Selasa, 29 Juli 2014

Aliran Sesat Kaum Syiah Yang Suka Menghujat



Ironisnya, ketika pengasong syi’ah konsisten dengan kesesatannya, dan tetap gigih menjadikan isu memojokkan Salafy-Wahabi sebagai pintu masuk menjajakan paham sesatnya; pada saat bersamaan ada sosok yang oleh pengasong syi’ah diledekin sebagai Salafy-Wahabi justru terlihat runtang-runtung dengan mesra bersama peledeknya. Bahkan di antara sesama mereka (yang diledekin sebagai Salafy-Wahabi oleh pengasong syi’ah plus praktisi bid’ah), justru cenderung berpecah-pecah, berbantah-bantah. Untuk memaknai thoghut saja, mereka saling serang tak ada kesepakatan dan kearifan.

Makanya, pengasong syi’ah dan praktisi bid’ah merasa seperti di atas angin, dan merasa superior dengan praktik talbis al-iblis yang menjadikan isu Salafy-Wahabi sebagai kambing hitam dan hantu jejadian radikalisme agama di Indonesia. Astaghfirullooh…

Menghadapi masalah seperti ini, walau selicik apapun mereka (para pengasong syiah dan pengusung bid’ah), namun sebenarnya sudah ada petunjuk-petunjuk dalam Islam. Kalau kita melihat sejarah Islam, syi’ah itu dalam membuat fitnah adalah jagonya. Para sahabat dan bahkan isteri-isteri Nabi Muhammad shollalloohu ‘alaihi wa sallam saja difitnah secara keji oleh orang-orang syi’ah. Dari dulu hingga kini. Masih pula mereka lontarkan apa yang mereka sebut do’a namun isinya laknat lagi. Nah, kini apalagi hanya orang sekarang yang berusaha untuk mengikuti Islamnya para sahabat Nabi Muhammad shollalloohu ‘alaihi wa sallam allam, maka untuk memfitnahnya itu sudah merupakan hal yang lebih gampang dan sangat mudah bagi syi’ah.

Dari sini apakah kita harus mengawasi dan diam saja ‘demi menghindari fitnah’? Fitnah apakah yang lebih besar dari pada menuduh generasi teladan umat islam sebagai masyarakat bejat dan pendusta?

Marilah kita merenungi sama-sama perkataan bijak salah seorang sahabat yang bernama Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu: “Bila umat Islam di akhir zaman mulai melaknat pendahulunya, maka siapa saja yang berilmu hendaklah menunjukkan ilmunya. Bila ia menyembunyikan, maka ia seperti yang menyembunyikan ajaran Muhammad shollalloohu ‘alaihi wa sallam.” (Nisbat riwayat ini kepada Nabi sanadnya dha’if, namun riwayat ini adalah dari perkataan Jabir bin Abdillah)

Bisakah Anda menangkap kedalaman makna ucapan ini? Hujatan terhadap generasi sahabat bukan sekedar hujatan terhadap mereka yang telah tiada… tidak juga seperti ucapan sebagian orang bahwa: “Hujatan tersebut tidak berbahaya bagi para sahabat, karena mereka telah masuk Surga meski Syi’ah tidak suka.” Akan tetapi bahaya besar di balik ucapan ini ialah karena hujatan terhadap para sahabat pada hakikatnya adalah hujatan terhadap Islam secara langsung. Sebab kita tidak mendapatkan ajaran Islam kecuali melalui para sahabat radhiyallahu ‘anhum.

Kalau berbagai hujatan yang menimbulkan keraguan akan akhlak, niat, dan perbuatan para sahabat dibiarkan; lantas agama model apa yang akan kita anut? Hilanglah agama kita kalau kita terima semua itu… hilanglah hadits-hadits Rosululloh shollalloohu ‘alaihi wa sallam dan ajaran beliau. (
http://nahimunkar.com/14988/awas-syiah-mengancam-kita/)

Selanjutnya kini, kalau fitnah – berupa pemojokan dengan sebutan salafi wahabi dan aneka fitnah secara dusta– terhadap generasi yang mengikuti para sahabat itu kita diamkan saja padahal kita tahu, lantas apakah kita rela aqidah Ummat Islam ini diganti dengan aliran sesat syi’ah dan bermuatan aneka bid’ah?
Wallohu A'lamu Bishshowab..

  وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّم

Tidak ada komentar:

Posting Komentar