaporkan kepada penguasa zalim yang memberikan mereka perintah untuk menangkap Imam Mahdi.
“Akan
terjadi perselisihan setelah wafatnya seorang pemimpin, maka keluarlah seorang
lelaki dari penduduk Madinah mencari perlindungan ke Mekkah, lalu datanglah
kepada lelaki ini beberapa orang dari penduduk Mekkah, lalu mereka membai’at
Imam Mahdi secara paksa, maka ia dibai’at di antara Rukun dengan Maqam Ibrahim
(di depan Ka’bah). Kemudian diutuslah sepasukan manusia dari penduduk Syam, maka
mereka dibenamkan di sebuah daerah bernama Al-Baida yang berada di antara
Mekkah dan Madinah.” (HR Abu Dawud 3737)
Sebagian
pengamat tanda-tanda akhir zaman beranggapan bahwa indikasi yang pertama telah
terjadi, yaitu perselisihan dan kekacauan yang timbul sesudah wafatnya seorang
pemimpin. Siapakah pemimpin yang telah wafat itu? Wallahua’lam. Dugaan
bermunculan, Sebagian berspekulasi bahwa yang dimaksud adalah Yaseer Arafat
(Palestina) atau Saddam Husein (Irak). Karena semenjak kematiannya, negeri
Palestina - Irak berada dalam kekacauan berkepanjangan.
Kemunculan Imam Mahdi bukan karena kemauan Imam Mahdi itu sendiri melainkan karena takdir Allah yang pasti berlaku. Bahkan Imam Mahdi sendiri tidak menyadari bahwa dirinya adalah Imam Mahdi melainkan setelah Allah SWT mengislahkannya dalam suatu malam, seperti yang dikatakan dalam sebuah hadist berikut:
Kemunculan Imam Mahdi bukan karena kemauan Imam Mahdi itu sendiri melainkan karena takdir Allah yang pasti berlaku. Bahkan Imam Mahdi sendiri tidak menyadari bahwa dirinya adalah Imam Mahdi melainkan setelah Allah SWT mengislahkannya dalam suatu malam, seperti yang dikatakan dalam sebuah hadist berikut:
“Al-Mahdi
berasal dari umatku, yang akan diislahkan oleh Allah dalam satu malam.” (HR.
Ahmad dan Ibnu Majah)
Telah
bersabda Rasulullah SAW:
“Akan
dibaiat seorang laki-laki antara makam Ibrahim dengan sudut Ka'bah.” (HR.
Ahmad, Abu Dawud)
Dalam
hadist yang disebutkan bahwa Imam Mahdi akan memimpin selama 7 atau 8 atau 9
tahun. Semasa kepemimpinannya Imam Mahdi akan membawa kaum muslimin untuk
memerangi kezaliman, hingga satu demi satu kedzaliman akan tumbang takluk
dibawah kekuasaanya.
Kemenangan demi kemenangan senantiasa diraih Imam Mahdi dan pasukannya akan membuat murka raja kezaliman (Dajjal) sehingga membuat Dajjal keluar dari persembunyiannya dan berusaha membunuh Imam Mahdi serta pengikutnya.
Kemenangan demi kemenangan senantiasa diraih Imam Mahdi dan pasukannya akan membuat murka raja kezaliman (Dajjal) sehingga membuat Dajjal keluar dari persembunyiannya dan berusaha membunuh Imam Mahdi serta pengikutnya.
Kekuasaan
dan kehebatan Dajjal bukanlah lawan tanding Imam Mahdi oleh karena itu sesuai
dengan takdir Allah, maka Allah SWT akan menurunkan Nabi Isa dari langit yang
bertugas membunuh Dajjal. Imam Mahdi dan Nabi Isa akan bersama-sama memerangi
Dajjal dan pengikutnya, hingga Dajjal mati ditombak oleh Nabi Isa di
"Pintu Lud".
Telah
bersabda Rasulullah Salallahu 'alaihi wasallam :
“Kalian
perangi jazirah Arab dan Allah beri kalian kemenangan. Kemudian Persia (Iran),
dan Allah beri kalian kemenangan. Kemudian kalian perangi Rum (Romawi), dan
Allah beri kalian kemenangan. Kemudian kalian perangi Dajjal, dan Allah beri
kalian kemenangan.” (HR Muslim 5161)
Dan apabila ketiga peristiwa di atas telah terjadi, berarti Ummat Islam di seluruh penjuru dunia menjadi tahu bahwa Imam Mahdi telah datang diutus ke muka bumi. Kita sudah harus bersiap-siap untuk berlangsungnya pembai’atan Imam Mahdi di depan Ka’bah. Panglima ummat Islam di Akhir Zaman telah hadir. Dan bila ini telah menjadi jelas kitapun terikat dengan pesan Rasullullah SAW sebagai berikut:
Dan apabila ketiga peristiwa di atas telah terjadi, berarti Ummat Islam di seluruh penjuru dunia menjadi tahu bahwa Imam Mahdi telah datang diutus ke muka bumi. Kita sudah harus bersiap-siap untuk berlangsungnya pembai’atan Imam Mahdi di depan Ka’bah. Panglima ummat Islam di Akhir Zaman telah hadir. Dan bila ini telah menjadi jelas kitapun terikat dengan pesan Rasullullah SAW sebagai berikut:
“Ketika
kalian melihatnya (kehadiran Imam Mahdi), maka berbai’at-lah dengannya walaupun
harus merangkak-rangkak di atas salju karena sesungguhnya dia adalah
Khalifatullah Al-Mahdi.” [HR Abu Dawud 4074]
*****
ISLAMPOS.COM
- Imam Mahdi menjadi salah satu elemen datangnya Dajjal, dan begitu pula
sebaliknya. Siapa sosok juru selamat yang akan datang di akhir zaman?
Pertanyaan ini barangkali telah muncul beberapa abad silam. Hingga kini, umat
Muslim di berbagai negara masih terus memperbincangkannya. Menurut Ensiklopedi
Islam, terdapat perbedaan pendapat di kalangan umat Islam mengenai figur Imam
Mahdi.
‘’Ada
empat pendapat tentang figur Imam Mahdi,’’ tulis Ensiklopedi Islam. Menurut
kelompok pertama, Imam Mahdi adalah seorang yang berasal dari keturunan Fatimah
Az-Zahra, putri Rasulullah SAW. Ia berasal dari ahlulbait, yang namanya sama
dengan Nabi SAW. Imam mahdi akan datang pada akhir zaman.
Menurut
Ensiklopedi Islam, pendapat pertama ini dianut oleh mayoritas (jumhur)
ahlusunah waljamaah. Sebagian ulama Sunni menambahkan, nama ayah Imam Mahdi
yang akan menjadi juru penyelamat dunia di akhir zaman juga bernama Abdullah,
sama seperti nama bapaknya Nabi SAW.
Menurut
kelompok kedua, Imam Mahdi hanya figur seorang penyelamat kehidupan umat
Manusia. Penganut pendapat ini menegaskan, figur Imam Mahdi tak harus berasal
dari keturunan Fatimah Az-Zahra saja, yang jelas ia adalah seorang Muslim. Tak
heran, jika sejak abad pertama Hijriah sudah sangat banyak orang yang mengaku
dan disebut sebagai Imam Mahdi.
Kelompok
ketiga berpendapat, bahwa Imam mahdi bukan merupakan figur seseorang, tetapi
lambang atau simbol kemenangan yang haqq (benar) terhadap yang batil atau
simbol kemenangan terhadap ketidakadilan. ‘’Anggapan ini banyak di anut oleh
pemikir-pemikir modern,’’ tulis Ensiklopedi Islam.
Ketiga
pendapat tentang figur Imam Mahdi di atas itu banyak dianut oleh kalangan Sunni
atau ahlusunah waljamaah. John L Esposito dalam Ensiklopedi Oxford,
mengungkapkan, pada umumnya kaum Sunni berpendapat bahwa kehadiran Imam Mahdi
pada hakitanya adalah mewakili pandangan akan adanya pembaruan keyakinan, bukan
adanya reinkarnasi Tuhan, seperti dalam ajaran Syiah.
‘’Menurut
Kaum Sunni, figur Imam Mahdi yang terpilih bukanlah orang-orang yang kembali
dari persembunyian,’’ papar Esposito. Wahana penting untuk menyebarkan paham
ini dilakukan melalui ajaran dan tulisan para sufi, termasuk sufi yang sangat
berpengaruh, Ibnu Arabi (wafat 1240 M).
Muhammad
Baqir As-Sadr dalam Al-Mahdi Al-Muntazhar fi Fikril Islamy, mengungkapkan,
sebagian ulama Sunni juga turut menjelaskan kesahihan hadis-hadis mengenai Imam
Mahdi. Imam Tirmizi (wafat 279 H), misalnya, mengomentari tiga hadis mengenai
Imam Mahdi. ‘’Hadis ini hasan sahih,’’ ujar Imam Tirmizi.
‘’Sesungguhnya
hadis-hadis yang dijadikan hujjah oleh Allamah Hilli atas kemunculan Imam Mahdi
adalah hadis-hadis sahih,’’ tutur Ibnu Taimiyah, ulama Sunni terkemuka (wafat
728 H). Sebagian ulama Sunni juga menyatakan, hadis-hadis tentang akan tibanya
figur Imam Mahdi menjelang hari kiamat adalah mutawatir atau bersumber dari
Nabi SAW.
“Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang, Aku
merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia
usahakan,” (QS. Thaha:15)
TAK
ada yang tahu soal kiamat kecuali Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya: Dengan
demikian tiada seorang pun mengetahui kapan hari kiamat akan tiba. Allah SWT
hanya memberikan tanda-tanda menjelang datangnya kiamat.
*****
TEMPO.CO,
Surabaya - Pengajar sejarah islam pada fakultas Adab Institut Agama Islam
Negeri Surabaya, Imam Ghozali Said menilai perbedaan Syiah dan Sunni berasal
dari anggapan dasar mengenai keberadaan empat sahabat nabi.
"Syiah
hanya mengakui Ali, sementara Abu Bakar, Umar dan Usman dianggap zalim,"
kata Ghozali yang juga pengasuh Pesantren Mahasiswa An-Nur, Wonocolo, Surabaya
ini, Senin 3 September 2012.
Perbedaan
inilah yang setidaknya menjadikan tafsir al-quran antara Sunni dan Syiah
berbeda. "Al-quranya sama, hanya tafsirnya berbeda karena Syiah hanya
mengakui tafsir versi Ali," kata dosen yang mendapatkan gelar Master dari
Khartoum Internasional Institute Sudan ini.
Begitupun mengenai hadist, dimana kaum Syiah hanya mengakui hadist yang berasal dari ahlul bait. Perbedaan ini, sebenarnya sudah jelas karena tidak hanya Sunni dan Syiah, melainkan penganut aliran Islam lainya.
Begitupun mengenai hadist, dimana kaum Syiah hanya mengakui hadist yang berasal dari ahlul bait. Perbedaan ini, sebenarnya sudah jelas karena tidak hanya Sunni dan Syiah, melainkan penganut aliran Islam lainya.
Meski
antara Sunni dan Syiah berbeda, namun banyak ritual Syiah yang sebenarnya di
gunakan penganut Sunni. "Orang Sunni di Indonesia itu percaya juga pada
Imam Mahdi, padahal itu teologi syiah," ujarnya.
Menurut
dia, Syiah yang ada di Indonesia adalah Syiah Imamah dan sama dengan Syiah yang
ada di Iran, serta Libanon. Karenanya, Ghozali menyayangkan keluarnya fatwa
sesat yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sampang maupun Jawa Timur.
Ucapan
para ulama tentang pendapat Syi’ah
Imam
Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya al-Manarul Munif ketika berbicara
tentang Imam Mahdi, berkata: ”Beliau adalah seorang dari kalangan ahlul bait
Nabi Õáì Çááå Úáíå æÓáã dari turunan Hasan bin Ali , akan keluar di akhir zaman
ketika dunia telah dipenuhi oleh kejahatan dan kedhaliman, kemudian Ia
memenuhinya dengan kebaikan dan keadilan. Mayoritas hadits-hadits menunjukkan
yang demikian…”.
Kemudian
beliau berkata: ”Adapun Rafidhah Imamiyyah memiliki ucapan lain, yaitu: Al
Mahdi adalah Muhammad bin Al Hasan Al-Askari Al Muntadhar dari turunan Husain
bin Ali ÑÖí Çááå Úäå dan turunan Al Hasan. Yang hadir di semua negeri tetapi
ghaib dari pandanyan mata, masuk ke gua Saamirra ketika masih kecil, lima ratus
tahun yang lalu lebih. Setelah itu tidak pernah terlihat lagi oleh mata dan
tidak pernah bisa diraba berita atau jejaknya. Setiap hari mereka menunggunya,
mereka berdiri dengan membawa kuda tunggangan di pintu gua dan menjerit-jerit
memanggil Imam Mahdi keluar menemui mereka: “Keluarlah wahai maulana!,
keluarlah wahai maulana! Kemudian mereka pulang dengan kegagalan. Demikianlah
tingkah mereka setiap hari”.
Setelah itu Ibnul Qayyim berkata: ”Sungguh mereka telah menjadikan diri mereka bahan tertawaan manusia, dan menjadi cemoohan orang yang berakal”. (al-Manarul Munif, Ibnul Qayyim, hal. 151-152)
Imam
Ibnu Katsier rahimahullah dalam Kitabul Fitan Wal Malahim berkata: ”Pasal,
tentang Al-Mahdi yang akan muncul di akhir zaman, yang merupakan salah seorang
dari khalifah-khalifah yang lurus dan imam-imam yang mendapatkan petunjuk. Dia
bukanlah Al-Muntadhar yang diyakini kaum Syi’ah dan diharapkan -oleh mereka-
munculnya dari gua Saamirra. Karena semua itu kenyataannya tidak ada, tidak
terlihat wujudnya tidak ada pula tanda-tandanya. Mereka menganggap imam Mahdi
itu adalah Muhammad bin al-Hasan al-Askari yang masuk ke gua.
Kemudian
beliau berkata juga: ”Al-Mahdi akan keluar dari arah Masyriq, bukan dari gua
samirra seperti anggapan orang-orang bodoh dari kalangan Rafidhah, yang
menganggapnya sudah ada sekarang dan mereka terus menunggu keluarnya di akhir
zaman. Sungguh ini adalah sebuah igauan dan kerendahan yang dilemparkan oleh
setan. Karena tidak ada dalil, tidak ada bukti, tidak dari kitab Al-Qur’an,
tidak dari As-Sunnah, tidak dari akal yang sehat dan tidak pula dari Istihsan”.
(Al-Fitan Wal Malahim, 1/29).
Al-Imam
As-Safarini berkata dalam kitabnya Lawami’ul Anwar setelah menerangkan aqidah
Ahlussunnah Wal Jamaah tentang Imam Mahdi sebagai berikut: ”Adapun anggapan
syi’ah yang mengatakan bahwa namanya Muhammad bin Al-Hasan, yakni Muhammad bin
Al-Hasan AlAskari maka itu hanyalah igauan karena Muhammad bin Al-Hasan telah
mati dan warisan bapaknya telah diambil oleh pamannya Ja’far”. (Lawami’ul
Anwar, juz II hal. 84)
Pendapat
Ahlus Sunnah tentang Imam Mahdi
Ahlus
Sunnah meyakini akan datangnya Imam al-Mahdi di akhir zaman, namun bukan
seperti Al-Mahdi yang digambarkan oleh sòyi’ah. Ahlus sunnah meyakini apa yang
dikabarkan oleh Rasululloh sebagaimana apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud, bahwa
Beliau bersabda:
"Tidak
akan hilang dunia hingga arab dikuasai oleh seorang dari Ahli Baitku, namanya
mencocoki namaku dan nama bapaknya mencocoki nama bapakku. Dia akan memenuhi
dunia dengan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kedzaliman dan
kejahatan” (HR. Abu Dawud dalam kitabul mahdi 4/473, Tirmidzi dalam kitabul
fitan bab ma ja’a fil mahdi 4505 dan beliau berkata hadits ini hasan shahih.
Berkata Syaikh al-Albani: sanadnya hasan. Lihat Misykatul Mashabih 3/1501
hadits 5425).
Dalam
hadits ini sangat jelas disebutkan bahwa Imam Mahdi akan muncul di akhir zaman
dan namanya mencocoki nama Rasulullah dan nama bapaknya. Berarti Imam Mahdi
adalah seorang yang dilahirkan seperti manusia pada umumnya yaitu dari seorang
bapak yang bernama Abdullah, sehingga beliau dipanggil dengan nama Muhammad bin
Abdillah, bukan Muhammad bin al-Hasan al-Asykari. (Lihat edisi yang lalu)
Nasehat
untuk seluruh kaum muslimin
Kita
kaum muslimin semestinya berjalan di atas jalan tengah, tidak berlebihan dan
tidak pula berkurang-kurangan. Tidak ekstrim, melampaui batas yang telah
digariskan dan tidak pula ta’ashub mengikuti hawa nafsu hingga menolak
hadits-hadits yang shahih.
Alloh
Subhaanahu Wata’ala berfirman:
…Apa
yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya
bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh
sangat keras hukuman-Nya". (al-Hasyr : )
Referensi :
- Wikipedia, http://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Mahdi
- Era Muslim, “Tanda-tanda kemunculan Imam Mahdi”
- Bulletin Manhaj Salaf, Al Ustadz Muhammad Umar As Sewed, “Imam Mahdi, antara Ifrath dan Tafrith”
- James Morris, Ibn Arabi Society, "Al Mahdi".
- Amin Muhammad Jamaluddin, "Umur Umat Islam, Kedatangan Imam Mahdi, dan Munculnya Dajjal"
- Islam Pos dan Tempo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar