Minggu, 27 Juli 2014

Persamaan Yahudi Dengan Syiah



  • Yahudi telah mengubah-ubah Taurat, begitu pula Syiah, mereka punya Al-Qur’an hasil kerajinan tangan mereka yakni “Mushaf Fathimah” yang tebalnya 3 kali Al-Qur’an kaum Muslimin. Mereka menganggap ayat Al-Qur’an yang diturunkan berjumlah 17.000 ayat, dan menuduh sahabat menghapus sepuluh ribu ayat lebih.
  • Yahudi menuduh Maryam yang suci berzina (QS. Maryam: 28), Syiah melakukan tuduhan yang sama terhadap istri Rosululloh shollalloohu ‘alaihi wa sallam, ‘Aisyah rodhialloohu ‘anha sebagaimana yang diungkapkan Al-Qummi (pembesar Syiah) dalam Tafsir Al-Qummi (II/34).
  • Yahudi mengatakan, “Kami tidak akan disentuh oleh api neraka melainkan hanya beberapa hari saja.” (QS. Al-Baqarah: 80). Syiah lebih dahsyat lagi dengan mengatakan, “Api neraka telah diharamkan membakar setiap orang Syiah,” sebagaimana tercantum dalam kitab mereka yang dianggap suci Fashl Kitab (hal.157).
  • Yahudi meyakini, Alloh mengetahui sesuatu setelah terjadinya sesuatu itu padahal Alloh tadinya tidak tahu. Begitu juga dengan Syiah, orang-orang Syiah menyebutnya sebagai akidah al bada’. Abu Abdillah berkata, “Seseorang belum dianggap beribadah kepada Alloh sedikit pun, hingga ia mengakui adanya sifat bada’ bagi Alloh.” (Ushulul Kafi fi Kitabit Tauhid: 1/331).
Bayangkan, mereka menisbahkan kebodohan kepada Alloh, padahal Alloh Subhaanahu wa Ta’ala telah berfirman, “Katakanlah, “Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib kecuali Alloh.” (QS. An-Naml: 65)

Sementara di sisi lain, mereka berkeyakinan bahwa para imam mereka mengetahui segala ilmu pengetahuan dan tak ada sedikit pun yang samar baginya. Al Kulaini, seorang ulama paling terpercaya di kalangan Syiah berkata di dalam bukunya, “Bab bahwa para imam mengetahui ilmu yang telah dan akan terjadi, dan tidak ada sesuatu apa pun yang tersembunyi bagi mereka.” (Al Kaafi: 1/261).
  • Yahudi berkata, “Tidak layak (tidak sah) kerajaan itu melainkan di tangan keluarga Daud”.  Syiah berkata, ”Tidak layak Imamah itu melainkan pada Ali dan keturunannya.”
  • Yahudi menghalalkan darah setiap muslim. Demikian pula Syiah, mereka menghalalkan darah Ahlussunnah/Sunni.
  • Yahudi tidak menetapkan adanya jihad hingga Alloh mengutus Dajjal. Syiah Rafidhah mengatakan, ”Tidak ada jihad hingga Alloh mengutus Imam Mahdi datang.”
  • Orang-orang Yahudi memberikan kepemimpinan kepada anak keturunan Nabi Harun ‘alaihis salam, bukan keturunan Nabi Musa ‘alahis salam. Demikian pula orang-orang Syiah, mereka memberikan kepemimpinan kepada keturunan Al Husein rodhiyalloohu ‘anhu, bukan Al Hasan rodhiyalloohu ‘anhu.
  • Dalam riwayat orang-orang Syiah disebutkan, dari Hisyam bin Salim, dia berkata, “Aku berkata kepada Ash-Shadiq Ja’far bin Muhammad ‘alaihimas salam, manakah yang lebih utama Al Hasan atau Al Husein?” Maka dia berkata, “Al Hasan lebih utama dari Husein.” Aku berkata, “Lalu bagaimana bisa imamah setelah Al Husein ditampuk keturunan Al Husein, bukan keturunan Al Hasan?” Maka Ja’far berkata, “Sesungguhnya Alloh —Tabaaroka wa Ta’ala menyukai jika sunnah Musa dan Harun berlaku kepada Al Hasan dan Al Husein ‘alaihimas salam. Apakah engkau tidak melihat bahwasanya Musa dan Harun itu keduanya adalah nabi? Demikian pula Al Hasan dan Al Husein, keduanya adalah imam. Tapi, Alloh Subhaanahu wa Ta’ala menjadikan nubuwwah bagi keturunan Harun, bukan Musa, walaupun Musa lebih afdhal dari Harun ‘alaihimas salam.”
  • Syiah Imamiyah menetapkan 12 imam mereka untuk menyerupai jumlah pemimpin dari kalangan Bani Israil (Yahudi), sebagaimana disebutkan dalam QS. Al Maidah
  • Orang-orang Yahudi membenci Jibril. Mereka mengatakan bahwa Jibril adalah musuh kita dari kalangan malaikat. Adapun Syiah berkata, Jibril telah keliru dalam menyampaikan wahyu kepada Rosululloh shollalloohu ‘alaihi wa sallam. Mereka juga berkata, “Sesungguhnya Jibril ‘alaihis salam telah berkhianat ketika menyampaikan wahyu kepada Muhammad Rosululloh shollalloohu ‘alaihi wa sallam, padahal sepantasnya dan yang lebih berhak adalah Ali bin Abi Tholib rodhiyalloohu ‘anhu.”
Inilah Syiah, bagaimana bisa mereka menuduh Jibril ‘alaihis salam berkhianat, padahal Alloh ‘Azza wa Jalla telah menyifatinya dengan al amin (yang dapat dipercaya) dalam firman-Nya, “Yang dibawa turun oleh ar-Ruh al Amin (Jibril).” (QS. As-Syu’ara: 193)
  • Yahudi sangat keras memusuhi kaum Muslimin, firman Alloh ‘Azza wa Jalla, artinya: “Pasti kamu akan dapati orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” (QS. Al Maidah: 82)
Demikian pula dengan orang-orang Syiah, sangat memusuhi Ahlus Sunnah wal Jama’ah, bahkan menganggap mereka sebagai najis.
  • Yahudi dan Syiah, keduanya tidak bersifat adil dalam memberikan kecintaan dan kebencian. Di satu sisi, Yahudi bersifat ghuluw (berlebih-lebihan) terhadap sebagian nabi dan orang-orang shaleh mereka. Mereka menempatkannya sebagai sembahan yang di agungkan. Seperti perkataan mereka yang dikutip dalam al Qur’an,
 “’Uzair anak Alloh.” (Qs. At-Taubah: 30).    ASTAGHFIRULLOOH…………

Di sisi lain, mereka mencela sebagian nabi dan menuduh mereka sebagai penjahat.

Demikian pula dengan Syiah, Anda dapat melihat mereka berlebih-lebihan mengagungkan Ali rodhiyalloohu ‘anhu dan sebagian keturunan beliau, bahkan menempatkan mereka sebagai sembahan dan berkeyakinan bahwa Alloh ‘Azza wa Jalla bersatu dalam dzat mereka. Namun di sisi lain, mereka mencela sahabat dan kaum Muslimin. Menuduh mereka munafik dan kafir.

Meski banyak memiliki persamaan, Yahudi dan Nasrani telah selangkah lebih maju dari Syiah dalam hal etika. Ketika orang-orang Yahudi ditanya, “Siapa penganut terbaik agama kalian?” Mereka menjawab, “Sahabat-sahabat Musa.” 

Orang-orang Nashrani pun ditanya dengan pertanyaan yang sama, jawaban mereka, “Para penolong ‘Isa.” Dan ketika orang-orang Syiah ditanya, “Siapa pengikut paling durhaka dari agama kalian?” Mereka menjawab, “Sahabat-sahabat Muhammad.”

Al-Baghdâdi rohimahullooh telah menjelaskan secara ringkas permusuhan kaum Syi’ah Bathiniyah ini terhadap Islam dan kaum Muslimin. Beliau berkata:“Ketahuilah semoga Alloh membuatmu bahagia, sesungguhnya bahaya yang ditimbulkan oleh kaum Bathiniyah terhadap kaum Muslimin lebih besar daripada bahaya yang ditimbulkan oleh kaum Yahudi, Nashrani maupun Majusi. Bahkan lebih besar dari pada kaum Dahriyah (atheis) serta kelompok-kelompok kafir lainnya. Bahkan lebih besar dari pada bahaya yang ditimpakan oleh Dajjal yang muncul di akhir zaman. Karena orang-orang yang tersesat akibat dakwah Bathiniyah ini, sejak awal mula munculnya dakwah mereka sampai hari ini lebih banyak dari pada orang-orang yang disesatkan oleh Dajjal pada waktu munculnya nanti. Karena fitnah Dajjal tidak lebih dari empat puluh hari, sementara kejahatan kaum Bathiniyah ini lebih banyak lagi dari pada butiran pasir dan tetesan hujan.” (Al-Farqu bainal Firoq hal. 382)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata tentang Syi’ah Bathiniyah, “Mereka lebih kafir dari orang Yahudi dan Nashrani, bahkan lebih kafir dari orang Musyrik… bahkan bahaya mereka lebih besar dari pada kafir harbi sekalipun bangsa tartar” (Dirasatul Firaq hlm. 193. Dinukil dari Majmu’ Fatawa, Ibnu Taimiyah, 35/149-152)

  • 1Yahudi mengkultuskan Ahbar (‘ulama mereka) dan Ruhban (para pendeta) sampai tingkat ibadah dan menuhankan. Syi’ah begitu pula, bersifat Ghuluw (melampaui batas) dalam mencintai para Imam mereka dan mengkultuskannya hingga di atas kelas manusia.
  • Yahudi mengatakan Ilyas dan Finhas bin ‘Azar bin Harun akan kembali (reinkarnasi) setelah mereka bedua meninggal dunia. Syi’ah lebih seru, mereka menyuarakan kembalinya (reinkarnasinya) ‘Ali, Al-Hasan, Al-Husain, dan Musa bin Ja’far yang dikhayalkan itu.
  • Yahudi tidak melakukan sujud sebelum menundukkan kepalanya berkali-kali, mirip ruku. Syi’ah Rafidhah juga demikian.
  • Yahudi menghalalkan darah setiap muslim. Demikian pula Syi’ah, mereka menghalalkan darah Ahlussunnah.
  • Yahudi mengharamkan makan kelinci dan limpa dan jenis ikan yang disebut jariu dan marmahi. Begitu pula orang-orang Syi’ah.
  • Yahudi tidak menghitung Talak sedikitpun melainkan pada setiap Haid. Begitu pula Syi’ah.
  • Yahudi dalam syari’at Ya’qub membolehkan nikah dengan dua orang wanita yang bersaudara sekaligus. Syi’ah juga membolehkan penggabungan (dalam akad nikah) antara seorang wanita dengan bibinya.
  • Yahudi memasukkan tanah basah bersama-sama jenazah mereka dalam kain kafannya demikian juga Syi’ah Rafidhah.
  • Yahudi tidak menetapkan adanya jihad hingga Alloh mengutus Dajjal. Syi’ah Rafidhah mengatakan,”tidak ada jihad hingga Alloh mengutus Imam Mahdi datang.

Referensi :
  • DERMAWAR SALAFI (berpegang teguh dengan salafi)
  •  www.nahimunkar.com
  • [kitab Badzl Al-Majhud fi Itsbat Musyabahah Ar-Rafidhah li Al-Yahud, oleh Abdullah Al-jamili]
(Di edit seperlunya untuk memudahkan pemahaman)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar