بسم الله الرحمن الرحيم
(oleh: Addariny, di Madinah, 1 juni 2009)
Inilah DOKUMEN RAHASIA sekte syiah (baca: AGAMA SYI’AH),
tentang misi (makar jahat) jangka panjang mereka (50 th), untuk
menegakkan kembali dinasti persia yang telah runtuh oleh Islam
berabad-abad lamanya, sekaligus membumi-hanguskan negara-negara Ahlus
Sunnah, musuh bebuyutan mereka.
Dokumen ini disebarkan oleh
Ikatan Ahlus Sunnah di Iran, begitu pula majalah-majalah di berbagai
negara ahlus sunnah, termasuk diantaranya Majalah al-Bayan, edisi 123,
Maret 1998.
Karena naskah yang tersebar
adalah naskah dalam bahasa arab, maka kami terjemahkan ke dalam bahasa
indonesia, agar orang yang tidak mampu berbahasa arab pun bisa memahami
isi naskah tersebut.
Sekarang kami persilahkan anda membaca terjemahannya:
((Bila kita tidak mampu untuk mengusung
revolusi ini ke negara-negara tetangga yang muslim, tidak diragukan lagi
yang terjadi adalah sebaliknya, peradaban mereka -yang telah tercemar
budaya barat- akan menyerang dan menguasai kita.
Alhamdulillah, -berkat anugerah Alloh dan pengorbanan para pengikut imam yang pemberani- berdirilah sekarang di Iran, Negara Syiah Itsna Asyariyyah
(syiah pengikut 12 imam), setelah perjuangan berabad-abad lamanya. Oleh
karena itu, -atas dasar petunjuk para pimpinan syi’ah yang mulia- kita
sekarang mengemban amanat yang berat dan bahaya, yakni: menggulirkan revolusi.
Kita harus akui, bahwa pemerintahan kita
adalah pemerintahan yang berasaskan paham syi’ah, disamping tugasnya
melindungi kemerdekaan negara dan hak-hak rakyatnya, kita juga wajib
menjadikan pengguliran revolusi sebagai target negara yang paling utama.
Akan tetapi, karena melihat perkembangan
dunia saat ini dengan aturan UU antar negaranya, maka tidak mungkin
bagi kita untuk menggulirkan revolusi ini (dg serta merta), bahkan bisa
jadi hal itu mendatangkan resiko besar yang bisa membahayakan
kelangsungan kita.
Karena alasan ini, maka -setelah
mengadakan tiga pertemuan, dan menghasilkan keputusan, yang disepakati
oleh hampir seluruh anggota-, kami menyusun strategi jangka panjang 50
tahun, yang terdiri dari 5 tahapan, setiap tahapan berjangka 10 tahun,
yang bertujuan untuk menggulirkan revolusi islam ini, ke seluruh
negara-negara tetangga, dan menyatukan kembali dunia Islam (dengan
men-syi’ah-kannya).
Bahaya yang kita hadapi dari para
pemimpin wahabiah dan mereka yang berpaham ahlus sunnah, itu jauh lebih
besar dibandingkan bahaya yang datang dari manapun juga, baik dari timur
maupun barat. Karena orang-orang wahabi dan ahlus sunnah selalu
menentang pergerakan kita, merekalah musuh utama wilayatul fakih
dan para imam yang ma’shum. Bahkan mereka beranggapan bahwa menjadikan
faham syi’ah sebagai landasan negara, adalah hal yang bertentangan
dengan agama dan adat. Dengan begitu berarti mereka telah memecah dunia
Islam menjadi dua kubu yang saling bermusuhan.
Atas dasar ini:
Kita harus menambah kekuatan di
daerah-daerah berpenduduk ahlus sunnah di Iran, khususnya kota-kota
perbatasan. Kita harus menambah masjid-masjid dan husainiyyat kita di sana, disamping menambah volume dan keseriusan dalam pengadaan acara-acara peringatan ritual syi’ah.
Kita juga harus menciptakan iklim yang
kondusif, di kota-kota yang dihuni oleh 90-100 persen penduduk Ahlus
Sunnah, agar kita bisa mengirim dalam jumlah besar kader-kader syi’ah
dari berbagai kota dan desa pedalaman ke daerah-daerah tersebut, untuk
selamanya tinggal, kerja, dan bisnis di sana.
Dan merupakan kewajiban negara dan
instansinya, untuk memberikan perlindungan langsung kepada mereka yang
diutus untuk menempati daerah itu, dengan tujuan agar dengan berlalunya
waktu, mereka bisa merebut jabatan pegawai di berbagai kantor, pusat
pendidikan dan layanan umum, yang masih di pegang oleh kaum ahlus
sunnah.
Strategi yang kami buat untuk
pengguliran revolusi ini, -tidak seperti anggapan banyak kalangan- akan
membuahkan hasil, tanpa adanya kericuhan, pertumpahan darah, atau bahkan
perlawanan dari kekuatan terbesar dunia. Sungguh dana besar yang kita
habiskan untuk mendanai misi ini, tak akan hilang tanpa timbal-balik.
TEORI MEMPERKUAT PILAR-PILAR NEGARA:
Kita tahu, bahwa kunci utama untuk
menguatkan pilar-pilar setiap negara dan perlindungan terhadap
rakyatnya, berada pada tiga asas utama:
Pertama: Kekuatan (militer dan senjatanya) yang dimiliki oleh pemerintahan yang sedang berkuasa.
Kedua: Ilmu dan pengetahuan yang dimiliki oleh para ulama dan penelitinya.
Ketiga: Ekonomi yang terfokus pada kelompok pengusaha pemilik modal.
Apabila
kita mampu menggoncang pemerintahan, dengan cara memunculkan
perseteruan antara ulama dan penguasanya, atau memecah konsentrasi para
pemilik modal di negara itu, dengan menarik modalnya ke negara kita atau
negara lain, tak diragukan lagi, kita telah menciptakan keberhasilan
yang gemilang dan menarik perhatian dunia, karena kita telah meruntuhkan
tiga pilar tersebut.
Adapun rakyat jelata setiap negara, yang
berjumlah rata-rata 70-80 persen, mereka hanyalah pengikut hukum dan
kekuatan yang menguasainya. Mereka disibukkan oleh tuntutan hidupnya,
untuk mencari rizki, makan dan tempat tinggalnya. Oleh karena itu,
mereka akan membela siapa pun yang sedang berkuasa. Dan untuk mencapai
atap setiap rumah, kita harus menaiki tangga utamanya.
Tetangga-tetangga kita dari kaum Ahlus Sunnah dan Wahabi
adalah: Turki, Irak, Afganistan, Pakistan, banyak negara kecil di
pinggiran selatan, dan gerbangnya negara teluk persia, yang tampak
seakan negara-negara yang bersatu, padahal sebenarnya
berpecah-belah. Daerah-daerah ini, adalah kawasan yang sangat penting
sekali, baik di masa lalu, maupun di masa-masa yang akan datang. Ia juga
ibarat kerongkongan dunia di bidang minyak bumi. Tidak ada di muka bumi
ini, kawasan yang lebih sensitif melebihinya. Para penguasa di kawasan
ini memiliki taraf hidup yang tinggi, karena penjualan minyak buminya.
Kategori Penduduk di Kawasan ini
Penduduk di kawasan ini terbagi dalam tiga golongan:
Pertama: Penduduk baduwi dan padang pasir, yang telah ada sejak beratus-ratus tahun lalu.
Kedua: Pendatang yang
hijrah dari berbagai pulau dan pelabuhan, yang telah hijrah sejak zaman
pemerintahan Syah Isma’il as-Shofawi, dan terus berlangsung hingga
zamannya Nadirsyah Afsyar, Karim Khan Zind, Raja al-Qojar, dan keluarga
al-Bahlawi. Dan telah banyak perjalanan hijrah dari waktu ke waktu,
sejak mulainya revolusi Islam.
Ketiga: Mereka yang berasal dari negara arab lainnya, dan kota-kota pedalaman Iran.
Adapun lahan bisnis, perusahaan ekspor
impor dan kontraktor, biasanya dikuasai oleh selain penduduk asli.
Sedangkan penduduk asli, kebanyakan mereka hidup dari menyewakan lahan
dan jual-beli tanah. Mengenai para keluarga penguasa, biasanya mereka
hidup dari gaji pokok penjualan minyak buminya.
Adapun kerusakan masyarakat, kerusakan
budaya, dan banyaknya praktek yang menyimpang dari Islam, itu sangat
jelas terlihat. Karena mayoritas penduduk negara-negara ini, telah larut
dalam kenikmatan dunia, kefasikan dan perbuatan keji. Banyak dari
mereka yang mulai membeli perumahan, saham perusahaan, dan menyimpan
modal usahanya di eropa dan amerika, khususnya di jepang, inggris,
swedia, dan swiss, karena kekhawatiran mereka akan runtuhnya negara
mereka di masa-masa mendatang. Sesungguhnya dengan menguasai negara-negara ini, berarti kita telah menguasai setengah dunia.
BEBERAPA TAHAPAN DALAM MENGGULIRKAN REVOLUSI INI
Untuk menjalankan misi panjang 50 tahun
ini, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah: memperbaiki
hubungan kita dengan negara-negara tetangga, dan harus ada hubungan yang
kuat dan sikap saling menghormati, antara kita dengan mereka. Bahkan
kita juga harus memperbaiki hubungan kita dengan Irak, setelah perang
berakhir dan sadam husein jatuh, karena menjatuhkan seribu kawan itu lebih ringan, dibanding menjatuhkan satu lawan.
Dengan adanya hubungan politik, ekonomi
dan budaya antara kita dengan mereka, tentunya akan masuk sekelompok
kader dari Iran ke negara-negara ini, sehingga memungkinkan kita untuk mengirim para duta secara resmi, yang pada hakekatnya adalah pelaksana program revolusi ini, selanjutnya kita akan tentukan misi khusus mereka saat menugaskan dan mengirimkannya.
Janganlah kita beranggapan bahwa 50
tahun adalah waktu yang panjang, karena kesuksesan langkah kita ini
benar-benar membutuhkan perencanaan yang berkelanjutan hingga 20 tahun.
Sungguh tersebarnya paham syi’ah, yang kita rasakan di banyak negara
saat ini, bukanlah buah dari perencanaan 1 atau 2 hari.
Dulunya kita tidak memiliki seorang pun
pegawai di negara manapun, apalagi kader dengan jabatan menteri, wakil
negara dan presiden. Bahkan dulunya banyak kelompok, seperti wahabiah,
syafi’iah, hanafiah, malikiah, dan hanbaliah, memandang kita sebagai
kelompok yang murtad dari Islam, sehingga pengikut mereka telah
berkali-kali mengadakan pemusnahan kaum syi’ah secara massal. Memang
benar kita tidak merasakan pahitnya hari-hari itu, tetapi nenek moyang
kita pernah merasakannya. Kehidupan kita hari ini adalah buah dari
gagasan, pemikiran dan langkah mereka. Mungkin juga kita tidak akan
hidup di masa depan, akan tetapi revolusi dan madzhab kita akan tetap
ada.
Untuk menunaikan misi ini, tidaklah
cukup hanya dengan mengorbankan hidup, atau apapun yang paling berharga
sekalipun, akan tetapi juga membutuhkan pemrograman yang telah matang
dikaji.
Harus ada perencanaan untuk masa depan,
walaupun untuk 500 tahun ke depan, apalagi hanya 50 tahun saja. Karena
kita adalah pewaris berjuta-juta syuhada’, yang gugur di tangan
setan-setan yang mengaku muslim, darah mereka terus mengalir dalam
sejarah, sejak meninggalnya Rosul hingga hari ini. Dan cucuran darah itu
tidak akan kering, sehingga setiap orang yang mengaku muslim, meyakini
hak Ali dan keluarga Rasulullah, mengakui kesalahan nenek moyang mereka,
dan mengakui syi’ah sebagai pewaris utama ajaran Islam.
Beberapa Tahapan Penting dalam Perjalanan Misi ini
TAHAP PERTAMA (sepuluh tahun pertama):
Kita tidak ada masalah dalam menyebarkan
madzhab syi’ah di Afganistan, Pakistan, Turki, Iran dan Bahrain. Karena
itu, kita akan menjadikan tahapan sepuluh tahun kedua, sebagai tahapan
pertama di 5 negara ini.
Sedangkan tugas para duta kita di belahan negara lain adalah tiga hal:
Pertama: Membeli lahan tanah, perumahan dan perhotelan.
Kedua: Menyediakan
lapangan pekerjaan, kebutuhan hidup dan fasilitasnya kepada para
pengikut paham syi’ah, agar mereka mau hidup di rumah yang dibeli,
sehingga bertambah banyak jumlah penduduk yang sepaham dengan kita.
Ketiga: Membangun
jaringan dan relasi yang kuat dengan para pemodal di pasar dagang,
dengan para pegawai kantor (khususnya mereka yang menjabat sebagai
kepala tinggi), dengan tokoh publik, dan dengan siapapun yang memiliki
hak keputusan penuh di berbagai instansi negara.
Di sebagian negara-negara ini, ada
beberapa daerah, yang sedang dalam proyek pengembangan, bahkan di sana
ada rencana proyek pengembangan untuk puluhan desa, kampung, dan kota
kecil lainnya. Tugas wajib para duta yang kita kirim adalah membeli
sebanyak mungkin rumah di desa itu, untuk kemudian dijual dengan harga
yang pantas kepada orang yang mau menjual hak miliknya di pusat kota.
Sehingga dengan langkah ini, kota yang padat penduduknya bisa kita rebut
dari tangan mereka.
TAHAP KEDUA (sepuluh tahun kedua):
Kita harus mendorong masyarakat syi’ah
untuk menghormati UU, taat kepada para pelaksana UU dan pegawai negara,
serta berusaha mendapatkan surat ijin resmi untuk berbagai acara ritual
syi’ah, pendirian masjid, dan husainiyyat. Karena surat ijin
resmi tersebut, akan kita ajukan sebagai tanda bukti resmi di masa-masa
mendatang untuk mengadakan berbagai acara dengan bebas.
Kita juga harus berkonsentrasi pada
kawasan yang tinggi tingkat kepadatan penduduknya, untuk kita jadikan
sebagai tempat diskusi tentang masalah-masalah (syiah) yang sangat
sensitif.
Para duta syi’ah, -pada dua tahapan ini-
diharuskan untuk mendapatkan kewarga-negaraan dari negara yang
ditempatinya, dengan memanfaatkan relasi atau hadiah yang sangat
berharga sekalipun. Mereka juga harus mendorong para kadernya agar
menjadi pegawai negeri, dan segera masuk -khususnya- dalam barisan
militer negara.
Pada PERTENGAHAN TAHAP KEDUA:
Harus dihembuskan -secara
rahasia dan tidak langsung- isu bahwa para ulama ahlus sunnah dan
wahabiah adalah penyebab kerusakan di masyarakat, dan berbagai praktek
menyimpang syariat yang banyak terjadi di negara itu. Yaitu
melalui selebaran-selebaran yang berisi kritikan, dengan
mengatas-namakan sebagian badan keagamaan atau tokoh ahlus sunnah dari
negara lain. Tak diragukan lagi, ini akan memprovokasi sejumlah besar rakyat negara itu,
sehingga pada akhirnya mereka akan menangkap pimpinan agama atau figur
ahlus sunnah yang dituduh itu, atau kemungkinan lain; rakyat negara itu
akan menolak isi selebaran itu, dan para ulamanya akan membantahnya
dengan sekuat tenaga. Dan setelah itu kita munculkan banyak huru
hara, yang akan berakibat pada diberhentikannya penanggung jawab
masalah itu, atau digantikannya dengan staf yang baru.
Langkah ini, akan menyebabkan buruknya kepercayaan pemerintah kepada seluruh ulama di negaranya, sehingga menjadikan mereka tidak bisa menyebarkan agama, membangun masjid dan pusat pendidikan agama. Selanjutnya pemerintah akan menganggap seluruh ajakan yang berbau agama sebagai bentuk pelanggaran terhadap peraturan negara.
Ditambah lagi, akan berkembang rasa benci dan saling menjauh antara penguasa dengan ulama di negara itu,
sehingga ahlus sunnah dan wahabiyah akan kehilangan pelindung mereka
dari dalam, padahal tidak mungkin ada orang yang melindungi mereka dari
luar.
TAHAP KETIGA (sepuluh tahun ketiga):
Pada tahap ini, telah terbangun jaringan
yang kuat, antara duta-duta kita dengan para pemilik modal dan pegawai
atasan, diantara mereka juga banyak yang telah masuk dalam barisan
militer dan jajaran pemerintahan, yang bekerja dengan penuh ketenangan
dan hati-hati, tanpa ikut campur dalam urusan agama, sehingga
kepercayaan penguasa lebih meningkat lagi dari sebelumnya.
Pada tahapan ini, di saat berkembangnya
perseteruan, perpecahan, dan iklim yang memanas antara penguasa dengan
ulama, maka diharuskan kepada sebagian ulama terkemuka syiah yang telah
menjadi penduduk negara itu, untuk men-sosialisasikan keberpihakan
mereka kepada penguasa negara itu, khususnya pada musim-musim ritual
keagamaan (syi’ah), sekaligus menampakkan bahwa syi’ah adalah aliran yang tak membahayakan pemerintahan mereka.
Apabila situasi memungkinkan mereka untuk bersosialisasi melalui media
informasi yang ada, maka janganlah ragu-ragu memanfaatkannya untuk
menarik perhatian para penguasa, sehingga mereka senang dan menempatkan
kader kita pada jabatan pemerintahan, dengan tanpa ada rasa takut atau
cemas dari mereka.
Pada tahapan ini, dengan adanya
perubahan yang terjadi di banyak pelabuhan, pulau, dan kota lainnya di
negara kita, ditambah dengan devisa perbankan kita yang terus meningkat,
kita akan merencanakan langkah-langkah untuk menjatuhkan perekonomian negara-negara tetangga.
Tentu saja para pemilik modal dengan alasan keuntungan, keamanan dan
stabilitas ekonomi, akan mengirimkan seluruh rekening mereka ke negara
kita; dan ketika kita memberikan kebebasan kepada semua orang, dalam
menjalankan seluruh kegiatan ekonominya, dan pengelolaan rekening
banknya di negara kita, tentunya negara mereka akan menyambut rakyat
kita, atau bahkan memberikan kemudahan dalam kerjasama ekonomi.
TAHAP KEEMPAT (sepuluh tahun keempat):
Pada tahap ini, telah terhampar di depan kita fenomena; dimana banyak
negara yang para penguasa dan ulamanya saling bermusuhan, pebisnis yang
hampir bangkrut dan lari, serta masyarakat yang tak aman, sehingga siap
menjual hak miliknya dengan separo harga sekalipun, agar mereka bisa
pindah ke daerah yang aman.
Di saat terjadinya kegentingan inilah,
para duta kita akan menjadi pelindung bagi hukum dan para penguasanya.
Apabila para duta itu bekerja dengan sungguh-sungguh, tentunya mereka
akan mendapatkan jabatan terpenting dalam pemerintahan dan kemiliteran,
sehingga dapat mempersempit jurang pemisah antara para pemilik usaha
yang ada dengan para penguasa.
Keadaan seperti ini,
memungkinkan kita untuk menuduh mereka yang bekerja dengan tulus untuk
penguasa sebagai para penghianat negara, dan ini akan menyebabkan diberhentikannya mereka atau bahkan diusir dan diganti dengan kader kita.
Langkah ini akan membuahkan dua keuntungan:
Pertama: Pengikut kita akan mendapat kepercayaan yang lebih baik dari sebelumnya.
Kedua: Kebencian ahlus
sunnah akan semakin meningkat, karena meningkatnya kekuatan syi’ah di
berbagai instansi negara. Ini akan mendorong ahlus sunnah untuk
meningkatkan langkah menentang penguasa. Di saat seperti itu,
kader-kader kita harus bersanding membela penguasa, dan mengajak
masyarakat untuk berdamai dan tetap tenang. Dan pada saat yang bersamaan, mereka akan membeli kembali rumah dan barang yang semula akan mereka tinggalkan.
TAHAP KELIMA (sepuluh tahun terakhir):
Pada sepuluh tahun kelima, tentunya iklim dunia telah siap menerima revolusi ini, karena kita telah mengambil tiga pilar utama dari mereka, yang meliputi: keamanan, ketenangan, dan kenyamanan. Sedangkan
pemerintahan yang berkuasa, akan menjadi seperti kapal ditengah badai
dan nyaris tenggelam, sehingga mau menerima semua masukan yang akan
menyelamatkan jiwanya.
Di saat seperti ini, kita akan
memberikan masukan melalui beberapa tokoh penting dan terkenal, untuk
membentuk himpunan rakyat dalam rangka memperbaiki keadaan negara, dan
kita akan membantu penguasa untuk mengawasi berbagai instansi dan
mengamankan negara. Tak diragukan lagi, tentunya mereka akan menerima
usulan itu, sehingga para kader pilihan kita akan mendapatkan hampir
keseluruhan kursi di dalamnya. Kenyataan ini tentu akan
menyebabkan larinya para pengusaha, ulama, dan pegawai setia
pemerintahan, sehingga kita akan dapat menggulirkan revolusi islam kita
ke berbagai negara, tanpa menimbulkan peperangan atau pertumpahan darah.
Seandainya,
pada sepuluh tahun terakhir, rencana ini tidak membuahkan hasil, kita
tetap bisa mengadakan revolusi rakyat dan merebut kekuasaan dari tangan
penguasa.
Apabila penganut syi’ah adalah penduduk,
penghuni, dan rakyat negara itu, maka berarti kita telah menunaikan
kewajiban, yang bisa kita pertanggung-jawabkan di depan Allah, agama,
dan madzhab kita.
Bukan tujuan kita untuk mengantarkan seseorang kepada tampuk pimpinan, tetapi tujuan kita hanyalah menggulirkan revolusi, sehingga kita mampu mengangkat bendera kemenangan Agama Tuhan
ini, dan menampakkan nilai-nilai kita di seluruh negara. Selanjutnya
kita mampu maju melawan dunia kafir dengan kekuatan yang lebih besar,
dan menghias alam dengan cahaya Islam dan ajaran syi’ah, sampai
datangnya imam mahdi yang dinantikan))
… selesai sudah terjemahan naskah misi revolusi itu…
*******
Lihatlah wahai para pembaca…
betapa busuknya rencana mereka… betapa besarnya kebencian mereka
terhadap Ahlus Sunnah… Kita sekarang tahu bahwa syi’ah bukanlah sekedar
aliran paham biasa… akan tetapi… ia sekarang berubah menjadi aliran
pergerakan politik… yang bisa merongrong eksistensi negara… lihatlah
bagaimana mereka merencanakan pengguliran revolusi sedikit demi sedikit…
bagaimana mereka menjadikan dutanya sebagai alat penyebar aliran,
sekaligus alat politiknya…
Subhanalloh… semoga Alloh
menyelamatkan kita Ahlus Sunnah wal Jama’ah dari tipu daya mereka… Alloh
berfirman (yang artinya): “Mereka membuat tipu daya, maka Alloh pun
membalas dengan tipu daya. Dan Alloh adalah sebaik-baik pembalas tipu
daya…” (Ali Imron: 54)
Semoga tulisan ini bisa menyadarkan mereka yang menyuarakan, perlunya pendekatan antara syi’ah dan Ahlus Sunnah…